Basis Akuntansi
Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang
menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui
untuk tujuan pelaporan keuangan. Pada umumnya, terdapat dua basis
akuntansi, yaitu basis kas (cash basis of accounting) dan basis akrual
(accrual basis of accounting).
Kedua basis ini membedakan cara pencatatan transaksi ekonomi dan
kejadian-kejadian lain. Untuk mempermudah pemahaman, berikut diberikan
penjelasan awal terkait basis akuntansi pada sektor komersial. Pendapatan
menurut pencatatan dengan basis kas adalah semua penerimaan dalam
bentuk tunai atau kas yang dicatat di buku bank perusahaan. Jumlah
pendapatan yang dilaporkan adalah sama dengan total uang yang diterima
oleh perusahaan pada suatu periode. Di lain pihak, pengertian beban adalah
seluruh pengeluaran yang dibayar oleh perusahaan. Dengan demikian, total
beban yang dilaporkan pada suatu periode adalah total pengeluaran yang
tercatat pada buku bank perusahaan. Pada akhirnya, laba atau rugi yang
merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya, bila digunakan basis
kas dapat diketahui secara cepat dengan menghitung berapa saldo kas yang
ada pada akhir periode.
Untuk mempermudah pemahaman tentang basis kas dan basis akrual
dapat dilihat dari contoh berikut:
Perusahaan ABC selama Tahun 2012 memiliki penghasilan sebesar Rp
1.000.000.000,- yang semuanya untuk tanggal 31 Desember sudah diterima
di rekening bank perusahaan. Beban perusahaan berupa tagihan yang
disampaikan dan yang sudah dibayar untuk tanggal 31 Desember 2012
adalah sebesar Rp 900.000.000. Dengan demikian, perusahaan akan
melaporkan dalam laporan aktivitasnya sebagai berikut:
menjadi pendapatan dan beban perusahaan pada suatu periode. Dengan
demikian, suatu perusahaan akan mencatat pendapatannya berdasarkan
seluruh pendapatan yang telah menjadi hak perusahaan, terlepas apakah
hak ini telah diwujudkan dalam bentuk penerimaan kas atau tidak,
demikian juga dengan beban.
Sebagai contoh, untuk membedakan pendapatan versi basis akrual
dengan basis kas adalah sebagai berikut:
Perusahaan DEF memiliki unit kegiatan berupa pemberian jasa
pelatihan kepada perusahaan klien sesuai dengan kontrak yang telah
ditandatangani. Pelatihan akan dilakukan selama bulan Desember 2012
dengan nilai Rp 100.000.000. Kegiatan pelatihan telah dilakukan sesuai
jadwal. Klien membayar kontrak tersebut baru pada bulan Januari 2013.
Menurut basis akrual, pendapatan perusahaan pada Tahun 2012
termasuk Rp 100.000.000 dari kontrak tersebut, meskipun tagihan baru
dikirimkan dan dibayar oleh klien bulan Januari 2013. Jadi pada Tahun
2012, pendapatan yang dilaporkan perusahaan adalah termasuk pendapatan
dari kontrak sebesar Rp 100.000.000 tersebut.
Di lain pihak, menurut basis kas, karena tidak ada penerimaan kas
pada Tahun 2012 maka tidak ada pendapatan dari kontrak tersebut yang
diakui pada tahun bersangkutan. Pendapatan tersebut akan diakui pada
Tahun 2013 ketika perusahaan menerima pembayaran dari jasa pelatihan.
Dengan demikian, berdasarkan basis kas, pendapatan perusahaan
justru harus bertambah sebesar Rp 100.000.000 di Tahun 2013 karena
adanya penerimaan kas, sedangkan berdasarkan basis akrual, penerimaan
kas ini tidak berpengaruh pada pendapatan perusahaan Tahun 2013
Contoh lain untuk menggambarkan perbedaan beban antara basis
akrual dengan basis kas adalah sebagai berikut:
Dari jasa pelatihan di atas, honor instruktur sebesar Rp 50.000.000
baru dibayarkan pada Bulan Januari 2013, sedangkan biaya pencetakan
modul,sertifikat serta konsumsi peserta telah dibayarkan ke supplier Bulan
Desember 2012 sebesar Rp 30.000.000.
Pada basis akrual, semua jenis biaya ini merupakan beban yang
seharusnya menjadi beban Tahun 2012 karena menyandingkan antara biaya
yang timbul dengan hasil yang diperoleh pada tahun yang sama. Dengan
demikian, apabila jasa pelatihan diakui pendapatannya pada Tahun 2012
maka seluruh biaya sehubungan dengan pelatihan tersebut harus
dibukukan pada periode yang sama yaitu Tahun 2012.
Dengan demikian, laporan rugi laba perusahan menurut basis akrual
adalah sebagai berikut:
Adapun di Tahun 2013, tidak ada pendapatan dan biaya sehubungan
dengan kegiatan pelatihan ini.
Di lain pihak, menurut basis kas, laporan rugi/laba yang dilaporkan
perusahaan Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Untuk Tahun 2013, laporan rugi/laba perusahaan akan tampak
sebagai berikut:
Secara singkat terlihat bahwa metode pencatatan basis akrual lebih
memberikan gambaran yang tepat mengenai kondisi keuangan perusahaan.
Basis kas lebih mudah dilakukan serta memberikan gambaran yang mudah
dimengerti mengenai status surplus atau defisit perusahaan dikaitkan
dengan saldo kas yang dimiliki.
Di samping kedua basis akuntansi tersebut, terdapat alternatif lain
basis akuntansi yaitu Basis Modified Accrual Basis (Basis Akrual yang
Dimodifikasi). Basis ini merupakan suatu basis akuntansi yang mengadakan
pemisahan dengan cara pendapatan dicatat berdasarkan basis kas,
sedangkan biaya berdasarkan basis akrual. Alternatif ini menggambarkan
kehati-hatian yang sangat tinggi (konservatisme) dari pihak manajemen
perusahaan. Kehati-hatian tersebut tercermin dengan pencatatan biaya,
bahkan ketika biaya belum menjadi kenyataan. Pendapatan tidak dicatat
sampai sudah menjadi kenyataan, yaitu saat diterima pembayarannya.
Pendapatan hampir sama seperti menggunakan basis kas.
Sebaliknya, untuk beban justru basis akrual yang dipakai. Hal ini
dikarenakan pertimbangan perusahaan yang tidak dapat mengelak atau
membatalkan tagihan sepanjang jasa atau produk sudah dinikmati oleh
perusahaan. Bila pemasok sudah mengirimkan tagihan, maka perusahaan
sudah mencatatnya sebagai biaya meskipun pembayarannya baru dilakukan
tahun berikutnya.
Analogi dengan bidang akuntansi komersial, pengertian basis
akuntansi di sektor pemerintahan dapat dijelaskan sebagai berikut.
Dalam basis kas (cash basis), pencatatan pendapatan dan atau biaya
dilakukan pada saat kas diterima oleh kas pemerintah (Kas Umum Negara)
atau dibayarkan dari kas pemerintah (Kas Umum Negara).
Di dalam basis akrual, suatu transaksi ekonomi dan peristiwaperistiwa
lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan
dalam periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut,
bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan.
Contoh transaksi yang membedakan basis kas dan basis akrual adalah
dalam peristiwa pada saat pemerintah menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
(SKP). Dalam basis kas, saat terbitnya SKP tersebut belum diakui sebagai
pendapatan, karena pemerintah belum menerima kas. Namun, dalam basis
akrual, terbitnya SKP tersebut oleh pemerintah sudah diakui sebagai
pendapatan, walaupun pemerintah belum menerima kas atas pendapatan
pajak tersebut.
Contoh lainnya, informasi akrual juga menyangkut belanja barang
yang masih harus dibayar. Jenis belanja ini dapat terdiri dari belanja
barang/jasa yang masih harus dibayar yaitu kewajiban yang timbul akibat
hak atas pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh kementerian
negara/lembaga/pemerintah untuk membiayai keperluan kantor sehari-hari,
pengadaan barang yang habis pakai seperti alat tulis kantor,
pengadaan/penggantian inventaris kantor, langganan daya dan jasa, lainlain
pengeluaran untuk membiayai pekerjaan yang sifatnya non-fisik dan
secara langsung menunjang tugas pokok dan fungsi Kementerian
Negara/Lembaga, pengadaan inventaris kantor yang nilainya tidak
memenuhi syarat nilai kapitalisasi minimum yang diatur oleh pemerintah
pusat/daerah dan pengeluaran jasa non-fisik seperti pengeluaran untuk
biaya pelatihan dan penelitian, namun sampai pada akhir periode pelaporan
belum dilakukan pembayaran/pelunasan/realisasi atas
hak/perjanjian/komitmen tersebut. Dokumen sumber yang terkait berupa
tagihan dari penyedia barang/jasa, Surat Keputusan Pembentukan Tim,
Berita Acara Serah Terima (BAST) barang/jasa dan dokumen pendukung
lainnya.
sumber : Gambaran Umum Akuntansi Berbasis Akrual - Dirjen Pajak
0 komentar:
Post a Comment