-->

Cerita Rāmāyana BAG 12

 Dewi Sītā tertarik dan meminta Rāmā untuk menangkapnya. Pada suatu hari, Sītā melihat seekor kijang yang sangat lucu sedang melompat-lompat di halaman pondoknya. Rāmā dan Lakṣmana merasa bahwa kijang tersebut bukan kijang biasa, namun atas desakan Sītā, Rāmā memburu kijang tersebut sementara Lakṣmana ditugaskan untuk menjaga Sītā. Dewi Sītā ditinggalkannya dan dijaga oleh Lakṣamaṇa. Rāmāpun pergi memburunya, tetapi si Marica sangat gesit. Kijang yang diburu Rāmā terus mengantarkannya ke tengah hutan. Karena Rāmā merasa bahwa kijang tersebut bukan kijang biasa, ia memanahnya. Seketika hewan tersebut berubah menjadi Marica, patih Sang Rāvaṇa. Saat Rāmā memanah kijang kencana tersebut, hewan itu berubah menjadi rakshasa Marica, dan mengerang dengan suara keras. Sītā yang merasa cemas, menyuruh Lakṣmana agar menyusul kakaknya ke hutan. Karena teguh dengan tugasnya untuk melindungi Sītā, Lakṣmana menolak secara halus. Kemudian Sītā berprasangka bahwa Lakṣmana memang ingin membiarkan kakaknya mati di hutan sehingga apabila Sītā menjadi janda, maka Lakṣmana akan menikahinya. Mendengar perkataan Sītā, Lakṣmana menjadi sakit hati dan bersedia menyusul Rāmā, namun sebelumnya ia membuat garis pelindung dengan anak panahnya agar makhluk jahat tidak mampu meraih Sītā. Garis pelindung tersebut bernama Lakṣmana Rekha, dan sangat ampuh melindungi seseorang yang berada di dalamnya, selama ia tidak keluar dari garis tersebut.


Saat Lakṣmana meinggalkan Sītā sendirian, raksasa Rāvaṇa yang menyamar sebagai seorang brahmana muncul dan meminta sedikit air kepada Sītā. Karena Rāvaṇa tidak mampu meraih Sītā yang berada dalam Lakshmana Rekha, maka ia meminta agar Sītā mengulurkan tangannya. Pada saat tangan Rāvaṇa memegang tangan Sītā, ia segera menarik Sītā keluar dari garis pelindung dan menculiknya. Lakṣmana menyusul Rāmā ke hutan, Rāmā terkejut karena Sītā ditinggal sendirian. Ketika mereka berdua pulang, Sītā sudah tidak ada. Rāvaṇa bertemu dengan seekor burung sakti sang Jatayu tetapi Jatayu kalah dan sekarat. Lakṣamaṇa yang sudah menemukan Rāmā menjumpai Jatayu yang menceritakan kisahnya sebelum ia mati. Menurut kitab Purana, Lakṣmana merupakan penitisan Sesa. Shesha adalah ular yang mengabdi kepada Dewa Wisnu dan menjadi ranjang ketika Wisnu beristirahat di lautan susu. Shesha menitis pada setiap awatara Wisnu dan menjadi pendamping setianya.

Dalam Rāmāyana, ia menitis kepada Lakṣmana sedangkan dalam Mahabharata, ia menitis kepada Baladewa. Lakṣmana merupakan putra ketiga Raja Daśaratha yang bertahta di kerajaan Kosala, dengan ibukota Ayodhyā. Kakak sulungnya bernama Rāmā, kakak keduanya bernama Bharata, dan adiknya sekaligus kembarannya bernama Satrugṇa. Di antara saudara-saudaranya, Lakṣmana memiliki hubungan yang sangat dekat terhadap Rāmā. Mereka bagaikan duet yang tak terpisahkan. Ketika Rāmā menikah dengan Sītā, Lakṣmana juga menikahi adik Dewi Sītā yang bernama Urmila. Meskipun keempat putra Raja Daśaratha saling menyayangi satu sama lain, namun Satrugṇa lebih cenderung dekat terhadap Bharata, sedangkan Lakṣmana cenderung dekat terhadap Rāmā. Saat Ṛsī Visvamitra datang meminta bantuan Rāmā agar mengusir para raksasa di hutan Dandaka, Lakṣmana turut serta dan menambah pengalaman bersama kakaknya. Di hutan mereka membunuh banyak raksasa dan melindungi para Ṛsī. Bisa dikatakan bahwa Lakṣmana selalu berada di sisi Rāmā dan selalu berbakti kepadanya dalam setiap petualangan Rāmā dalam Rāmāyana.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment