Perjalanan Menuju Kusinara
Ketika mencapai usia ke-80, Sang Buddha mengalami sakit karena
faktor usia yang semakin menua. Namun, berkat kekuatan batin-Nya, Sang
Buddha mampu mengatasi berbagai rasa sakit tersebut. Batin Sang Buddha
selalu bersinar laksana berlian, meskipun jasmani-Nya telah mulai
melemah.
Sang Buddha melakukan perjalanan dari Rajagaha menuju
Kusinara, melewati banyak kota dan desa dengan berjalan kaki dan
ditemani oleh Y.M. Ananda dan para siswa yang lain. Saat itu, Rahula dan
Yasodhara telah meninggal dunia. Begitu juga dengan kedua siswa utama,
yaitu Y.A. Moggallana dan Y.A. Sariputta.
Dalam perjalanan ke
Kusinara, Sang Buddha merasa letih dan haus. Sang Buddha duduk di bawah
pohon dan meminta Bhikkhu Ananda untuk mengambilkan air di aliran air
sekitar tempat itu. Namun beberapa kereta baru saja lewat sehingga
aliran air tersebut menjadi keruh. Y.M. Kemudian, Ananda mengusulkan
kepada Sang Buddha, “Bhante, sungai Kakuttha berada tidak jauh dari
sini. Air dingin di sungai itu jernih, menyegarkan, tidak kotor dan
tepian sungai itu bersih serta menyenangkan. Sang Bhagava bisa minum dan
menyejukkan kaki di sana.”
Kedua kalinya, Sang Bhagava meminta dan
menerima jawaban yang sama dari Ananda. Setelah ketiga kalinya, Bhikkhu
Ananda menurut dan berkata, “Baiklah, Bhante.” Dan ketika Y.M. Ananda
tiba di aliran air itu, berkat kekuatan Sang Bhagava, ia mendapatkan
aliran air yang dangkal itu menjadi jernih, murni, dan tidak kotor.
Setelah mengambil air tersebut, Y.M. Ananda kembali menghadap Sang
Bhagava dan memberitahukan-Nya apa yang telah terjadi, seraya
menambahkan: “Semoga Sang Bhagava bersedia minum air ini! Semoga Yang
Mahasuci bersedia minum air ini!” Lalu, Sang Bhagava pun minum.
Sang
Buddha dan rombongan melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan, pikiran
Sang Buddha tertuju pada kesejahteraan persaudaraan pada Bhikkhu. Banyak
dari khotbah Beliau yang berisikan nasihat-nasihat bagaimana para
bhikkhu seharusnya berperilaku untuk memastikan bahwa persaudaraan para
Bhikkhu dapat berjalan terus setelah kemangkatanNya. Sang Buddha
mengingatkan para siswa-Nya untuk mempraktikkan Dharma.
Sepanjang
perjalanan, Sang Buddha mengulang-ulang khotbah tentang pahala-pahala
dari mengikuti tiga faktor dari Jalan Mulia Berunsur Delapan, yaitu
(1) kemoralan (sila),
(2) konsentrasi (samadhi), dan
(3) kebijaksanaan (panna) yang akan dapat menolong para siswa-Nya bebas dari semua penderitaan.
0 komentar:
Post a Comment