-->

HASIL KERJA MANUSIA DAN PROSES PENGENDALIANNYA.


Setiap hari manusia selalu terlibat dengan kegiatan-kegiatannya apakah
itu bekerja ataupun bergerak kesemuanya memerlukan tenaga." Yang
penting harus kita perhatikan, bagaimana mengatur kegiatan ini,
sedemikian rupa sehingga posisi tubuh saat bekerja atau bergerak
tersebut ada dalam keadaan nyaman tanpa mempengaruhi hasil kerjanya.

Tubuh manusia bisa dianggap sebagai suatu mesin, dimana untuk
melaksanakan kegiatannya dibatasi oleh serangkaian hukum-hukum
alam. Kemampuan manusia untuk melaksanakan macam-macam
kegiatannya tergantung pada struktur fisik dari tubuhnya yang terdiri dari
struktur ulang, otot-otot rangka, sistem syaraf dan proses metabolisme.
Dua ratus enam tulang man usia membentuk rangka, yang berfungsi
untuk melindungi dan melaksanakan kegiatan-kegiatan fisik. Tulang
tulang tersebut satu dengan yang lain dihubungkan dengan sendi-sendi
tulang yang terdiri atas gumpalan-gumpalan serabut otot yang dapat
berkontraksi,
Serabut otot ini berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi mekanik.
Kegiatan-kegiatan dari otot ini dikontrol oleh sistem syaraf sedemikian
rupa sehingga kegiatan kerja secara keseluruhan dapat berlangsung
dengan baik.

Semua kegiatan dari tubuh manusia, sudah dikatakan diatas, memerlukan
tenaga, tenaga ini diperoleh karena adanya proses metabolisme dalam
otot, yaitu berupa kumpulan-kumpulan dari proses kimia yang mengubah
bahan makanan menjadi dua bentuk, masing-masing kerja mekanis dan
panas.

Untuk mencari metoda pengukuran tentang semua kegiatan yang dialami
pekerja selama kegiatannya, dan kemudian untuk menyebarkan informasi
informasi tersebut kedalam bentuk angka-angka, diperlukan pendekatan
secara ilmiah dan teknik.
Sebagaimana kita ketahui, kerja manusia itu ada yang bersifat mental dan
ada yang bersifat fisik dan masing-masing mempunyai tingkat intensitas
yang berbeda-beda. Tingkat intensitan yang terlampau tinggi
memungkinkan pemakaian tenaga yang berlebihan, sebaliknya, tingkat
intensitas yang terlampau rendah memungkinkan timbulnya rasa jenuh
atau rasa bosan. Tingkat intensitas yang optimum ada diantara kedua
batas ekstrim di atas (lihal gambar 5.2.), dan tentunya berbeda-beda
untuk setiap individu. Dengan demikian, usaha-usaha Ergonomi harus
diarahkan pada pencapaian tingkat intensitas optimum ini.

Tingkat intensitas kerja yang optimum, umumnya dilaksanakan apabila
tidak ada tekanan (stress) dan ketegangan (strain). Tekanan di sini
berkenaan dengan beberapa aspek dari aktivitas manusia atau dari
lingkungan yang terjadi pada individu sebagai akibat reaksi individu
tersebut karena terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan
keinginannya. Sedangkan, ketegangan, merupakan konsekuensi logis
yang harus diterima oleh individu tersebut sebagai akibat dari tekanan.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment