Teknik Transplanting Bibit
1) Menyiapkan media tumbuh
Media tumbuh untuk transplanting bibit tergantung dari jenis/varietas tanaman dan umur transplanting. Media tumbuh dapat berupa komposisi yang sama dengan media semai hanya kalau untuk media semai teksturnya lebih lebih halus. Sebelum dimasukkan ke dalam wadah media transplanting disterilisasi dengan cara dikukus.Media tumbuh untuktransplanting bila perlu bisa ditambahkan dengan pestisida seperti nematisida, fungisida, dan bakterisida untuk mengurangi nematoda, jamur, dan bakteri. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan media tumbuh transplanting adalah :a. Melakukan tindakan pencegahan kerusakan tanaman pada saat pengisian media ke dalam polybag b. Memilih dan menentukan jenis media sesuai dengan karakteristik tanaman c. Mencampur komponen media tumbuh secara merata, mengukur porositasnya untuk meyakinkan bahwa media tersebut sesuai dengan persyaratan tanaman d. Membersihkan dan menyimpan peralatan penyiapan media tumbuh yang telah digunakan, pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan ketentuan.
2) Memilih bibit
Bibit yang akan ditransplanting sebaiknya dipilih yang sehat, subur, seragam, cukup umur, dan tidak cacat. Umur bibit yang siap ditransplanting bervariasi tergantung dari varietasnya berkisar antara 3-4 minggu setelah semai.3) Menanam bibit ke dalam polybag/wadah
Menanam bibit ke dalam polybag (transplanting) harus dilakukan sacara hati-hati karena akar-akarnya, batang dan daunnya masih lemah. Jika akarnya putus, kemungkinan akar terinfeksi jamur atau bakteri sangat tinggi. Batang yang dipegang terlalu ketat juga dapat menyebabkan bibit menjadi mati.Prosedur menanam bibit ke dalam polybag adalah sebagai berikut :
a) Siapkan media tumbuh dan isikan dalam polybag sebanyak ¾ bagian
b) Pegang daun bibit perlahan-lahan, cungkil media tempat tumbuh secara hati-hati.
c) Pindahkan bibit dan tanam bibit bersama media semai yang masih menempel pada akar
d) Tempatkan bibit hasil transplanting di tempat pembibitan.
e) Pelihara bibit sampai masa pindah tanam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada transplanting bibit adalah :
a) Memeriksa kesiapan media tumbuh dalam polybag/wadah, bibit, dan peralatan penanaman
b) Melakukan penanaman bibit dengan memperhatikan aspek teknis dan ekonomis
c) Mengelompokkan, memonitor dan memelihara bibit tanaman yang telah ditanam, sesuai kondisi tanaman di lapangan
4) Seleksi Bibit
Keberhasilan dalam budidaya tanaman salah satunya ditentukan oleh mutu bibit yang digunakan. Untuk membangun agribisnis pertanian dalam skala luas diperlukan bibit yang relatif banyak dengan mutu yang benar-benar baik, yaitu bibit segar dan daun tidak rontok, batang utuh, serta bebas hama penyakit. Untuk memperoleh tanaman agar dapat tumbuh baik dan seragam di lapangan, maka sebelum melakukan penanaman perlu dilakukan pemilihan bibit terlebih dahulu.Adapun syarat bibit yang baik dan siap dipindahkan antara lain :
a) Pertumbuhannya sehat
b) Calon batangnya lurus, tidak patah
c) Berdaun antara 3 – 5 helai
d) Struktur perakarannya baik
e) Umurnya tepat 25-30 hari
5) Mengangkut bibit
Pengangkutan bibit seringkali menjadi kendala yang utama, untuk menjaga agar bibit tetap dalam kondisi baik dan siap tanam, maka pengangkutan bibit dari lahan persemaian ke areal pertanaman memerlukan alat dan cara angkut yang baik dan benar agar bibit tetap segar. Metode pengangkutan bibit yang sering dilakukan petani pada umumnya adalah dengan cara dipikul atau digotong, pengangkutan cara ini hanya cocok untuk jarak angkut dekat, apabila jarak angkut cukup jauh maka diperlukan alat transportasi dan biaya yang besar dan waktu yang lama.Pengangkutan bibit untuk jarak tempuh yang jauh umumnya menggunakan kendaraaan truk atau mobil bak mini, pengangkutan bibit dalam polibag biasanya hanya ditumpuk, sehingga bibit banyak yang rusak dan biaya menjadi mahal.Salah satu metode alternatif yang perlu dipertimbangkan dalam pengangkutan atau pengiriman bibit jarak jauh dan dalam jumlah besar adalah dengan menggunakan rak, sedangkan untuk jarak dekat gunakan nampan–nampan kecil disesuaikan dengan kondisi bibit, rak sederhana dibuat dari bambu dan dipasang didalam bak truk, bahan yang digunakan harus bisa dipakai berulang-ulang dan mudah didapat dan dapat dibuat oleh sebagian besar petani, dengan cara ini diharapkan bibit yang diangkut tetap segar, terangkut lebih banyak sehingga biaya lebih murah.6) Mendisplay Bibit di Blok Pemeliharan
Kerapatan penanaman mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah produksi dan luasan lahan tertentu. Kerapatan tanaman ini tergantung dari jarak tanam yang dipergunakan. Jarak tanam yang digunakan dalampenanaman biasanya tergantung pada kondisi iklim, waktu tanam, dan lokasi kebun.Bila iklimnya baik dan lokasi kebun berada di tempat yang terbuka tidak terhalang oleh pepohonan jarak tanam yang digunakan dapat pendek. Begitu juga sebaliknya jika lokasi kurang terbuka dan iklimnya jelek maka jarak tanam yang digunakan agak lebar.
Pengaturan jarak tanam penting sekali dalam penanaman, karena akan menentukan penanaman yang teratur pada jarak antar tanaman dan antar baris tanamannya. Penanaman yang teratur akan memberikan kemudahan dalam pemeliharaan tanaman seperti penyiangan, pemberian pupuk, pengendalian hama dan penyakit dan sebagainya.Selain itu pengaturan jarak tanam akan mempengaruhi jumlah tanaman dalam luasan lahan. Jika jumlah tanaman sudah seimbang dengan kondisi lahan, maka persaingan penguapan unsur hara, air, cahaya dan udara akan terhindar, efisien penggunaan cahaya yang diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis. Kompetisi antara tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara serta tingkat produksi yang dicapai.
Pemilihan dan penggunaan jarak tanam yang tepat akan memberikan hasil yang optimal. Dalam pemilihan dan penggunaan jarak tanam dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a) Jenis tanaman yang akan ditanam
b) Tujuan produksi
c) Kesuburan tanah
d) Musim tanam
Jarak tanam yang dipilih dapat disiapkan pada akhir pengolahan tanah setelah pemberian pupuk dasar atau jarak tanam dapat disiapkan pada waktu bersamaan dengan kegiatan penanaman. Semua ini tergantung kepada komoditas yang akan ditanam. Menurut Sri Setyati, 1979 ada beberapa bentuk jarak tanam yang biasa digunakan dalam kegiatan budidaya tanaman :
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment