Ciri-Ciri Bibit (Bakalan ) Ternak Ruminansia Pedaging Yang Untuk Digemukkan
1) Sapi
Sapi yang akan digemukkan, sebaiknya harus mempunyai ciri-ciri seperti sapi tipe pedaging. Adapun ciri-ciri sapi pedaging adalah sbb:
- Tubuh dalam dan besar, berbentuk balok atau segi empat
- Laju pertumbuhannya cepat
- Cepat mencapai dewasa
- Kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan
- Efisiensi pakannya tinggi. Mengacu pada ciri –ciri sapi pedaging /potong yang baik seperti telah dijelaskan dibagian atas, dibawah ini ada beberapa bibit (bakalan) ternak sapi yang dapat dipilih untuk digemukkan antara lain :
a) Sapi pedet yang akan dipelihara untuk tujuan penggemukan perlu diseleksi terlebih dahulu, agar bakalan sapi pedet yang digemukkan benar-benar memberikan keuntungan yang diharapkan. Bakalan sapi pedet yang lepas kolostrum yang berumur antara 6 – 7 hari dapat digemukkan. Penggemukan pada bakalan sapi pedet berlangsung selama 3-4 bulan untuk produksi veal. Yang dimaksud veal adalah anak sapi perah yang sejak dari lahir hingga disapih. Bangsa ternak yang umum digunakan produksi veal adalah bangsa ternak Holstein Friesien dengan bobot potong yang dicapai umumnya sekitar 120 kg. Pelaksanaan penggemukan veal tidak semudah yang diperkirkan, karena anak sapi lebih mudah terkena gangguan diare.
b) Bakalan yang digunakan untuk penggemukan adalah ternak sapi pedaging/potong yang lepas sapih yaitu pada umur 6-7 bulan dengan lama penggemukan berkisar antara 15-20 bulan tergantung dari kecepatan pertumbuhan. Pada ternak muda yang pertambahannya cepat umumnya dipotong pada umur 15 bulan dengan bobot potongan antara 350 – 450 kg.
c) Bakalan yang digunakan untuk penggemukan biasanya berumur lebih dari 2 tahun dari bangsa daging yang mutu genetiknya tidak terlalu bagus atau kondisi badannya kurang baik. Lama penggemukan pada bakalan ternak dewasa berkisar antara 3-6 bulan, tetapi tidak boleh melebihi dari 6 bulan, karena setelah lebih dari 6 bulan pertambahan berat badannya akan menurun. Bakalan yang digunakan adalah bakalan ternak dewasa yang kondisi tubuhnya kurus tetapi sehat, sehingga dengan diberikan ransum yang baik akan memperlihatkan pertambahan berat badan yang tinggi selama 2-3 bulan.
Pemilihan ternak bakalan sebagai calon penggemukan harus benarbenar diperhatikan, karena dengan pemilihan yang cermat akan menentukan berhasilnya usaha penggemukan tersebut. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah cara penilaian terhadap ternak itu sendiri. Penilaian dapat dilakukan dengan cara mengamati ternak dari jarak dekat, yang meliputi pengamatan dari arah depan, samping, arah belakang serta dengan cara meraba atau memegang bagian tertentu tubuh ternak, seperti pada pangkal ekor, tulang duduk, tulang iga dan penilaian pada bagian kemudi.
Pengamatan Ternak Sapi Dari Arah Depan
Untuk pengamatan atau penilaian ternak sapi dari arah depan, sebaiknya dilakukan pada jarak kurang lebih 3 meter juga. Karena pengamatan yang terlalu dekat pada ternak sapi dapat mengganggu zona lari sapi (wilayah kenyamanan sapi). Apabila zona lari sapi terganggu maka sapi akan merasa terancam , yang akhirnya sapi akan memberi reaksi. Reaksi sapi tersebut bisa marah, lari atau bahkan akan memberi perlawanan.
Pengamatan atau penilaian dari arah depan ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kepala, ciri-ciri kepala atau keadaan tanduknya, keadan kaki depan serasi tidaknya, keadaan dadanya dan lain sebagainya.
Pengamatan Ternak Sapi Dari Arah Samping
Agar penilaian terhadap ternak sapi yang akan di gunakan untuk program penggemukan, tidak salah perkiraan atau salah perhitungan , maka lakukanlah penilaian ternak sapi tersebut dari arah sampingnya. Sedangkan jarak antara ternak dengan kita tidak boleh terlalu dekat atau terlalu jauh. Karena apabila jaraknya terlalu dekat, penilaian yang dilakukan tidak dapat akurat begitu sebaliknya terlalu jauh juga kurang bagus. Jarak yang ideal penilaian terhadap ternak sapi dari arah samping adalah antara 3,0 – 4,5 meter.
Sedangkan yang dapat diamati atau di nilai dari samping diantaranya keadaan lututnya, kaki, pinggul, kekompakan bentuk tubuh atau postur tubuhnya, rata atau tidaknya keadaan punggungnya dan lain sebagainya.
Pengamatan Ternak Sapi Dari Arah Belakang
Pengamatan atau penilaian terhadap ternak sapi dari arah belakang, untuk mengetahui keadaan pantatnya yaitu lebar atau tidak keadaan pantat, bulat atau runcing kedaan pantat, keserasian pada saat berdiri pada tumpuan kaki-kakinya, cacat tidak keadaan kaki belakang dan lain sebagainya. Untuk pengamatan atau penilaian dari arah belakang sebaiknya dilakukan pada jarak kurang lebih 3 meter.
Perabaan Terhadap Ternak Sapi
Menilai ternak sapi dengan perabaan harus dilakukan dengan hati- hati, karena sapi mempunyai sifat menyeruduk dan menendangkan kakinya. Kalau tidak hati –hati pada saat meraba ternak sapi dapat membahayakan. Penilaian dengan perabaan pada ternak sapi untuk menentukan apakah sapi tersebut gemuk atau kurus, dapat juga untuk menentukan sapi tersebut sehat atau tidak. Kalau sapi diraba atau diusap bagian bulu atau kulitnya, menunjukkan bulunya banyak yang rontok berarti sapi kurang begitu sehat. Begitu pula untuk keadaan kulitnya kalau kulitnya sudah penuh daging berarti sapi sudah gemuk. Untuk sapi yang digemukkan sebaiknya di cari sapi yang kulit lentur, halus dan bersih serta kulitnya tidak terisi oleh daging semua dan lain sebagainya.
2) Kerbau
Kerbau juga termasuk hewan adalah penghasil daging seperti sapi, walaupun banyak orang yang mengatakan bahwa, kualitas daging kerbau lebih rendah dari pada kualitas daging sapi. Apabila ada orang mengatakan hal ini tidaklah selalu benar. Mengapa demikian ? karena kebanyakan kerbau yang dipotong adalah kerbau yang sudah tua, kerbau yang sudah tidak kuat lagi apabila dipekerjakan di sawah, sehingga kualitas daging sudah menurun. Untuk mengimbangi agar kualitas dagingnya mendekati sama, maka program penggemukan diharapkan pada kondisi yang seimbang, baik dalam penyediaan bibit (bakalan) yang akan digunakan maupun dalam hal manajemen pemeliharaannya. Kerbau termasuk hewan yang hidup sangat sederhana, mudah dipeliharaanya dan mudah beradaptasi dengan
lingkungan. Ia mempunyai ketahanan hidup yang tinggi dari lingkungan yang sangat jelek sampai lingkungan yang paling baik. Kerbau juga mempunyai sifat yang lembut, penurut dan mudah ditangani.
Populasi kerbau yang ada di Indonesia terdiri dari kerbau perah dan kerbau potong. Namun untuk kerbau perah populasinya sangat sedikit, hanya sekitar 5 % dari populasi yang ada. Sedangan populasi yang besar adalah kerbau potong dan kerbau kerja hampir mencapai 95 %. Kerbau –kerbau yang ada di Indonesia pada umumnya mempunyai ciriciri sebagai berikut: warna abu-abu, hitam, bule atau belang, ambing kecil dan hasil susu sedikit.
3) Domba
Domba sudah lama dikenal oleh masyarakat luas, mengingat manfaatnya yang cukup besar, khususnya dalam penyediaan daging. Domba sudah tersebar luas didaerah pedesaan. Domba pada umumnya dipelihara dalam skala yang relatif kecil, 3-5 ekor per keluarga petani. Pada umumnya pemeliharaan domba masih bersifat tradisional yaitu dengan cara dikandangkan atau setengah digembalakan.
Rata-rata pertambahan bobot badan domba yang dipelihara secara tradisional ini relatif kecil, yaitu 20-30 gram/ekor/hari. Apabila tata laksana pemeliharaannya lebih intensif lagi maka laju pertambahan bobot badan akan dapat terus ditingkatkan dan mencapai 50-150 gram/ekor/hari. Hal ini tentu saja harus diimbangi dengan manajemen pemeliharaan yang baik, yang meliputi : persiapan kandang, pemilihan bibit, pemberian pakan dan pengendalian penyakit.
4) Kambing
Kambing adalah ternak berkaki empat, suka makan dedaunan dan rumput-rumputan, penghasil daging, kulit, susu dan hasil sampingannya berupa kotoran yang bermanfaat bagi tanaman. Adapun ciri-cirinya adalah bulu tipis halus, ada yang berjenggot, tanduk berbentuk pipih, tubuhnya ramping, ekor umumnya mengarah keatas, dan kalau makan suka memanjatkan kaki bagian depannya keatas.
0 komentar:
Post a Comment