Pertimbangan Aspek Ekonomis
Tujuan
utama dari suatu usaha adalah memperoleh keuntungan atau laba
finansial. Karena itu, penentuan layak tidaknya suatu rencana usaha akan
ditentukan oleh perhitungan-perhitungan dalam analisis ekonomis.
Apabila analisis kelayakan dilakukan dengan benar dan hasilnya
menunjukkan layak untuk dilaksanakan, maka pelaksanaannya jarang
mengalami kegagalan. Kecuali analisis kelayakan usaha dilakukan dengan
data yang tidak benar dan atau karena adanya faktor- yang tidak
terkontrol misalnya terjadi bencana alam. Sebelum menguraikan berbagai
hal tentang analisis ekonomis, perlu terlebih dahulu memahami masalah
pembiayaan, pendapatan, dan penyusutan.
1) Pembiayaan
Untuk mampu menghitung pembiayaan, terlebih dahulu Anda memahami pengelompokan dalam pembiayaan. Biaya dikelompokan menjadi 2, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost).a. Fixed Cost (biaya tetap), yaitu biaya yang besarnya tidak berubah walaupun terjadi penambahan pada volume produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah: gaji dan tunjangan, peralatan/perlengkapan (sprayer, cangkul, bak penampung air, gembor dsb), biaya penyusutan (depreciation), biaya perawatan mesin dan gedung, biaya perijinan, bunga kredit, asuransi, pajak perusahaan, dan biaya tak terduga, dan lainlain.
b. Variabel Cost (biaya tidak tetap), yaitu: biaya yang besarnya berubah sesuai dengan penambahan dari volume produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah: sarana produksi (bibit, pupuk dan obat-obatan) dan Upah harian tenaga kerja. Selain kedua kelompok pembiayaan diatas, dalam penerapannya masih terdapat pengeluaran pembiayaan lain seperti halnya untuk pengadaan tanah, bangunan, peralatan, maupun pembiayaan lainnya. Sehingga apabila dikelompokan, maka kelompok pembiayaan ini masuk kedalam kelompok Modal Investasi dan Modal Kerja.
c. Modal investasi, yaitu modal yang dipergunakan untuk keperluan pengadaan atau pembelian fasilitas yang tidak langsung habis pakai, namun apablia akan digantipun dalam waktu relatif lama. Termasuk kedalam kelompok modal investasi adalah: tanah, bangunan, mesin, peralatan pabrik, perijinan, pengadaan alat-alat transportasi, peralatan kantor, perabot kantor, instalasi air dan listrik dan lain lain.
d. Modal kerja, yaitu: modal yang dipergunakan untuk membiayai keseluruhan kegiatan agar usaha berjalan lancar sesuai dengan rencana setelah investasi dianggap memadai. Termasuk kedalam kelompok modal kerja antara lain: bahan baku, bahan penolong, bahan bakar dan bahan pelumas, bahan pembungkus (packing), bahan untuk pembersih air (zat kimia), gaji, lembur, biaya administrasi, dan lain-lain.
2) Pendapatan
Pendapatan suatu usaha meliputi semua produk atau unsur yang dapat dijual dari kegiatan usaha tersebut. Produk atau unsur yang dapat dijual tidak hanya produk utama, namun dapat juga produk afkiir atau produk ikutan yang dapat berupa limbah. Untuk dapat menghitung pendapatan haruslah mampu menghitung harga pokok per unit dan harga jual.3) Penyusutan (Depresiasi)
Untuk berjalannya suatu kegiatan usaha diperlukan pengadaan fasilitas kantor, peralatan, gedung ataupun lainnya yang sejenis. Fasilitas-fasilitas tersebut pada waktu tertentu habis masa pakainya karena usang/rusak, sehingga harus diganti. Untuk itu sebelum saatnya diganti, perlu menyisihkan dana setiap bulan untuk pengadaan fasilitas. Sehingga apabila pada saatnya harus diganti, maka telah tersedia fasilitas baru sebagai pengganti yang telah rusak/usang.4) Bagaimana kita menilai kelayakan usaha yang direncanakan?
Untuk menilai apakah suatu usaha yang direncanakan layak (feasible) atau tidak dilaksanakan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melalui analisis ekonomis/finansial. Ada beberapa kriteria yang umumnya digunakan, seperti: Break Event Point (BEP) dan net benefit cost ratio (Net B/C). Break Even Point (BEP) atau titik pulang pokok, yaitu suatu keseimbangan di mana pada titik tersebut jumlah hasil penjualan sama dengan jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga perusahaan yang bersangkutan pada tingkat omzet dan biayabiaya tersebut di atas tidak memperoleh laba maupun rugi.
Analisis net B/C merupakan perbandingan antara presen value dari arus kas bersih dengan present value investasi yang dikeluarkan. Net B/C sering juga disebut sebagai profitability indeks. Kriteria penilaian dilakukan sebagai berikut: jika net B/C .> 1, maka usaha yang direncanakan layak untuk dilaksanakan, dan jika net B/C < 1 maka usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan. Selanjutnya dapat dipahami contoh analisis usaha budidaya melon varietas ivory berikut ini:
Mengingat berbagai jenis melon yang ada dan harga penjualan hasil melonnya juga sangat bervariasi maka diharapkan Anda membuat alternatif analisis biaya yang lain yang sesuai kondisi di lingkungan Anda. Pertimbangannya apakah didaerah Anda konsumsi buah melonnya yang eksklusif, di swalayan, atau untuk pesta ( artinya yang rasanya manis, teksturnya renyah/soft, warnanya yang menarik) seperti varieatas sakata, australia, dan melon jingga lainnya yang harganya benihnya bisa mencapai Rp 800,- keatas/biji, harga buahnya relatif tinggi berkisar Rp 7.000- s.d. Rp18.000,-/kg atau yang harganya kelas ekonomi yang harga bijinya ± Rp 250,-/biji harga buanya dibawah Rp 7000,- /kg (sky roket, dan Ivory).
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment