Damai Bersama Y.M. Dalai Lama
Y.M. Dalai Lama adalah Biksu sederhana pelaku perdamaian. Ia sangat
dikenal sebagai tokoh yang karismatik, sangat toleran, dan mengabdikan
hidupnya demi perdamaian. Hanya sedikit negara yang peduli pada tindakan
China dan bertanggung jawab terhadap puluhan ribu warga Tibet yang
mengikuti pemimpin mereka hingga ke pengasingan. Y.M. Dalai Lama
menghadapi tugas yang sulit untuk melindungi warga Tibet beserta tradisi
mereka.
Pada Februari 1940, beliau diberi nama Jetsun Jamphel Ngawang
Lobsang Yeshe Tenzin Gyatso, yang berarti “Raja Suci, Keagungan Lembut,
Pembela Berbelas Kasih dari Keyakinan dan Samudera Kebijakan”. Ia
kemudian ditahbiskan menjadi Y.M. Dalai Lama ke-14.
Dalai Lama XIV lahir pada tanggal 6 Juli 1935 adalah seorang
pemimpin rakyat di Tibet. Dalai Lama juga merupakan pemimpin spiritual
dunia, seorang biksu juga aktivis perdamaian dunia, anti kekerasan yang
meraih Nobel pada tahun 1989. Dalai Lama dikenal sebagai seorang pribadi
yang hangat dan selalu tersenyum kepada siapa saja dengan
ceramah-ceramahnya yang mencerahkan. Orang yang bernama asli Tenzin
Gyatso ini diangkat menjadi pemimpin spiritual sejak usia 15 tahun
berdasarkan wasiat reinkarnasi yang ditinggalkan oleh Dalai Lama XIII
sebelum meninggal.
Pada tahun 1950, tentara China memasuki Tibet. Tujuannya adalah
membebaskan Tibet dari kekuasaan politik dan agama. Para pemimpin Tibet
pada saat itu memutuskan untuk mengangkat Y.M. Dalai Lama menjadi
pemimpin negara sementara. Saat itu, Y.M. Dalai Lama baru berusia 15
tahun, padahal untuk menjadi pemimpin, seorang Y.M. Dalai Lama harus
menunggu hingga berusia 18 tahun.
Selama 9 tahun berikutnya, Y.M. Dalai Lama melakukan usahanya yang
terbaik untuk mengakomodasi keinginan China dan menjaga bangsa Tibet
tetap aman. Namun, Mao Tse Tung menghapus usaha untuk perdamian antara
Tibet dan China saat mereka bertemu di Beijing. Mao Tse Tung mengatakan
kepada Y.M. Dalai Lama bahwa agama adalah racun.
Pada masa-masa
sulit, Y.M. Dalai Lama bersama puluhan ribu pengikutnya pergi ke India
dengan berjalan kaki. Masyarakat Tibet saat itu berada dalam
pengasingan. Di pengasingan inilah Y.M. Dalai Lama memulai tugasnya
untuk menolong orang-orang Tibet dalam pengasingan serta tetap menjaga
kemurnian budaya Tibet.
Y.M. Dalai Lama di hadapan para pengikutnya di Dharamsala, berpidato;
“Ini
adalah masa-masa yang paling sulit bagi kita semua. Namun begitu, dalam
masa-masa sulit ini, kalian tidak boleh kehilangan harapan. Jangan
pernah kehilangan keyakinan pada kebenaran. Pada akhirnya, semua akan
baik-baik saja.”
Setelah itu, Beliau menyalami para pengikutnya satu
persatu. Pada kesempatan lainnya, seorang biksu muda datang dari tempat
yang sangat jauh untuk menemui Y.M. Dalai Lama. Beliau langsung memeluk
biksu muda itu dan mengusap kepalanya dengan penuh kasih sayang.
Perjuangan
perdamaian yang dilakukan Y.M. Dalai Lama adalah menerapkan “Jalan
Tengah” sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah Tibet dengan China.
Pada tahun 1987, Beliau mengajukan 5 poin kesepakatan, dimana beliau
mengumumkan bahwa wilayah Tibet sebagai wilayah kedamaian. Beliau juga
meminta untuk menghentikan pemindahan massal orang China (suku Han) ke
wilayah Tibet.
Y.M. Dalai Lama mendapat penghargaan berupa Nobel
Perdamaian pada tahun 1989 untuk konsistensi beliau dalam melawan
penindasan terhadap Tibet. China, bagaimanapun, tidak terlalu antusias
dengan penghargaan tersebut, dan tetap melihat Y.M. Dalai Lama sebagai
ancaman persatuan dan kesatuan.
Walaupun begitu, Y.M. Dalai Lama terus mencoba untuk bisa berdialog
dengan China. Pembicaraan antara kedua belah pihak berakhir pada tahun
1993. Pada September 2002, perwakilan dari Y.M. Dalai Lama melakukan
perjalanan ke Beijing dan Lhasa untuk berdamai, namun hasilnya tidak
maksimal. Kesabaran Y.M. Dalai Lama dapat dibuktikan bahwa pada Juni
2004 ketika berkunjung ke Skotlandia. Beliau memberitahu kelompok BBC
bahwa kesabaran adalah sangat penting. Beliau berkata:
“Jika Anda
menggunakan akal sehat, adalah lebih baik untuk tetap menjaga kesabaran,
harapan, dan tujuan Anda. Sekali Anda menggunakan kekerasan, segala hal
dengan mudah akan lepas kontrol.”
Pada Maret 2006, untuk
memperingati serangan China pada tahun 1959. Beliau menekankan bahwa
tujuan Tibet adalah menjadi daerah Otonomi Tibet. Selanjutnya, Beliau
berkata:
“Saya ingin menekankan bahwa kami akan mencoba segala hal
yang mungkin dapat membantu proses dialog untuk mencari solusi bagi
masalah antara China dengan Tibet.”
Pada tahun 1995, Y.M. Dalai
Lama menghadiri sebuah konferensi tentang demokrasi baru di Nikaragua.
Meski pada saat itu, setiap pertemuan selalu dimulai terlambat, Y.M.
Dalai Lama selalu berusaha untuk hadir tepat waktu. Beliau berkata,
“Jika
orang lain terlambat, itu hak mereka. Namun kita tidak seharusnya
terlambat hanya karena orang lain tidak tepat waktu. Jadi kita selalu
tepat waktu.”
Y.M. Dalai Lama sama sekali tidak tertarik untuk
mengubah seseorang untuk berpindah keyakinan. Beliau berkata, “Jangan
menjadi seorang Buddhis, Kristiani, Muslim, Yahudi, bagaimanapun kamu
dibesarkan. Latihlah meditasi Buddhis, namun tetap dijaga dalam kerangka
keyakinanmu yang utama.”
Y.M. Dalai Lama mengatakan bahwa hal yang paling ingin dilakukannya
adalah menyendiri untuk bermeditasi dan hidup sebagai biksu sederhana.
Namun prioritas utama beliau sekarang adalah memperjuangkan status
Tibet. Beliau mengusulkan Tibet memperoleh otonomi sendiri, dengan
pemerintahan yang terpisah dari China. Setelah itu, beliau tidak
bersedia untuk masuk ke dalam pemerintahan, beliau hanya bersedia
menjadi pemimpin spiritual saja. “Saya akan kembali ke Tibet yang
merdeka. Begitu juga rakyatku.”, ujar Y.M. Dalai Lama. “Ya, saya punya
perasaanyang kuat akan hal itu.” (jatakakatha.wordpress.com/, diakses:
30 Juni 2014, pukul:
0 komentar:
Post a Comment