-->

Rumah pembibitan melon

Rumah pembibitan dibuat untuk melindungi  bibit tanaman yang masih muda dari terik sinar matahari, air hujan, dan serangan hama dan penyakit. Luasan pembibitan tergantung dari luasan penanaman yang akan dilakukan, semakin luas penanaman semakin luas pula kebutuhan tempat/rumah pembibitan. Model rumah pembibitan disesuaikan dengan luas penanaman. Untuk rumah pembibitan melon yang digunakan adalah model I atau bentuk sungkup mempunyai ukuran panjang 10-15m  atau disesuaikan dengan kondisi lahan, lebar 100-120 Cm, dan tinggi ± 75 Cm sebaiknya dibuat setengah lingkaran . Model I biasa digunakan untuk penanaman skala kecil.

Polibag yang telah diisi dilapisi  media semai ditata secara berjajar, terlebih dahulu di bagian bawah dilapisi kertas koran agar perakaran bibit nantinya tidak menembus ke dalam tanah.  Kelemahan dari model ini harus memindahkan bibit-bibit ke nampan/kotak khusus, baru diangkut ke lokasi penanaman sehingga memerlukan waktu dan tenaga lebih banyak.
Seperti halnya dalam pembibitan semangka kerangka naungan dapat terbuat dari besi, bambu, kayu atau bahan lain yang ada berbentuk setengah lingkaran. Atap sungkup dapat terbuat dari  plastik bening transparan, kain strimin atau gabungan keduanya. Apabila hanya menggunakan plastik bening transparan  maka harus sering dibuka dan ditutup. Sungkup dibuka mulai pagi hari sampai pukul 12.00 siang, kemudian ditutup. Sore hari sungkup dibuka lagi dan ditutup pada malam hari.

Apabila menggunakan kain strimin dapat digunakan berbagai macam warna. Berdasarkan pengalaman, kain kasa/strimin warna hijau memberikan pertumbuhan bibit tanaman yang lebih sehat dan cepat dibandingkan dengan warna lain. Penggunaan kain kasa/strimin mempunyai beberapa keuntungan , antara lain tidak perlu membuka dan menutup berulang-ulang karena sinar matahari yang masuk tidak 100%, selain itu pemeliharaan seperti penyiraman dan penyemprotan fungisida dapat dilakukan tanpa membuka kain kasaa/strimin. Keuntungan lainnya mencegah hama masuk ke pembibitan sehingga mengurangi penyemprotan insektisida. Pada penggunaan plastik transparan sebagai sungkup, hama seperti belalang, ulat tanah, dan anjing tanah (orong-orong) dapat dengan mudah masuk ke pembibitan. Kerugian penggunaan kain strimin sebagai penutup sungkup yaitu memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan plastik transparan bening. Pada saat musim hujan, sebaiknya digunakan rangkap antara plastik bening dengan kain kasa/strimin untuk melindungi bibit tanman dari terpaan air hujan.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment