-->

Bahan –bahan Untuk Sanitasi Kandang

Telah lama manusia menggunakan bahan-bahan kimia yang kemudian dikenal dengan nama antiseptika atau desinfektansia. Telah lebih dari 5000 tahun yang lalu bangsa Mesir menggunakan rempah-rempah, minyak nabati ataupun getah-getah tanaman untuk mempertahankan tubuh orang yang mati agar dapat tahan lama, yang dikenal dengan mummi.  Pada tahun 2500 SM, orang mesir telah menggunakan acar atau anggur untuk mencuci luka. Yodium pada waktu itu telah lama digunakan sebelum kuman penyebab pernanahan diketahui. Sediaan chloor telah digunakan 150 tahun yang lalu untuk mencuci tangan  para mahasiswa di rumah sakit di Austria sebelum mereka bekerja di ruang bedah mayat. Setelah penggunaan antiseptika ini  kematian wanita setelah melahirkan telah turun dari 10% menjadi 1%.

Baru pada akhir abad ke 19 prinsip penyucihamaan mulai dikembangkan setelah penyebab infeksi diketahui oleh Louis Pasteur. Banyak sediaan obat-obatan yang dicobakan untuk kepentingan penyucihamaan ruangan maupun peralatan yang digunakan dalam operasi dan bahan-bahan tersebut telah diketahui memiliki kelebihan dan kekurangan. Obat yang baru dihasilkan selanjutnya menggantikan obat yang terdahulu, karena
Mengkomunikasikan
Presentasikan hasil kerja kelompok  Anda  di depan teman-teman.  Apakah  hasil  iventarisasi  dan  pengukuran  kandang  yang digunakan untuk ternak perah  sudah  cukup  dan dapat memperlancar  kegiatan usaha yang  dilakukan. obat-obat tersebut memiliki efektifitas yang lebih tinggi dan sifat meracun yang lebih rendah.

1) Antiseptika Yang dimaksud dengan antiseptika adalah semua senyawa yang dapat membunuh atau mencegah pertumbuhan jasad renik (mikroorganisme). Antiseptika biasanya dikenakan terhadap jaringan tubuh yang hidup. Kadar antiseptika yang digunakan biasanya rendah, untuk menghindari kerusakan jaringan. Kadar yang tinggi dapat membunuh sel-sel kuman maupun jaringan individu yang terkena. Dalam konsentrasi yang rendah antiseptika mungkin hanya menghambat perkembangbiakan jasad renik (bakteriostatik) 

a) Aseptik Pengertian aseptik adalah sifat cara penggunaan di dalam kedokteran hingga pencemaran oleh jasad renik atau nkuman dapat dihindari.  
b) Desinfektansia Sedangkan yang dimaksud dengan desinfektansia adalah semua senyawa yang dapat mencegah infeksi dengan jalan penghancuran atau pelarutan jasad renik yang patogen (dapat menyebabkan sakit). Desinfektansia biasanya digunakan untuk barang-barang yang tidak hidup. Misalnya ruang operasi, kandang, peralatan kandang, dan sebagainya. 
c) Germisid Germisid adalah senyawa yang dapat membunuh jasad renik dan merupakan bagian dari antiseptika. Tergantung pada jasad renik yang dapat dibunuh olehnya. Germisid mungkin berupa sebagai bakterisid, virussid, fungisid, amebiasid, dan sebagainya.
d) Sanitizer Sanitizer adalah bentuk khusus desinfektansia. Sanitizer dapat menurunkan jumlah kuman sampai bats-batas yang diijinkan oleh dinas kesehatan. 
e) Bakterisid, merupakan bahan kimia yang mempunyai daya kerja mematikan sel-sel bakteri.
f) Mikrobisid, merupakan bahan kimia yang daya kerjanya mematikan lebih dari satu macam mikroorganisme, misalnya bakteri, virus, protozoa, dsb.
g) Bakteriostat, merupakan bahan kimia yang hanya menghambat perkembangan bakteri, jadi tidak mematikan bakteri.
h) Sterilisasi Sterilisasi adalah usaha menghancurkan secara total semua jasad renik hingga tempat, maupun alat-alat yang disterilkan aman untuk melakukan tindakan-tindakan pembedahan. Sterilisasi dapat dijalankan secara fisis maupun kimiawi.

2) Sifat  Antiseptika dan  Desinfektansia Agar antiseptika dan desinfektan  yang digunakan dalam kegiatan sanitasi kandang , peralatan peternakan dan lingkungan peternakan, mempunyai dampak yang baik, ( tidak membahayakan ternak, peternak dan lingkungan), maka antiseptika dan desinfekatan tersebut  harus memiliki beberapa sifat:  

a) antiseptika harus memiliki sifat antibakterial yang luas
b) tidak mengiritasi jaringan hewan atau manusia
c)  sifat meracunnya rendah, mempunyai daya tembus yang tinggi
d)  masih aktif meskipun di sekitarnya ada jaringan tubuh, darah, nanah dan jaringan yang mati,
e) tidak mengganggu proses kesembuhan,
f) tidak merusak alat-alat operasi, lantai kandang dan dinding kandang g) tidak menyebabkan warna yang mengganggu pada jaringan yang dioperasi,  h) dan harganya relatif murah.

3) Untuk desinfektansia, selain sifat yang disebutkan di atas, juga harus memenuhi sifat-sifat lainnya, yaitu:
a) Mampu menembus rongga-rongga, liang-liang maupun lapisan jaringan organik, sehingga memiliki efek mematikan jasad renik lebih  tinggi. 
b) Desinfektansia juga harus dapat dicampur dengan dengan kelompok sabun maupun senyawa-senyawa kimia lainnya  yang digunakan di dalam desinfeksi. 
c) Desinfektansia juga harus memiliki stabilitas untuk jangka yang panjang
d) Harganya relatif murah, karena biasanya diperlukan dalam jumlah yang besar.

4) Sedangkan faktor yang mempengaruhi daya guna antiseptika dan desinfektansia:
a) Kadar obat
b) Waktu persentuhan antara jasad renik dengan obat
c) Jumlah jasad renik
d) Tempat jasad renik berkembang
e) Adanya tempat berkembangbiak jasad renik yaitu protein atau reruntuhan jaringan akan menghambat kerja obat
f) Makin tinggi suhu ruangan sampai pada batas tertentu, sifat antibakterial semakin meningkat.

5) Kegunaan  Antiseptika dan Desinfektansi
Di dalam praktek kedokteran maupun kesehatan hewan antiseptika harus digunakan dalam persiapan sebelum operasi, untuk membersihkan luka maupun untuk penyucihamaan tangan sebelum dan sesudah menjalankan operasi. Dan pada waktu melakukan bedah bangkai. Antiseptika dan desinfektansia juga sering digunakan sebagai obat untuk melawan infeksi yang diberikan secara lokal. Juga berguna untuk mencegah perluasan proses infeksi.
Dalam usaha peternakan desinfektansia digunakan untuk mencegah ataupun mengendalikan penyakit infeksi. Desinfeksi terhadap kandang, bangunan dan alat-alat peternakan dapat mencegah timbulnya penyakit menular. Juga di dalam pencegahan penyakit menular, pada waktu bedah bangkai dan proses penguburan bangkai yang diduga mati karena menderita penyakit menular, desinfektansia banyak digunakan. 

6) Macam –macam  Antiseptika dan Desinfektansia 
a)   Secara Fisis Secara fisis pensucihamaan dapat dilakukan dengan sumber panas atau sinar. Panas dapat berasal dari ssumber pemanas  atau air yang dipanaskan kemudian disemprotkan ke tempat yang disucihamakan. Jenis Sinar yang dapat dipakai dalam sterilisasi adalah sinar ultraviolet dan sinar gama.

b) Secara Kimiawi
CaO atau Gamping Bila ditambah air, gamping akan membebaskan panas dan terbentuk Ca (OH)2 yang bersifat melarut kuman-kuman. Gamping banyak dipakai untuk lantai atau halaman. Kalau kebanyakan akan merusak kuku maupun kulit. Gamping tidak bisa membunuh spora kuman anthrax dan clostridium.

c) Surfaktan Senyawa-senyawa dalam kelompok ini mampu menurunkan tegangan permukaan cairan, dan digunakan secara luas sebagai detergen, emulsifer dan larutan pembersih, antiseptika dan desinfektansia. Ada tiga macam surfaktan, yakni yang bersifat anionik, kationik dan nonionik.  Yang terbanyak dipakai adalah kelompok yang bersifat kationik, yang dikenal  sebagai senyawa amonium kuarterner.
 Surfaktan anionik,  Senyawa dalam kelompok ini yang terpenting adalah sabun yang memiliki rumus R-COONa. Di dalam air sabun akan terurai menjadi R-COO dan ion Na+. Apabila di dalam air terdapat banyak ion Ca++ akan terbentuk (R-COO)2 Ca yang menggumpal di permukaan air hingga kerja sabun sebagai detergen tidak aktif lagi. Selain itu kerja surfaktan anionik juga dihambat oleh surfaktan kationik. Sifat sabun adalah dipolar, yaitu hidrofilik dan lipofilik. Sebagai antiseptika sabun pada umumnya memiliki sifat antibakterial terhadap kuman gram positif dan kuman yang tahan asam. 
 Surfaktan kationik,  Surfaktan golongan ini yang terpenting adalah amonium kuarterner yang memiliki kemampuan mengikat protein, lemak dan senyawa fosfat, sehingga baik digunakan untuk desinfeksi jaringan atau alat-alat yang tercemar oleh serum, darah maupun reruntuhan jaringan. Amonium kuarterner pada umumnya tidak mempunyai daya membunuh virus, jamur maupun spora kuman. Surfaktan ini memiliki kemampuan menembus dinding sel kuman  sangat tinggi, hingga kuman-kuman segera mengalami penggumpalan. Salah satu sifat yang kurang baik adalah kecenderungannya untuk membentuk lapisan film (gumpalan lemak, protein dan sebagainya) di permukaan kulit, hingga ruangan di bawah lapisan film tersebut dapat digunakan untuk pertumbuhan kuman.  Di dalam praktek, dikenal ada dua macam surfaktan kationik, yaitu yang dilarutkan dalam air dan yang dilarutkan dalam alkohol. Larutan surfaktan dalam alkohol 50% banyak digunakan untuk desinfeksi kulit, sedangkan larutan  dalam air digunakan untuk desinfeksi ruangan, pembersih perlengkapan pakan dan minum dan sebagainya.  Surfaktan kationik juga banyak dikombinasikan dengan dengan antiseptika dan desinfektansia lain hingga memiliki daya basmi terhadap virus, kuman dan jamur sekaligus. Contoh produknya adalah Long Live 250*, Vetiodine*, Vetaclean*, dan Virkon-S*. 

d) Alkohol Desinfektansia alkohol banyak digunakan di dalam persiapan operasi, persiapan penyuntikan dan pencucian alat-alat kesehatan. Alkohol juga sering dipakai untuk sterilisasi sebelum pengambilan bahan-bahan secara aseptik.  Alkohol sering dipakai bersama antiseptika yang lain hingga daya membunuh kumannya menjadi lebih kuat. Hal ini karena kemampuan alkohol dalam melarutkan lemak serta efek sinergistik dengan antiseptika lainnya. Sediaan alkohol biasanya dalam  bentuk ethylalkohol 70-95%,  isopropyl  alkohol 70-95%,  dan campuran antara alkohol 20% dengan cloramin 3%. 

e) Halogen Halogen memiliki kemampuan mengikat protoplasma kuman yang tinggi, hingga memiliki daya membunuh kuman yang tinggi. Dalam kelompok ini termasuk khlor (Cl), brom (Br) dan yodium (I), dengan kemampuan membunuh kuman yang berbeda-beda.   Yodium (I). Adalah jenis sediaan yodium yang banyak digunakan adalah yodium tingtur dan larutan lugol. Kedua larutan tersebut apabila terkena luka akan menyebabkan rasa perih, bersifat korosif, serta meninggalkan warna pada jaringan maupun tekstil. 
Khlor (Cl). Merupakan antiseptika yang sudah lama digunakan baik sebagai pencuci maupun sebagai penahan pertumbuhan kuman untuk tujuan pengobatan. Pemakaian chlor yang terus menerus dapat menyebabkan iritasi jaringan dan menyebabkan granulasi yang berlebihan dari jaringan yang  sedang dalam proses penyembuhan. Senyawa yang banyak dipakai antara lain sodium dan kalsium chlorit, Kaporit, Khloramin-T, dan iodine monochloride. Senyawa yang disebut terakhir sering digunakan untuk desinfeksi lantai.  Sediaan chlor sintetik yang banyak digunakan di peternakan adalah chlorhexidine HCl (Nolvasan, Hibitane) yang bersifat alkalis, mudah larut dalam air, bersifat tidak toksik Nolvasan mampu membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
Brom (Br). Adalah  gas metilbromida (CH3Br) memiliki daya membunuh kuman yang tertinggi. Larutan 20-40mg/liter pada suhu 25ºC selama 20 jam mampu membunuh kuman dan spora jamur (Aspergillus fumigatus). Gas CH3Br sebanyak 100g/m³ selama 24 jam bersifat bakterisidal, virusidal, dan koksidiosidal.  Selain itu CH3Br juga dipakai sebagai desinfektan pakan ternak maupun kandang.

f) Fenol, Kresol, dan Heksakhlorofen
 Fenol. Termasuk antiseptika tertua yang digunakan dan dipakai untuk mengukur kekuatan antiseptika lainnya. Fenol memiliki daya antiseptik sedang. Untuk desinfeksi diperlukan larutan fenol sampai 5%. Karena harganya mahal dan memerlukan konsentrasi tinggi, fenol tidak banyak digunakan.
 Kresol. Banyak digunakan di dalam praktek karena daya bakterisida yang tinggi. Dalam kadar yang sama kresol memiliki daya bakterisida 5 kali lebih tinggi dari pada fenol, dan harganya lebih murah.  Larutan kresol banyak digunakan untuk desinfeksi lantai dan kandang.  Kresol memiliki kemampuan membunuh virus tertentu, bersifat mudah larut dalam air, dan dapat melarutkan lemak, sehingga kuman atau virus yang terbungkus lemak tetap dapat terbunuh oleh kresol.

g) Heksakhlorofen.  Banyak dipakai bersama dengan antiseptika lainnya dan digunakan untuk sabun maupun untuk tujuan desinfeksi lainnya.

h) Oksidan Senyawa yang dapat membebaskan oksigen nasendi (On) memiliki daya membunuh kuman yang tinggi. Atom On akan terikat oleh bagian sel yang hidup dan karena bagian tersebut teroksidasi maka sel akan mati. Hampir semua jenis kuman dapat dibunuh oleh antiseptika kelompok ini.  

i) Kalim permanganat (PK).  Kalium permanganat memiliki daya oksidatif yang tinggi. Tergantung pada kadar larutannya, PK bersifat bakteriostatik, mengerutkan jaringan (adstringensia), mengiritasi dan kaustik.  Untuk desinfeksi kandang, lantai dan peralatan kandang PK akan meninggalkan warna violet pada kulit maupun alat. Dengan formalin PK dapat membebaskan gas formalin (bom formalin) di dalam ruangan kandang atau ruangan lainnya  yang tertutup. PK ini juga digunakan untuk tujuan fumigasi. Formalin komersial sebanyak 12,4 ml dicampur dengan 6,2 g PK dapat digunakan untuk ruangan 1 m³ dan tetap efektif selama 56 jam pada suhu 20ºC. Gas formalin yang dibebaskan dapat menggumpalkan protein, kuman, virus, jamur dan lain-lain



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment