Hak-hak Perempuan dalam Perjuangan Kartini
Proses mengamati dapat kalian lanjutkan melalui membaca teks berikut lalu merumuskan pertanyaan-pertanyaan.
Nama
R.A. Kartini kini telah melegenda dan menjadi simbol bagi perjuangan
kaum perempuan. R.A. Kartini telah berjuang dalam mewujudkan kesetaraan
gender yang berkeadilan. Berkat perjuangan R.A. Kartini, sekolah-sekolah
perempuan mulai tumbuh dan bertebaran di pelosok tanah air. Kaum
perempuan Indonesia pun perlahan telah lahir menjadi manusia seutuhnya.
Kartini
lahir dari keluarga terpandang. Orang tuanya menjabat sebagai Bupati
Jepara. Tak heran kalau pergaulannya pun sangat dibatasi keluarga. Namun
Kartini tidak menyerah. Ia terus memperjuangkan nasib kaum perempuan
yang umumnya mengalami diskriminasi di bidang politik dan pendidikan.
Hal inilah yang membuat nama Kartini lebih terkenal dan sepak terjangnya
lebih kuat dalam ingatan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, tanpa
mengecilkan peran tokoh perempuan di tanah air baik yang hidup di zaman
Kartini maupun sesudahnya, semangat emansipasi yang telah ditunjukkan
Kartini patut menjadi teladan bagi kaum perempuan masa kini.
Kegigihan Kartini memperjuangkan harkat dan martabat kaum perempuan
menunjukkan bahwa budaya patriarki, yakni budaya yang menganggap bahwa
laki-laki lebih hebat dibandingkan perempuan telah mendarah daging di
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ia berjuang untuk melakukan
memperbaiki nasib kaum perempuan.
Kartini telah menunjukkan kepada
kita semua, ia berjuang dengan segala daya dan kemampuan yang dimiliki
untuk melawan penindasan terhadap kaum perempuan. Ia memberikan segala
apa yang dapat disumbangkan bagi perjuangan emansipasi perempuan.
Semangat perjuangan Kartini adalah membebaskan kaum perempuan dari
berbagai belenggu ketidakadilan dalam berbagai bidang kehidupan. Seperti
diketahui, pada akhir abad ke 19 dan awal abad 20, kaum perempuan di
negeri ini belum memperoleh hak-hak dasar insani berupa kebebasan.
Kebebasan masih menjadi barang yang sangat mahal bagi kaum perempuan.
Kaum
perempuan tidak diizinkan mengenyam bangku pendidikan tinggi seperti
yang dialami laki-laki. Bahkan untuk urusan yang bersifat sangat pribadi
yaitu urusan jodoh sekalipun, anak perempuan tidak diberikan kebebasan
menentukan pilihannya. Ketidakadilan bagi kaum perempuan waktu itu,
berlaku pula bagi Kartini. Kartini merasa tidak bebas menentukan pilihan
bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan
sebagai seorang perempuan. Ia pun selalu diperlakukan beda dengan
saudara maupun teman-temannya yang laki-laki.
Dalam hal pendidikan,
misalnya, ia tidak diperbolehkan sekolah tinggi seperti saudara
lakia-lakinya. Dalam hati Kartini timbul perasaan iri. Apalagi pada
waktu itu kaum perempuan Belanda telah mengalami kebebasan dan
mendapatkan hak-hak setara dengan kaum pria.
Pengalaman pribadi,
penghayatan atas ketidakadilan yang dialami rekan-rekan sebayanya, dan
“keistimewaan” kebebasan yang didapat anakanak perempuan Belanda telah
menumbuhkan keinginan dan menyulut tekad kuat di hatinya untuk mengubah
kebiasan kurang baik itu.
Semangat perjuangan Kartini dan
ketulusan pengorbanan yang telah ditunjukkan demi memperjuangkan
kesetaraan gender pada masa itu, patut menjadi teladan bagi kita semua.
Semangat perjuangan Kartini patut terus kita gelorakan. Misi
perjuangannya harus diteruskan.
Kisah perjuangan dan kepeloporan
Kartini mengandung banyak hikmah yang dapat kita petik. Tidak hanya bagi
kaum perempuan, namun juga kaum laki-laki. Karena pada hakekatnya
perjuangan membebaskan diri dari ketidakadilan dan penindasan
membutuhkan dukungan semua pihak.
Saat Kartini hidup belum dikenal
istilah kesetaraan gender. Namun isu-isu yang menimpa “kaum hawa” pada
masa itu adalah isu pendidikan dan ketidakadilan dalam berbagai bidang.
Hal tersebut hingga kini masih menjadi perhatian para aktivis gender.
Tak
ayal, Kartini pun kerap menjadi sumber inspirasi pejuang keadilan
gender. Apalagi pemikiran Kartini sebetulnya banyak dipengaruhi oleh
tokoh-tokoh wanita dunia. Pasalnya ia pun sering membaca buku-buku
seperti karya-karya Multatuli Max Havelaar dan karya tokoh-tokoh pejuang
wanita di Eropa.
Buku Kartini yang paling inspiratif “Habis Gelap Terbitlah Terang”,
menunjukkan betapa tingginya kepeduliannya terhadap persoalan kesetaraan
gender. Kuatnya budaya patriarki justru semakin mengobarkan semangatnya
membela ketidakadilan yang dialami kaum perempuan. Karena pada dasarnya
perjuangan mewujudkan kesetaraan gender berkeadilan merupakan
tanggungjawab bersama. Spirit yang digelorakan Kartini patut terus
dilanjutkan, tanpa harus meninggalkan kodrat alam masing-masing.
0 komentar:
Post a Comment