-->

Analisis R/C, B/C, dan BEP

Analisis akan dapat dihitung apabila perkiraan biaya produksi dan perkiraan hasil produksi telah diketahui.  Perkiraan biaya produksi dapat diketahui dengan cara merinci rencana anggaran biaya seperti tersebut di atas, kemudian diperkirakan pula hasil panen yang akan didapat.  Dari hasil panen dihitung lagi berapa banyak benih yang dihasilkan, katakanlah 30% dari hasil panen adalah benih yang dihasilkan.  Kemudian benih yang dihasilkan dalam kilogram dikalikan dengan perkiraan harga jual benih, maka akan diketemukan perkiraan pendapatan dari penjualan benih.
Perhitungan Revenue/Cost Ratio adalah pendapatan dari hasil penjualan benih dibagi dengan biaya yang dikeluarkan untuk produksi.  Sedangkan Benefid/Cost Ratio dihitung dengan cara sebagai berikut; penghasilan dikurangi dengan pengeluaran akan diketemukan keuntungan (benefid), kemudian B/C Ratio dihitung dengan cara keuntungan (benefid) dibagi dengan biaya yang dikeluarkan.   R/C atau B/C biasanya digunakan untuk menghitung tingkat rasio dalam satu kali proses produksi.

Break Even Point (BEP) atau sering disebut sebagai titik impas adalah suatu keadaan dimana antara pengeluaran dengan pendapatan seimbang, dengan kata lain tidak untung tidak rugi.  Namun demikian dalam perhitungan BEP terdapat dua macam perhitungan yaitu BEP barang/unit dan BEP rupiah. BEP barang/unit berarti yang dihitung sebagai patokan adalah seberapa banyak barang/unit minimal harus diproduksi agar menemui titik impas.  Sedangkan BEP rupiah adalah berapa harga penjualan yang harus didapat agar hasilnya menemui titik impas.  BEP biasanya disajikan setelah perhitungan laba-rugi.  Sedangkan rumus untuk BEP barang/unit adalah sebagai berikut:





Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment