Jenis-jenis pakan alami bag 8
d. Infosaria, yaitu Paramecium sp. Ciri-cirinya antara lain adalah :
1) Bersel tunggal
2) Berwarna putih Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10
Jenis
pakan alami yang ketiga yang dapat diberikan kepada ikan, larva dan
benih ikan/udang/ikan hias adalah benthos. Benthos adalah organisma air
yang hidupnya di dasar perairan. Benthos yang biasa dimanfaatkan dan
dapat dibudidayakan sebagai makanan ikan antara lain adalah cacing
rambut atau Tubifex dan larva Chironomus sp. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 11 dan 12.
Ciri-ciri benthos secara umum antara lain adalah :
1) Berwarna merah darah karena banyak mengandung haemoglobin.
2) Berbentuk seperti benang yang bersegmen-segmen.
Larva
Chironomus sp berasal dari lalat Chironomus(Gambar 13). Larva berwarna
merah ini terdiri dari kepala dan tigabelas segmen dengan panjang tubuh
antara 10-15 mm. Pada segmen ke 12 terdapat rambut yang panjang dan
kasar sedangkan pada segmen terakhir terdapat percabangan dua. Seperti
pada umumnya benthos yang hidupnya berada di dasar perairan yang
mengandung bahan organik tinggi , larva Chironumus sp juga menyukai
hidup pada perairan yang mengandung bahan organik yang tinggi baik dari
hasil limbah buangan rumah tangga maupun pada kondisi perairan yang
tercemar dengan bahan organik. Untuk tumbuh dan berkembangnya
membutuhkan suhu yang cukup berfluktuatif berkisar antara 10-35oC. Pada
lokasi perairan yang mempunyai suhu yang tinggi maka proses
pertumbuhannya akan semakin cepat.
Larva
Chironomus sp atau lebih dikenal sebagai cacing darah atau bloodworm
merupakan larva dari serangga yang termasuk ke dalam family nyamuk.
Chironomus mengalami metamorphosis sempurna, memiliki empat stadia
hidup, yaitu telur , larva, kepompong dan dewasa.
Jenis pakan
alami yang sedang dikembangkan sebagai pengganti tepung ikan adalah
Maggot.Maggot berasal dari telur lalat yang mengalami metamorfosis pada
fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang kemudian
berubah menjadi lalat dewasa. Pada saat ini Maggot sudah dapat
diproduksi secara massal di Balai Budidaya Ikan Hias Depok. Peluang
Maggot menjadi pakan alternatif ikan memang terbuka lebar. Apalagi ia
dapat menggantikan fungsi tepung ikan sebagai sumber protein pada pelet.
Selama ini pabrik-pabrik pakan di tanahair masih bergantung pada tepung
ikan impor dari negara Amerika Latin seperti Chili dan Peru.
Berdasarkan data LRBIHAT impor tepung ikan Indonesia mencapai
US$200-juta setiap tahun.
Maggot (ulat dan serangga black
soldier) merupakan sumber bahan baku protein non tepung ikan yang
diharapkan mampu berperan dalam mensuplai protein sesuai dengan
kebutuhan ikan. Perolehan bahan ini dapat dilakukan secara budidaya dan
dapat diproduksi secara masal. Hewan ini dapat diibaratkan sebagai mesin
biologis yang mampu mengeluarkan enzim alami, sehingga bahan organik
yang sebelumnya susah dicerna dapat disederhanakan dan besar kemungkinan
bahan tersebut menjadi mudah dicerna, termasuk oleh ikan. Selain itu
hewan sederhana ini memiliki kandungan antimikroba dan anti jamur, tidak
membawa atau agen penyakit, kandungan protein cukup tinggi (30-45%),
mengandung asam lemak esensial seperti linoleat dan inolenat, serta
memiliki 10 macam asam amino essensial. Keistimewaan lainnya adalah
hewan ini mampu hidup relatif cukup lama C ± 8 minggu) serta dalam
pembudidayaannya tidak memerlukan teknologi tinggi.
Maggot
merupakan larva dari serangga Hermetia illucens (Diptera, famili:
Stratiomydae) atau Black Soldier yang dapat mengkonversi material
organik menjadi biomassnya (sumber energi buat diri sendiri). Disamping
memiliki potensi sebagai sumber protein pakan, Maggot juga memiliki
fungsi sebagai pakan alternatif. Salah satu keunggulan Maggot adalah
dapat diproduksi sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Sebagai sumber
protein hewani, Maggot juga berpotensi untuk mengganti tepung ikan yang
semakin langka keberadaannya saat ini. Kandungan protein yang terdapat
pada Maggot sangat tinggi sehingga Maggot sangat baik digunakan untuk
mempercepat proses pertumbuhan pada ikan-ikan budidaya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 14.
Budidaya Maggot di Balai
Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi (BBPBATS) hingga tahun
2006 sudah berhasil diproduksi dengan cara menyiapkan media bungkil
kelapa sawit (Palm Kernel Meal / PKM) fermentasi yang ditempatkan dalam
wadah dengan sumber serangga black soldier (Hermentia illucens) dan
alam. Dari beberapa kali produksi hasilnya tidak konsisten dan sulit
diprediksi, oleh karenanya metoda budidaya Maggot akan disempurnakan
dengan mengupayakan agar produk Maggot lebih terkontrol. Dengan
terkumpul telur ini, maka produksi Maggot sudah dapat diprediksi dari
segi kontinyuitas dan kuantitasnya.
Berdasarkan
media tumbuhnya pakan alami dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
pakan alami air tawar dan pakan alami air laut. Jenis pakan alami air
tawar yang sudah banyak dibudidayakan secara massal antara lain
adalahMoina, Daphnia, Brachionus, Tubifex , sedangkan jenis pakan alami
air laut yang sudah dibudidayakan adalah berbagai macam jenis
phytoplankton, Brachionus, Artemia salina.
Dalam membudidayakan
pakan alami yang akan diberikan kepada ikan hias dan ikan konsumsi
dipilih jenis pakan alami yang relatif mudah dan mempunyai siklus hidup
yang singkat. Hal ini bermanfaat untuk menyediakan pakan alami tersebut
secara kontinu. Kandungan nutrisi pakan alami yang baik
akan mengakibatkan larva atau benih ikan yang mengkonsumsi pakan alami
mengalami kematian yang mendekati nol dan kelangsungan hidup tinggi
serta pertumbuhan larva atau benih ikan sangat baik.
0 komentar:
Post a Comment