-->

Aspek Ekonomi yang perlu diperhatikan dalam menanam tanaman atsiri

Ruang lingkup aspek ekonomis berkaitan dengan permasalahan perusahaan produksi tanaman herbal/atsiri yaitu menyangkut keuangan/ pembiayaan.   Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit, biaya merupakan bagian dari  harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan.  Biaya adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang, diperlukan untuk menghasilkan suatu barang dalam satu periode produksi.

Berdasarkan sifat biaya, di dalam perhitungan dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap  (fix cost) dan biaya tidak tetap.

1) Biaya Tetap (Fix cost) 

adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada kapasitas produksi. Contoh:  peralatan / perlengkapan (sprayer, cangkul, bak penampung air, gembor dan sebaianya), gaji  tenaga kerja tetap, bunga modal, biaya perijinan usaha, biaya peralatan (penyusutan/sewa), biaya bangunan (penyusutan/sewa), dan lainlain.

2) Biaya Tidak Tetap  (variable cost) 

adalah biaya yang harus dikeluarkan dan habis pakai selama satu kali proses produksi. Besarnya biaya akan mengikuti besarnya rencana kapasitas produksi yang akan diusahakan selama satu kali proses produksi. Contoh: sarana produksi (bibit, pupuk dan obat-obatan), upah harian tenaga kerja.

Untuk perencanaan suatu usaha produksi tanaman herbal, besarnya biaya dapat dihitung dengan beberapa rumus berikut sehingga dapat diketahui tingkat kelayakannya.  Perhitungan/analisa biaya dapat  dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

1). Revenue Cost Ratio atau dikenal dengan istilah R/C   

R/C rasio adalah  salah satu  alat ukur statistik guna menentukan apakah perencanaan usaha yang akan dikembangkan, layak atau tidak layak. Cara perhitungannya adalah dengan melihat perbandingan antara penerimaan (revenue) terhadap pengeluaran (cost). Semakin besar nilai R/C rasio maka semakin baik prospek keuntungan usaha produksi tanaman herbal/atsiri yang direncanakan.

Dalam penilaian R/C rasio ini ada tiga katagori pernyataan.
a. R/C < 1 Dinyatakan tidak layak dan tidak boleh  dilanjutkan.
b. R/C = 1 Dinyatakan tidak layak, namun kalau ada tujuan atau keuntungan lain yang diharapkan maka bisa dikatakan layak.
c. R/C > 1 Dinyatakan layak dan boleh dilanjutkan

2). Break Even Point (BEP) 

Break Even Point adalah perhitungan untuk mengetahui berapa batasan minimal luasan usaha jika ditargetkan besarnya keuntungan yang akan dicapai menentukan batasan tidak untung dan tidak rugi. Didit dan Agus (2008) menjelaskan bahwa BEP sering disebut titik balik modal, terjadi jika besarnya penerimaan sama dengan modal yang telah dikeluarkan.  Titik balik modal dapat dilihat dari volume dan harga produksi.

3). B/C rasio 

B/C rasio adalah ukuran perbandingan antara hasil penjualan dan biaya operasional.  Dengan kata lain B/C rasio merupakan cara untuk melihat ukuran kelayakan usaha.  Jika B/C rasio = 1, artinya rencana usaha dinyatakan layak.

  

4). Return of Invesment (ROI) 

RoI merupakan perbandingan antara keuntungan dan biaya operasional, dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal. RoI biasa dipergunakan untuk kegiatan usaha produksi tanaman tahunan (jangka panjang/ beberapa kali siklus produksi).



Aspek ekonomi yang sangat penting dalam perencanaan usaha komoditas tanaman herbal adalah perhitungan untuk mengetahui tingkat keuntungan dari suatu usaha yang akan diusahakan, dalam hal ini adalah produksi tanaman herbal/atsiri. Perhitungan tersebut dikenal dengan istilah analisa usaha.
Analisa usaha merupakan suatu alat untuk menghitung berapa jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk melakukan suatu produksi tanaman herbal/atsiri yang akhirnya digunakan sebagai patokan untuk menentukan nilai jual dari suatu produk yang dihasilkan. 






Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment