-->

Teknik Pembiakan secara Vegetatif - Stek Daun

Setek daun merupakan salah satu teknik setek yang menggunakan bagian daun tanaman atau daun yang bertunas. Tanaman yang dapat diperbanyak melalui setek daun adalah tanaman hias seperti cocor bebek dan tanaman jeruk yang berbuahnya masam banyak menyimpan energi sehingga lebih mudah disetek.
Cara Mempercepat Pertumbuhan akar pada stek
  • Pengeratan (girdling) pada batang
Pengeratan (girdling) pada batang dijadikan stek dapat dilakukan dengan cara pengeratan kulit kayu sekeliling cabangdibuang secara melingkar. Lebarlingkaran sekitar 2 cm. Jarak dari ujung cabang ke batas keratan kira-kira 40 cm. Biarkan cabang yang sudah dikerat selama 2-4 minggu. Pada dasar keratin akan tampak benjolan atau kalus. Pada benjolan inilah terjadi penumpukan karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber tenaga pada saat pembentukan akar dan hormon auksin yang dibuat didaun. Setelah terlihat benjolan barulah cabang dapat dipotong dari induknya. Bagian pangkal cabang sepanjang 20 cm dapat dijadikan sebagai stek.
  • Penggunaan Hormon Tumbuh 
Hormon auksin bertindak sebagai pendorong awal proses inisiasi atau terjadinya akar. Sesungguhnya tanaman sendiri menghasilkan hormon, yaitu auksin endogen, akan tetapi banyaknya auksin yang dihasilkan belum cukup memadai untuk mendorong pembentukan akar. Tambahan auksin dari luar diperlukan untuk memacu perakaran stek
  • Cara celup cepat (quick dip) 
1. Pada cara ini hormon auksin dilarutkan ke dalam alkohol 50%. Kemudian tambahkan air sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan.  Jenis hormon auksinnya bisa IBA, IAA atau NAA (berbentuk serbuk).

2. Konsentrasi yang digunakan berkisar antara 500-10.000 ppm, tergantung jenis hormon dan jenis tanamannya. Atau lebih mudahnya menggunakan hormon tumbuh yang sudah siap untuk digunakan yang banyak dijual di toko pertanian, seperti Atonik atau Liquinox Start dengan dosis 100-200cc per 1 liter air (1 sendok makan =10 cc).

3. Batang-batang stek yang akan diberi hormon disatukan. Bisa dengan diikat menggunakan tali plastik atau karet gelang. Selanjutnya bagian pangkalnya sekitar 2 cm dicelupkan selama 5 detik ke dalam larutan hormon.
  • Cara rendam (prolonged soaking) 
1. Mula-mula auksin (berbentuk serbuk) dilarutkan dalam alkohol 95%.  Kemudian ditambahkan air sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan.  Konsentrasi auksin yang digunakan berkisar antara 5-100 ppm, tergantung jenis tanaman dan jenis auksin yang digunakan. Umumnya untuk penyetekan tanaman buah digunakan konsentrasi 100 ppm dengan lama perendaman 1-2 jam.  Bisa juga dengan konsentrasi 5 ppm, tetapi waktu perendamannya lama,  yaitu 10-24 jam.

2. Untuk lebih memudahkan dapat menggunakan hormon tumbuh yang sudah siap pakai dan banyak dijual di toko pertanian, seperti Atonik atau  Liquinox Start dengan dosis 1-2 cc per 1 liter air (1 sendok makan = 10 cc).

3. Jadi perbandingan dosis auksin pada pencelupan dan perendaman adalah 100 :
Cara perendaman sebagai berikut : Batang stek direndam dalam larutan auksin kira kira 2 cm dari bagian pangkal. Agar penyerapan auksin berlangsung dengan baik, lama perendaman disesuaikan dengan konsentrasi larutan. Perendaman dilakukan ditempat yang teduh dan agak lembab. Hal ini berguna agar penyerapan hormon berjalan teratur, tidak kurang karena pengaruh lingkungan.        
  • Cara pemberian dengan tepung (powder) :  
1. Mula-mula auksin dilarutkan dalam alkohol 95%. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan talek atau tepung sesuai dengan konsentrasi yang digunakan. Konsentrasi berkisar  antara 1.000-5.000 ppm tergantung jenis tanaman dan jenis auksin yang digunakan. Pelarut Alkohol diupayakan untuk diuapkan. Cara pemakaiannya adalah sebagai berikut: basahi pangkal stek dengan air, kemudian disentuhkan ke dalam tepung. Pangkal stek kemudian diketuk-ketuk agar auksin yang melekat tidak berlebihan. Setelah itu stek dapat disemaikan dalam media.

2. Pada setiap cara diatas konsentrasi dibuat berdasarkan ppm. Pengertian ppm (part per million) artinya 1 bagian hormon dalam sejuta bagian pelarut atau tepung. Jadi jika akan membuat larutan dengan konsentrasi 1.000 ppm, maka 1.000 mg hormon dilarutkan dalam 1.000.000 mg pelarut, atau 1 gr hormon ke dalam 1 kg pelarut.

3. Pembuatan tepung dengan konsentrasi 1.000 ppm dengan cara melarutkan 1 gr hormon dalam 500- 1.000 cc alkohol 95%. Setelah diaduk sampai rata, masukkan 1 kg tepung (talc) dan diaduk kembali.  Selanjutnya tepung tersebut dikeringkan sampai seluruh alkoholnya menguap.

4. Untuk proses yang lebih mudah dapat menggunakan hormon tumbuh auksin yang sudah siap digunakan dan banyak dijual di toko pertanian dalam bentuk serbuk dengan berbagi merek dagang.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment