Pengertian Kritik
Apakah kritik? Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kritik diartikan sebagai kecaman, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Kritik akan membawa ke arah kemajuan, jika diterima dengan akal pikiran yang sehat dan maju. Kritik bagi sebuah karya seni, baik koreografi, komposisi, sastra, rupa dan artifak lainnya adalah suatu hal yang utama untuk kemajuan positif. Berdasarkan perngertian dari sumber itu, maka kritik musik dalam pertunjukan seni. Berdasarkan pengertian dari sumber itu maka kritik musik dalam pertunjukan seni dapat diartikan sebagai pertimbangan baik atau buruk terhadap kemampuan seseorang atau kelompok dalam memproduksi musik/lagu atau karya musik dalam pertunjukan seni. Dengan kata lain, kritik musik dalam pertunjukan seni memperlihatkan objek dari kritik, yaitu musik, yang berhubungan dengan nada, ritme, harmoni, intensitas, warna suara, interpretasi, dan ekspresi. Pernahkah kamu menyaksikan acara Indonesian Idol? Atau, Akademi Fantasi Indonesia (AFI), Indonesia Mencari Bakat (IMB), Kontes Dangdut Indonesia (KDI), atau bentuk kompetisi lainnya yang disiarkan oleh beberapa stasiun televisi swasta nasional? Pernahkah kamu menyaksikan komentar yang diberikan beberapa juri setelah mendengar bagaimana seorang penyanyi memproduksi suaranya?
Peranan juri dalam suatu kompetisi atau pertunjukan musik dapat disamakan dengan orang yang memberi kritik atau kritikus. Kritikus tidak hanya dipandang sebagai penilai, tetapi juga sebagai seorang apresiator, yaitu seseorang yang dapat menghargai karya yang sedang ia amati. Dengan kata lain, seorang kritikus tidak hanya dapat menilai produksi musik sebagai ‘baik’ atau ‘buruk’, tetapi juga dapat menguraikan atau menjelaskan mengapa ia menilai musik itu ‘baik’ atau ‘buruk’. Seorang kritikus harus memiliki beberapa kemampuan dasar, di antaranya: pertama, seorang kritikus harus memiliki kemampuan atau pengalaman untuk mengobservasi atau mengamati suatu lagu dengan teliti.
Kedua, seorang kritikus harus memiliki kemampuan atau pengalaman mendengarkan lagu dari beragam genre musik, seperti pop, jazz, klasik Barat, keroncong, dangdut, tradisi, dan lain-lain. Tidak hanya memiliki pengalaman atau pengetahuan tentang lagu dari beragam jenis atau genre musik, tetapi seorang kritikus harus memiliki pengalaman atau pengetahuan tentang gaya lagu dari masing-masing genre. Ingatkah kamu materi pelajaran yang pernah kita bahas dalam Bab 3 di Semester I? Betul! Dalam bab itu kita pernah membahas tentang musik sebagai simbol, nilai-nilai estetik dalam musik, dan estetika musik. Nilai-nilai estetik dalam lagu atau musik memperlihatkan gaya dari lagu atau musik yang dinyanyikan. Selain itu, seorang kritikus juga harus memiliki pengetahuan tentang tingkat kesulitan lagu-lagu yang dinyanyikan atau dimainkan oleh musisi (penyanyi dan pemain musik). Bagaimana suatu lagu atau musik sebaiknya dihasilkan oleh musisi (penyanyi atau pemain musik) sehingga terdengar lebih menarik bagi penonton atau pendengar.
Ketiga, seorang kritikus harus memiliki wawasan untuk memahami bagaimana suatu lagu atau musik sebaiknya dihasilkan oleh musisi (penyanyi atau pemain musik) sehingga terdengar lebih menarik bagi penonton atau pendengar.
0 komentar:
Post a Comment