Melaksanakan Pengendalian Hama Tanaman Buah Semusim BAG 1
Salah satu faktor pembatas dalam usaha budidaya tanaman adalah hama tanaman.Hama tanaman ialah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan budidaja tanaman, kerugian tersebut disebabkan oleh binatang seperti serangga, cacing, binatang menyusui (rusa, babi hutan, dan lain-lain) binatang mengerat (tikus, tupai, dan lain-lain). Agar usaha hasil budidaya tanaman memberikan hasil yang memuaskan maka tanaman harus bebas dari serangan hama. Oleh sebab itu apabila hidup tanaman terganggu oleh serangan hama perlu dilakukan tindakan pengendalian hama, hal ini untuk menjamin agar tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian.
Sebelum melakukan upaya pengendalian, terlebih dahulu perlu memahami karakteristik hama tumbuhan, gejala dan akibat serangan hama kemudian dilanjutkan dengan pemilihan metode pengendaliannya. Berbagai pengendalian hama (secara kultur teknis,biologis, kimia, dan terpadu) dilakukan dengan tujuan untuk membatasi kerusakan sehingga kerugian akibat hilangnya hasil tanaman baik secara kuantatif maupun secara kualitatif baik di lapangan/di lahan maupun setelah hasil tanaman dipanen, dapat ditekan sekecil mungkin.
a. Jenis hama, Gejala Kerusakan, dan Cara Pengendalian
Berbagai jenis hama yang menyerang tanaman buah semusim,dan berbagai kerusakan yang diakibatkan serangan serta cara pengendalian yang dilakukan akan disajikan berikut ini:1) Hama Pemotong Bibit
Pada fase pembibitan sampai seminggu setelah pindah tanam di lahan, tanaman banyak terserang hama pemotong. Hama ini menyerang dengan cara memotong pangkal batang dan terdapat luka bekas gigitan serangan. Apabila bibit atau tanaman muda yang terpotong ini utuh, kemungkinan penyebabnya adalah gangsir (Brachytrypes portentosus Licht.), sedangkan bila bagian tanaman yang terpotong terlihat dimakan maka kemungkinan penyebabnya adalah ulat pemotong (cut worm) yang biasa disebut sebagai ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.). Intensitas serangan ulat pemotong ini jauh lebih besar daripada gangsir sehingga dianggap lebih berbahaya.Cara pengendalaian: Untuk mengendalikan hama pemotong bibit dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.
a) Jaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan semua gulma yang ada.
b) Pembalikan dan pencacahan tanah pada waktu pengolahan tanah harus dilakukan secara sempurna agar sisa-sisa kepompong atau imago hama benar-benar musnah.
c) Secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida, misalnya Decis 2,5 EC (deltamethrin),besarnya konsentrasi ikuti petunjuk penggunaan dalam label kemasan.
2) Kutu Trips (Thrips palmi Karny)
Thrips merupakan sejenis serangga berukuran sangat kecil yaitu hanya 1-2mm. Hama ini termasuk polyfag, artinya hama ini dapat menyerang berbagai jenis tanaman. Thrips dewasa bertubuh agakkehitaman dan bertotol merah datau bergarissedangkan thrips mudabertubuhagak keputihanatau kekuningan. Thrips berkembang biak sangat cepat secara parthenogenesis (mampu melahirkan keturunan meskipun tanpa kawin). Thrips menyerang semangka dengan menusuk dan mengisap daun pada pucuk-pucuk tanaman.Akibatnya, daun-daun mengkerut dan terpelintir yang biasa disebut "keriting daun".Thrips yang menyerang bunga akan menyebabkan buah semangka yang terbentuk terdapat cacat fisik yang khas. Hama ini menyerang mulai dari fase pernbibitan sampai tanaman dewasa. Selain sebagai penyebab keriting daun, hama thrips juga merupakan penular (vektor) penyakit virus. Ciri tanaman semangka yang terserang virus, pada daun terdapat bercak-bercak berwarna kuning, tanaman keriting, kerdil, dan tidak dapat membentuk buah secara normal. Cara pengendalian: Untuk mengendalikan hama thrips dapat dilakukan usaha berikut.a) Jangan menanam tanaman semangka pada lahan yang terdapat tanaman semangka dewasa; atau tanaman inang lainnya seperti cabai, terung dan papaya atau jangan menanam di sekitar tanaman sefamili, seperti blewah, melon, dan timun suri.
b) Tanaman yang terserang parah, terlebih terserang virus, segera dicabut dan dibakar agar tidak menular ke tanaman yang sehat.
c) Secara kkimia dapat digunakan insektisida Dicarzol 25 SP (formetanat hydrochloride) dandiselingi dengan insektisida Agrimec 18 EC, besarnya konsentrasi ikuti petunjuk penggunaan dalam label kemasan.
3) Kumbang daun cucur bitaceae (Aulacophora femoralis Motschulsky)
Petani biasa menyebut sebagai hamaoteng-oteng. Hama ini pada stadia dewasa berwarna kuning jingga.Daur hidupnya selama 103-203 hari dengan memakan daun tanaman.Ciri khas luka bekas serangan hama oteng-oteng adalah terdapat lingkaran pada daun. Perlu diwaspadai bahwa larva hama oteng-oteng cukup berbahaya karena bisa menyerang jaringan perakaran sampai pangkal batang. Apabila tanaman muda layu maka cabutlah dan periksa bagian perakaran. Bila setelah diperiksa pada bagian perakaran rusak dan penuh dengan larva, dapat dipastikan penyebabnya larvahamaoteng-oteng. Hama oteng-oteng juga dapat sebagai vektor penyakit layu bakteri.
Cara pengendalian: Cara pengendalian hama oteng-oteng antara lain sebagai berikut.
a) Pengendalian dengan kultur teknis yaitu pengolahan tanah harus benar-benar sempurna sehingga bila di dalam tanah terdapat telur hama ini, dapat mati sebelum menetas.
b) Pengendalian secara fisik yaitu lakukan pada waktu pagi atau sore hari, hama biasanya ada dibawah daun langsung di pegang dan dibunuh.
c) Tanaman yang layu pada usia dini segera dicabut dan dibakar sehingga larva hama oteng-oteng akan mati.
d) Secara khemis dengan penyemprotan insektisida, misalnya Foil OF (Bacilus thuringiensis), besarnya konsentrasi ikuti petunjuk penggunaan dalam label kemasan.
4) Kutu Aphids sp
Aphids muda berwarna kuning, sedangkan aphids dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. kutu daun atau aphids berkembang biak dengan cara melahirkan anaknya. Kutu ini bersifat parthenogenesis yaitusel telur dapat menjadi individu barutanpa dibuahi. Serangan kutu daun biasanya terjadi pada awal musim kemarau, yaitu pada saatudara kering dan suhu tinggi. Bagian tanaman biasanya yang akan diserangadalah pucuk tanaman dan daun muda. Hama ini biasanya hidup menggerombolsehingga mampu menutupi bagian tanaman tersebut.Akibat dari serangan hama ini ialah tanaman akan menggerut serta pucuk akanmengering dan melingkar sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu. Yangsangat menjengkelkan ialah kutu daun tersebut suka mengeluarkan caira yangmanis seperti madu. Akibatnya semut atau cendawan berwarna kehitaman yangsering disebut cendawan jelaga. Pada serangan hebat, selain menjadi keriting,tanamanpun akan tertutupi lapisan hitam yag berupa cendawan jelaga. Cendawanini tentu akan menghalangi butiran hijau daun (klorofil) untuk mendapatkansinar matahari. Akibatnya fiotosintesis pada tanaman akan menjadi tergangguBila hal ini dibiarkan maka tanaman dapat mati. Kutu ini juga sebagai vektor virus.Cara pengendalian: Hama aphids antara lain dapat dikendalikan dengan caraberikut.
a) Penanaman secara serempak pada satu hamparan agar umur tanaman sama. Bila selisih penanaman terlalu jauh maka hama akan berpindah dari tanaman tua ke tanaman muda.
b) Tanaman yang telah terserang parah dan terjangkit virus segera dicabut dan dibakar agar tidak menular ke tanaman lain.
c) Pengendalian secara kimia menggunakanpenyemprotan insektisida, baik kontak maupun sistemik. Jenis-jenis insektisida yang dapat dipakai antara lain Tokuthion 500EC, Anthion 33 EC, Dibron 8 EC, Folithin 50 EC dan Curacron. Perfekthion 400 EC
Waktu penyemprotan harus memperhatikan siklus hidup kutu daun yang hanya memerlukan waktu 6 hari untuk menjadi dewasa dan beranak. Jadi selang waktu penyemprotan 7 hari sekali, misalnya dapat dijadikan pertimbangan. Namun, bila terjadi halhal di luar kebiasaan, seperti serangan mengganas, selang waktu penyemprotan sebaiknya dilakukan kurang 7 hari.
5) Tungau Merah
Tungau (Tetranychus bimaculatus) berbentuk seprti laba-laba, tetapi berukuran dari 1 mm .daur hidup tungau sejak menetas hinggadewasa dan siap berkembangbiak sekitar 15 hari. Tunggu dewasaberwarna merah dengan mulut putih. Sebagaimana hama lainnya, ada kemungkinan tungau inipun menjadi vector penyakit virus. Tungau merah dapat meyebabkan kerusakan pada daun, pucuk,dan tunas muda. Bagian yang diserang akan tumbuh tidak normal yang kemudian terjadi perubahan warna. Selanjutnya daun akan merupuk dan mengkriting. Tanda-tanda adanya tungau pada daun biasanya tampak dari titik yang sangat kecil berwarna merah, kuning, atau keputihan. Titik-titik ini akan tampak bergerak lamban di bawah lindungan sejenis benang sangat halus. Titik-titik inilah yang merupakan tungau tersebut. Titik yang berwarna merah merupakantungau dewasa, sedangkan berwarna kuning atau putih merupakan tungau muda atau telur-telur yang belum menetasSebagai hama, tungaumelakukan serangan mengganas saat musim kering dengan suhu cukup tinggi. Umumnya hama hama penyebab daun kering sangat peka dengan curah huja tinggi dan kelembaban tinggi.Cara pengendalian: Pengendalian hama tungau antara lain sebagai berikut.
a) Dilakukan sanitasi pertanaman, semua gulma dibersihkan. Tanaman terserang parah dicabut dan dibakar.
b) Penggunaan pestisida yang tepat, yaitu akarisida. Akarisida yang dapat digunakan misalnya Mitac 200 EC (amitraz) dapat juga menggunakan Tokuthion 500EC, Trihion 4 EC atau Omite 57 EC. Besarnya konsentrasi ikuti petunjuk penggunaan di label kemasan.
6) Ulat perusak daun, bunga dan buah
Ulat yang biasa merusak daun yang menyerang tanaman semangka yaitu Spodoptera sp. dan Palpita sp., sedangkan ulat perusak buah yaitu Helicoverpa sp. Ulat Spodoptera sp. atau yang biasa dikenal dengan sebutan ulat grayak biasa menyerang secara bergerombol terutama pada malam hari. Serangan ulat ini mengakibatkan daun-daun tanaman meranggas, tinggal tulang daunnya saja, bahkan ulat ini juga menggerogoti kulit buah semangka. Meskipun tidak mempengaruhi rasa, tetapi buah semangka yang kulit buahnya cacat kena serangan ulat mempunyai harga yang lebih rendah. Ulat Palpita sp. merusak tanaman semangka dengan cara menggulung daun. Selain memakan daun, ulat ini kadang-kadang juga merusak bunga sehingga menggagalkan pembuahan. Serangga dewasa dapat meletakkan telur di dedaunan sampai 500 butir telur . Ulat Helicoverpa sp. lebih populer disebut sebagai ulat penggorok buah. Ulat ini memakan isi buah dengan cara menggorok atau membuat lubang terowongan di dalam buah semangka. Hama ini cukup berbahaya karena sangat merugikan petani. Bush yang telah berlubang-lubang karena serangan hama ini praktis tidak laku dijual.Cara pengendalian: Untuk mengendalikan hama ulat ini dilakukan usaha-usaha sebagai berikut.
a) Pemangkasan cabang-cabang sekunder/tertier yang berlebihan.Dengan pemangkasan ini selain aerasi/pertukaran udara dilingkungan tanaman menjadi lancar juga serangan hamaulat lebih mudah terkendali.
b) Pemasangan lampu perangkap warna ultra violet untuk menangkap kupu-kupu yang akan menetaskan telur sehingga mengurangi populasi ulatnya.
c) Secara kimia dengan penyemprotan insektisida pirethroid sintetis, misalnya Decis 2,51 EC (deltamethrin) besarnya konsentrasi disesuaikan dengan petunjukkan pada label kemasan. Penyemprotan dilakukan pada saat ulat dalam stadium larva instar awal. Untuk hasil yang efektif, penyemprotan dapat dilakukan pada sore hingga malam hari dengan ditambah perekat-perata.
7) Lalat buah (Dacus sp)
Lalat buah merupakan hama utama dari famili Cucurbitaceae di daerah tropis dan sub-tropis. Beberapa waktu yang lalu lalat buah (Bactrocera cucurbitaeCoquilett) lebih dikenal sebagai Dacus cucurbitae.Serangan hama ini mengganas terutama pada musim hujan. Lalat buah betina dewasa menusuk buah semangka untuk meletakkan telurnya di dalam buah.Empat hari kemudian, telur menetas menjadi larva yang memakan isi buah semangka.Buah semangka yang terserang lalat buah ini menjadi busuk atau bentuknya abnormal.Cara pengendalian: Pengendalian hama ini dengan cara antara lain sebagai berikut.
a) Sanitasi lingkungan pertanaman, buah-buah yang busuk segera dibersihkan dan dimusnahkan.
b) Memasang perangkap (sex pheromone) di dalam bekas botol air mineral. Sex pheromone yang beredar saat ini menggunakan methil eugenol dipasaran disebut petro genol. Petro genol diteteskan pada kapas ditambah dengan 1-2 tetes insektisida, kemudian diletakkan di dalam botol. Lalat buah jantan akan segera masuk dan terperangkap, kemudian mati.
c) Penyemprotan dengan insektisida dapat dilakukan pada saat pagi hari, saat masih ada embun, sehingga lalat buah belum terbang. Contoh insektisida yang dapat digunakan yaitu Decis 2,5 EC (deltamethrin) apabila sering hujan sebaiknya di campur dengan perek
8) Hama khusus pada tanaman stroberi
a) Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii). Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1-2 mm), hidup bergerombol dipermukaan bawah daun. Gejala serangan pucuk/daun keriput, keriting, pembentukanbunga/bua terhambat. Pengendalian: dengan insektisida Fastac 15 EC danConfidor 200 LC.b) Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.). Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak segitiga dan telur kemerah-merahan.Gejala serangan daun berbercak kuning sampai coklat,keriting, mengering dan gugur. Pengendalian: dengan insektisida Omite 570 EC,Mitac 200 EC atau Agrimec 18 EC.
c) Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Otiorhynchus rugosostriatus) dan kumbang penggerek batang (O. sulcatus). Gejala: di bagian tanaman yang digerek terdapat tepung. Pengendalian: dengan insektisida Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase berbunga.
d) Kutu putih (Pseudococcus sp.) Gejala serangan bagian tanaman yang tertutupi kutu putih akan menjadi abnormal.Pengendalian: kimia dengan insektisida Perfekthion 400 EC atau Decis 2,5 EC.
9) Hama-hama yang lainnya
Hama-hama yang sering timbul dalam lahan pertanaman buah semusim seperti:a) Siput (Molusca) merusak tanaman bagian daun dan batang.
b) Rayap (Coptotermes curvinatus), merusak perakaran atau batang dengan membuat lorong-lorong diluar atau di dalam kulit batang
c) Tikus, menyerang tanaman dengan menggigit dan mengerek
d) Babi hutan ada beberapa spesies, antara lain; Sus scrofa, Susvitatus, dan Susbarbatus, memakan apa saja (omnivora)
0 komentar:
Post a Comment