Ketentuan Metode Inventarisasi Fauna
1) Metode Inventarisasi Fauna secara Sensus
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dan dipertimbangkan dalam pelaksanaan metode tersebut antara lain :(1) cost and budget ( biaya dan anggaran),
(2) area dan ukuran populasi,
(3) waktu dan personil,
(4) fasilitas dan peralatan,
(5) struktur vegetasi,
(6) topografi, dan
(7) distribusi ruang.
Berdasarkan obyeknya, maka cara sensus dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
(1) sensus langsung,
(2) sensus tidak langsung,
(3) kombinasi antara sensus langsung dan sensus tidak langsung.
Cara sensus tersebut diperlukan pengetahuan pengenalan jenis satwa dari tanda-tanda fisik, baik bentuk, ukuran dan warna. Sensus tidak langsung diperlukan tanda-tanda yang ditinggalkan atau bagian-bagian satwa yang ditinggalkan pada tempat tinggalnya, tempat mencari minum, tempat mencari makan, dan sarang yang ditinggalkan.
Sensus langsung
a) Metode penghalauan (drive count) Syarat-syarat sebelum melakukan sensus tersebut antara lain :- area yang digunakan sebagai tempat kegiatan biasanya merupakan area hutan luas dan terbuka, misal savana,
- penyensus harus memperhatikan medan penghalauan,
- memperhatikan kondisi iklim,
- memperhatikan waktu aktifitas satwa,
- penyensus jangan memakai pakaian yang mencolok dan memakai wangi-wangian,
- memperhatikan juga mengenai arah angin,
- pelaksanaan sensus sebaiknya dilakukan pada waktu memulai aktifitas
- cuacanya tidak hujan
- Penggunaan personel
b) Metode persimpangn (cruising methode)
Metode persimpangan dilakukan berdasarkan unit contoh dengan luas minimal 6.4 km2. Dalam unit contoh dibuat jalur-jalur dengan jarak antar jalur 0,4-0,8 km. Penyensus antar jalur satu dengan jalur berikutnya dibuat saling bersimpangan, dan waktu pemberangkatan secara serempak. Gambar pelaksanaan metode cruising.
2) Metode Inventarisasi Fauna secara Sampling
Metode sampling dilakukan berdasarkan adanya keterbatasan waktu dan biaya yang tersedia untuk menginventarisir wilayah yang cukup luas, sehingga tidak mungkin dilakukan dengan metode sensus.a) Metode transek jalur
Pada metode ini harus ditentukan lebar dan panjang jalur pengamatan. Pengamat berjalan di sepanjang jalur pengamatan dengan mengamati fauna yang bisa dilihat sejauh mata memandang dan menghitung jarak pengamat ke satwa, dan mencatat vegetasi yang ada di sekitar jalur pengamatan. Metode ini cocok untuk area pengamatan yang tidak begitu luas. Berikut gambar jalur pengamatan yang dilakukan.
b) Metode transek garis
Pada dasarnya metode transek garis hampir sama dengan metode transek jalur, perbedaan mendasar dari kedua metode adalah :
- Metode transek garis tidak ditentukan jarak ke kanan dan ke kiri
- Metode transek garis harus ditentukan jarak antara satwa liar dengan pengamat
- Metode transek garis harus ditentukan sudut kontak antara posisi satwa yang terdeteksi dengan jalur pengamatan.
c) Metode perangkap (Trappring)
Pada dasarnya metode ini digunakan untuk mamalia ukuran kecil. Perangkap dipasang secara purposive pada habitat tertentu yang diduga terdapat mamalia kecil. Berikut contoh gambar 5. yang bisa diterapkan :
d) Metode Pengamatan
Terkonsentrasi Metode pengamatan terkonsentrasi biasanya diterapkan pada jenisjenis satwa liar yang sering dijumpai berkumpul pada suatu tempat. Pada metode ini dicatat vegetasi, sumber air, dan sumber pakannya.
e) Metode Survei secara Cepat (Rapid Survey)
Metode survei secara cepat adalah metode yang digunakan untuk menginventarisasi flora dan fauna secara bersama-sama dengan cepat. Fauna yang terdapat pada jalur pengamatan dicatat mulai dari titik awal jalur pengamatan sampai titik akhir jalur pengamatan. Penghitungan populasi yang digunakan pada metode ini ada metode Haynes dan metode line transect.
f) Metode menggunakan kamera trapping
Metode yang sekarang lebih mempunyai teknologi yang lebih tinggi adalah penggunaan kamera trapping. Dengan menggunakan metode ini maka aktivitas fauna akan terlihat secara jelas, dan fauna apa saja yang melintasi pada area sekitar pengamatan. Metode ini akan lebih membantu dalam menghitung populasi fauna dengan baik. Berikut gambar 6. kamera trapping
g) Metode terumbu karang
Inventarisasi terumbu karang dilakukan untuk mengetahui kondisi terumbu karang di suatu perairan untuk aspek berikut :
- persentase penutupan karang hidup dan karang mati
- tingkat kerusakan terumbu karang
- jenis-jenis terumbu karang yang ada di suatu perairan.
h) Metode IPA (Index Point of Aboundance)
Metode IPA cocok diaplikasikan pada burung yang dilakukan pada pagi hari dan pada sore hari. Setiap interval 5 (lima ) menit, dicatat jenis burung yang diamati atau yang terdengar suaranya.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment