Rangkaian Turunnya Wahyu Tian
Agama Khonghucu bukan sekedar suatu ajaran yang diciptakan oleh Nabi Kongzi, melainkan agama yang telah diturunkan Tian melalui para nabi purba dan raja suci jauh sebelum Nabi Kongzi lahir. Seperti disampaikan oleh Nabi Kongzi: “Aku hanya meneruskan, tidak mencipta. Aku hanya percaya dan menaruh suka kepada (ajaran dan kitab-kitab) yang kuno itu.” (Lunyu. VII: 1). Meskipun demikian, bukan berarti Beliau benar-benar ‘bukan pencipta’, karena bagaimanapun Nabi Kongzi tetap merupakan seorang penyempurna dari ajaran Rujiao tersebut. Fung Yulan di dalam bukunya yang berjudul “A History Of Chinese Philosophy” menegaskan…”Confucius As a Creator Through Being A Transmitter…” (Nabi Kongzi sebagai seorang pencipta dengan cara meneruskan). Oleh karena Tian Yang Maha Esa tidak membiarkan sesuatu yang telah diciptakan itu menjadi berantakan, maka diutuslah orang-orang terpilih (para nabi) yang mendapat kepercayaan untuk menerima Wahyu. Agama Khonghucu dalam istilah aslinya disebut Rujiao, yang mengandung makna: “Agama bagi orang-orang yang lembut hati, yang menjadikan orang terpelajar, halus budi pekertinya, serta taat dan tulus kepada-Nya.” Sebutan agama Khonghucu untuk Rujiao ini mengikuti kebiasaan sarjana Barat yang dipelopori oleh Fr. Matteo Ricci (1551-1610 Masehi), yang melihat peranan besar Nabi Kongzi dalam menyempurnakan ajaran Rujiao. Selanjutnya para sarjana Barat ini menyebut Nabi Kongzi sebagai Confucius. Sejarah suci Agama Khonghucu merupakan latar belakang historis tumbuh-kembangnya agama Khonghucu, berlandas pada ke-Wahyu-an Tian (Tianxi) kepada jajaran nabi agama Khonghucu dan merupakan sumber dari kitab suci Wujing dan Sishu yang berisi ajaran-ajarannya, serta mengenal para nabi yang berperan di dalamnya. Bermula dari nabi purba Fuxi (2953 - 2838 S.M.), digenap-sempurnakan oleh Dacheng Zhisheng Kongzi (Nabi Kongzi), dan ditegakkan oleh Yasheng Mengzi (372 - 289 S.M).
0 komentar:
Post a Comment