-->

Teknik pembibitan secara massal

Teknik kultur phytoplankton selanjutnya adalah teknik kultur skala massal, dengan menggunakan bibit dari hasil kultur skala semi massal. Volume media kultur semi massal 100 liter sampai 0,3 meterkubik. Jumlah inokulum yang dimasukkan pada kultur massal phytoplankton sangat bergantung pada kepadatan bibit yang berasal dari inokulan.  Untuk menghitung berapa banyak inokulum (bibit) yang harus ditebarkan pada kultur massal phytoplankton dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sederhana sebagai berikut yaitu:
V1.N1 = V2.N2

Dimana:
V1 adalah volume inokulum yang dibutuhkan
V2 adalah volume air media kultur
N1 adalah kepadatan sel inokulum/cc
N2 adalah Kepadatan awal yang diinginkan, misalnya 100.000 se/cc  

Makin tinggi jumlah N2, makin cepat kultur mencapai kepadatan maksimal. Jadi dalam menentukan besarnya N2 perlu dipertimbangkan pemanfaatannya. Misalnya inokulum untuk Tetraselmis chuii berkisar antara 50.000-70.000 sel/cc, Skeletonema costatum berkisar antara 75.000-100.000 sel/cc dan Chaetoceros calcitrans berkisar antara 70.000100.000 sel/cc. Hal tersebut dapat menentukan berapa banyak jumlah inokulum karena berdasarkan hasil pengamatan perkembangbiakan phytoplankton tersebut pada umumnya mengalami pertumbuhan puncak populasi pada waktu kurang dari 7hari, misalnya Tetraselmis chuii mengalami puncak populasi tertinggi pada hari ke 5-6, Chaetoceros calcitrans mengalami puncak populasi tertinggi pada hari ke 3-4, Skeletonema costatum mengalami puncak populasi tertinggi pada hari ke 2-3.

Teknik kultur yang terakhir adalah teknik kultur skala massal dimana pada teknik ini bibit yang digunakan berasal dari teknik skala semi massal. Kegiatan ini dilakukan pada bak-bak kultur berukuran besar dan dilakukan diluar ruangan dengan volume berkisar antara 40 – 100 meterkubik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 62. Media kultur yang dibuat pada tahap ini menggunakan pupuk teknis seperti urea, ZA, TSP. Komposisi pupuk untuk teknik kultur secara massal dapat dilihat pada Tabel 9.


Langkah kerja dalam menyiapkan media tempat tumbuhnya pakan alami phytoplankton semi massal dan massal adalah :.
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan tersebut!
2) Tentukan wadah yang akan digunakan untuk membudidayakan pakan alami !
3) Bersihkan wadah dengan menggunakan sikat dan disiram dengan air bersih, kemudian lakukan pensucihamaan wadah dengan menggunakan desinfektan sesuai dengan dosisnya. 
4) Bilaslah wadah yang telah dibersihkan dengan menggunakan air bersih.
5) Pasanglah peralatan aerasi dengan merangkaikan antara aerator, selang aerasi dan batu aerasi, masukkan kedalam wadah budidaya. Ceklah keberfungsian peralatan tersebut dengan memasukkan kedalam arus listrik.
6) Masukkan air bersih yang tidak terkontaminasi kedalam wadah budidaya dengan menggunakan selang plastik dengan kedalaman air yang telah ditentukan.
7) Tentukan media tumbuh yang akan digunakan dan hitung jumlah pupuk yang dibutuhkan sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan.
8) Timbanglah pupuk sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
9) Buatlah larutan terhadap berbagai macam pupuk pada wadah yang sesuai, jika sudah terbentuk larutan masukkan kedalam wadah yang digunakan untuk budidaya pakan alami
10) Media tempat tumbuhnya pakan alami siap untuk ditebari dengan bibit sesuai dengan kebutuhan produksi

Teknik pembibitan pakan alami dari kelompok zooplankton dan benthos berbeda dengan teknik pembibitan phytoplankton. Metode kultur murni pada pakan alami kelompok zooplankton berbeda dengan kultur muni pakan alami dari kelompok zooplankton dan benthos. Pada kelompok zooplankton dan benthos kultur murni biasanya hampir sama dengan kultur massal hanya yang membedakannya kapasitas/jumlah produksi yang dilakukannya. Kultur murni zooplankton diawali dengan melakukan isolasi dari perairan yang diduga banyak mengandung zooplankton. Misalnya pada perairan bekas ditanaminya padi maka ditempat tersebut banyak mengandung pakan alami jenis Infosaria, Moina dan Daphnia, di perairan yang banyak mengandung bahan organik maka ditempat tersebut akan banyak mengandung zooplankton dari jenis cacingcacingan  yaitu Tubifex sp dan larva Chironomus. 

Pada zooplankton jenis Artemia salina yang tidak terdapat disemua perairan maka pembibitan Artemia diawali dengan penetasan kista Artemia salina dengan menggunakan wadah tersendiri. Pemilihan wadah yang akan digunakan dalam membudidayakan Artemia sangat bergantung kepada tujuannya. Wadah yang terbuat dari bak semen, bak beton, bak fiber dan tanki plastik biasanya digunakan untuk menetaskan cyst Artemia secara massal dan merupakan budidaya Artemia secara selektif yaitu membudidayakan pakan alami ditempat terpisah dari ikan yang akan mengkonsumsi pakan alami. Sedangkan wadah budidaya kolam tanah yaitu tambak biasanya dilakukan untuk membudidayakan Artemia.

Selain hal tersebut diatas dapat pula dibedakan dari kuantitas pakan alami yang dibudidayakan. Dalam hal ini ada tiga skala produksi pakan alami jika dilihat dari jenis wadah yang akan digunakan. Adapun skala produksinya adalah skala kecil (kultur murni), skala menengah (kultur semi massal) dan skala besar (kultur massal). Kesemua wadah yang disebutkan diatas pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membudidayakan pakan alami Artemia secara semi massal dan massal.

Untuk membedakan antara kultur semi massal dan massal hanya dari volume media yang dapat disimpan didalam wadah tersebut. Oleh karena itu ukuran dari wadah yang akan digunakan sangat menentukan kapasitas produksi dari pakan alami Artemia.

Pada jenis pakan alami lainnya selain Artemia salina, setelah dilakukan isolasi bibit pakan alami zooplankton dan benthos tersebut dilakukan kultur skala kecil terlebih dahulu dimana volume  wadah yang dipergunakan berkisar antara 10-30 liter. Lakukan pemeliharaan sesuai standar operasional prosedur budidaya pakan alami.Teknik budidaya secara massal berbagai macam jenis pakan alami akan dibahas secara detail pada buku teks bahan ajar siswa SMK semester dua.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment