-->

Melaksanakan Pengendalian Gulma Tanaman Buah Semusim bag 2 [END]

d. Perilaku gulma 

Kebaradaan  gulma disekitar tanaman buah semusim tidak dapat dihindarkan, apalagi lahan pertanaman buah semusim tersebut tidak dikendalikan dengan benar maka akan terjadi persaingan. Ada beberapa jenis persaingan antara lain:
1) Persaingan antara gulma dan tanaman yang dibudidayakan
2) Persaingan untuk Cahaya
3) Persaingan untuk Nutrisi
4) Persaingan untuk Air
5) Persaingan untuk CO2

e. Pengamatan Gulma 

Pengamatan yang harus dilakukan pada gulma yang ada dikebun dapat melalui pengamatan morphologis, perkembangbiakan, maupun siklus hidupnya  yaitu melakukan idenetifikasi terlebih dahulu, baru kemudian menentukan jenis dan jumlah gulmanya. Pengamatan bisa dilakukan pada sebuah populasi atau sampel.Sampel adalah bagian populasi yang terpilih untuk diteliti dimana ciri dan kharakteristiknya dianggap mewakili populasi tersebut. Ada beberapa cara penarikan sampel diantaranya adalah pengamatan secara teratur dengan menentukan beberapa tanaman contoh sebagai obyek pengamatan yang mewakili tanaman lainnya, atau secara acak (random)
Salah satu  cara penentuan tanaman contoh untuk diamati, adalah secara diagonal, yakni tanaman yang diamati berada pada garis diagonal didalam petak/blok pengamatan yang telah terlebih dahulu ditentukan.Petak-petak pengamatan ini dibuat dengan memperhatikan kondisi keseluruhan populasi tempat pengambilan data sehingga peletakan dari petak-petak pengamatan yang dibuat harus tersebar pada seluruh areal.Penentuan ukuran petak-petak pengamatan ini dengan menggunakan kurva spesies area. Ukuran petak contoh yang dibuat sebesar 2 x 2 m sebanyak 20 plot untuk tiap luasan pertanaman Jeruk.

Bentuk Diagonal

Pengamatan yang harus dilakukan pada gulma yang ada dikebun dapat melalui pengamatan morphologis, perkembangbiakan, maupun siklus hidupnya  yaitu melakukan idenetifikasi terlebih dahulu, baru kemudian menentukan jenis dan jumlah gulmanya.

Pelaksanaan kegiatan identifikasi gulma dalam rangka melihat jenis gulma apa saja yang tumbuh dan berkembang di kebun antara lain sebagai berikut:
1) Menyiapkan format pengamatan yang berisi tentang: Nama Latin, Nama Umum, Akar, Batang, Daun, Bunga, Tinggi, Habitat, Siklus hidup, Perkembangbiakan, Kerugian yang ditimbulkan, dan gambar gulma  (format identifikasi morfologi gulma) 
2) Setelah data morfologi gulma diperoleh kemudian dicocokkan dengan buku identifikasi gulma. Baru kemudian kita bisa menentukan nama gulma tersebut
3) Melakukan kegiatan inventarisasi yaitu: Kegiatan utk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan gulma,  gulma hasil identifikasi diinventarisasi  dengan format inventarisasi gulma ( Format inventarisasi gulma)

f. Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma harus memperhatikan teknik pelaksanaan di lapangan (faktor teknis), biaya yang diperlukan (faktor ekonomis), dan kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkannya.

1) Konsep Ambang ekonomi 

Pengendalian gulma dilakukan dengan pendekatan konsep ambang ekonomis.Artinya, selama kerugian yang ditimbulkan oleh kehadiran gulma tersebut masih lebih kecil dari biaya yang harus dikeluarkan untuk pengendaliannya maka pengendalian tidak perlu dilakukan.Untuk mendapatkan hasil pengendalian yang baik, perlu diterapkan sistem pengendalian terpadu.Hal tersebut dilakukan dengan pengelolaan populasi gulma yang memanfaatkan semua teknik pengendalian yang sesuai-sekompatibel mungkin.Hal ini bertujuan untuk mengurangi populasi gulma dan mempertahankannya di bawah ambang populasi gulma yang dapat mengakibatkan kerusakan ekonomi.
Pada Gambar 31  grafik A, strategi pengendalian gulma optimal terletak di titik 0 yang merupakan selisih terbesar antara kurva kenaikan harga produk dan kurva biaya pengendalian gulma. Pada kondisi Gambar 8.2grafik B, strategi pengendalian gulma optimal tidak memerlukari biaya karena selisih terbesar antara kurva kenaikan harga produk dan kurva biaya pengendalian gulma terjadi ketika biaya pengendalian nol. Sementara, pada kondisi Gambar 8.2 grafik C, populasi gulma di bawah ambang ekonomi

2) Cara dan Waktu Pengendalian 

Pengendalaian gulma dapat dilakukan dengan banyak cara tetapi pada umumnya dibedakan menjadi teknik pengendalian gulma secara mekanis/fisik, teknik pengendalian gulma secara kimia dengan menggunakan herbisida, dan pengendalian secara terpadu. 

a) Teknik pengendalian gulma secara mekanis /fisik  

  • Teknik ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 
    • Pengendalian gulma dengan cara dicabut   Pengendalian gulma dengan cara ini biasa jarang dilakukan di agribisnis besar kecuali pada agribisnis rakyat yang pemilikan luasan kebunnya relatif sempit. Cara ini dapat dilakukan di sekitar pohon tanaman buah semusim dan biasanya kombinasi dengan pemakaian alat tangan. 
    • Pengendalian dengan cara dikored Pengendalian gulma dengan cara dikored ini menggunakan alat berupa kored dan sangat praktis dilakukan pada tempat yang tidak terjangkau dengan alat berat maupun herbisida terutama di antara barisan tanaman atau pada bedengan. Pengendalian gulma dengan cara ini juga hanya efektif pada jenis gulma semusim/setahun atau dua tahunan dan tidak efektif pada jenis gulma tahunan yang mempunyai organ perbanyakan vegetatif. Cara ini hanya memotong bagian gulma yang ada di atas tanah, sehingga organ perbanyakan vegetatif gulma yang berada di dalam tanah dapat tumbuh kembali di lahan tersebut. 
    • Pengendalian gulma dengan cara dipotong dengan sabit atau dengan mesin pemotong rumput Pengendalian gulma dengan cara ini hanya bersifat untuk merapikan tumbuhnya gulma. Pengendalian ini harus dilakukan secara berulang-ulang dengan interval waktu minimal satu bulan sekali atau 2 minggu sekali terutama pada musim penghujan. 
    • Pengendalian gulma dengan cara dicangkul Pengendalian gulma dengan cara dicangkul atau dibajak merupakan pengendalian yang cukup praktis pada jenis gulma semusim/setahun, dua tahun dan tahunan. Pengendalian gulma dengan cara ini dapat dilakukan pada saat melakukan pembukaan lahan atau pengolahan tanah dan saat lahan sudah ada tanaman budidaya dapat dilakukuan dapat  dengan cara penyiangan menggunakan cangkul saja. Pengendalian gulma jenis semusim/setahun dengan cara dicangkul atau dibajak ini cukup dengan mencangkul bagian gulma yang berada di atas tanam saja. Sedangkan untuk gulma dua tahunan dapat dilakukan dengan mencangkul bagian gulma yang ada di atas tanah dan mahkotanya.Jenis gulma ini dapat dilakukan dengan mencangkul bagian gulma yang berada diatas tanah.
  • Peralatan yang digunakan
Sebelum kita melakukan pengendalian gulma baik secara mekanik, hendaknya kita persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran dalam pelaksanaan pengendalian gulma tersebut.Alat-alat yang dibutuhkan dalam pengendalian secara mekanis diusahakan alat tersebut dalam keadaan baik dan siap pakai, agar dalam melakukan kegiatan tidak terajdi kendala yang diakibatkan kurang baiknya alat yang digunakan. Dalam melaksanakan pengendalian gulma,  hendaknya kita mengetahui cara-cara pelaksanaan pengendalian gulma tersebut seperti: mencabut gulma, mengored gulma, mencangkul gulma dan mengoperasikan mesin pemotong rumput. Adapun peralatan mekanik dapat dilihat dalam gambar berikut

  • Waktu pengendalian  
Pada pertumbuhan tanaman terdapat suatu periode yang peka terhadap gangguan dari luar, dalam hal ini peka terhadap oleh gangguan dari guima, periode tersebut dikatakan dengan periode kritis. Tumbuhnya gulma disekitar tanaman baik dalam jumlah sedikit maupun banyak akan mempengaruhi sekali terhadap pertumbuhan mau hasil akhir dari tanaman budidaya. Dengan demikian pada periode kritis tersebut gulma yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya hendaknya dilakukan pengendalian agar tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Kita harus mengetahui saat priode kritis suatu tanaman, agar dapat menentukan saat melakukan pengendalian gulma yang paling tepat dan mendapat hasil yang sangat efektif.Periode kritis pada tanaman terbagi dalam beberapa fase diantaranya yaitu awal pertumbuhan, pembentukan promordia bunga, pembungaan dan pembentukan buah serta pembesaran buah. Gulma yang menyerang pada awal pertumbuhan akan mengakibatkan menurunnya laju pertumbuhan tanaman. Pada fase pembentukan promordia bunga, gulma dapat mengurangi jumlah bunga yang terbentuk, sedangkan pada pembungaan dan pembentukan buah serta pembesaran buah gulma dapat mempengaruhi terhadap jumlah bunga yang terbentuk menjadi buah.Pada pembesaran buah, gulma sangat berpengaruh terhadap kualitas buah yang dihasilkan. Gulma yang tumbuh disekitar tanaman sangat mempegaruhi sekali dalam fase-fase tersebut, hal ini disebabkan karena gulma dengan tanaman yang dibudidayakan akan bersaing dalam penerimaan bebagai unsur, baik itu cahaya, air maupun unsur hara, akibatnya keberadaan gulma pada periode kritis tanaman budidaya tersebut akan berpengaruh terhadap keberlangsungan pertumbuhan tanaman. Pengendalian gulma yang dilakukan pada periode kritis akan memberikan keuntungan diantaranya yaitu, dalam frekuensi pengendalian gulma akan sangat terbatas pada masa periode kritis tersebut. Hal ini akan mengurangi dalam biaya produksi untuk pengendalian gulma.

b) Pengendalian secara kimia

Pengendalian gulma secara kimia Untuk tanaman buah semusim jarang dilakukan namun untuk menambah wawasan peserta didik akan diberikan secara garis besar. Pengendalian secara kimia biasanya menggunakan herbisida, cara ini mempunyai kelebihan diantaranya:
  • Lebih menghemat dalam waktu pelaksanaan pengendalian 
  • Tidak memperlukan banyak tenaga kerja.  
Kelemahannya dari cara ini antara lain:
  • Apabila pengetahuan dan teknik pengendalian kurang menimbulkan dampak negate terhadap lingkungan 
  • Terjadinya sifat ketahanan gulma 
  • Aplikasi herbisida tidak dapat menjangkau pada tempat tumbuhnya gulma diseputar lubang tanam atau tajuk tanaman utama. 
Herbisida dibagi menjadi beberapa kelopok antara lain:
  • Herbisida berdasarkan cara kerjanya  dapat dibedakan: 
    • Herbisida kontak dan   
    • Harbisida sistemik 
  • Herbisida selektif   
    • Selektifitas Fsiologis
    • Selektivitas Fisik
    • Selektivitas Posisional
    • Selektivitas karena teknik Aplikasi 
  • Herbisida menurut sifat dan kimiawinya 
    • Herbisida an-organik 
    • Herbisida organik 
  • Dosis herbisida dan kalibrasi alat semprot 
    • Dosis . Dosis herbisida/ha yang digunakan untuk pengendalian gulma sangat tergantung dari jenis gulma sasaran.Untuk kepraktisan di lapangan, dosis tersebut harus dikonversi menjadi konsentrasi dan volume larutan semprot.Untuk keperluan tersebut, terlebih dahulu harus dilakukan kalibrasi alat semprot, nozel, dan kecepatan jalan untuk mengetahui kebutuhan volume semprot per ha.Selanjutnya, konsentrasi larutan semprot dihitung dengan memakai data dosis per ha dan kebutuhan volume larutan semprot per ha. 
    • Kaliberasi . Untuk memperoleh hasil penyemprotan yang efektif dan efisien, sebelum dilakukan penyemprotan herbisida di lapangan perlu dilakukan kalibrasi alat.Tujuannya agar diperoleh dosis dan konsentrasi yang tepat sesuai dengan rekomendasi.Alasan dilakukannya kalibrasi pada alat ini sebagai berikut. 
      • Kecepatan jalan penyemprot sangat dipengaruhi oleh kondisi areal yang akan disemprot. 
      • Alat (terutama nozel) akan mengalami keausan setelah pemakaian beberapa kali sehingga volume semprot berubah. Berikut adalah contoh kalibrasi untuk mengetahui volume semprot (liter/ha blanket). 
        • Ukur lebar semprotan rata-rata (m) (=A) 
        • Ukur jarak jalan (m) oleh operator selama 1 menit (=B) 
        • Ukur output semprot atau flow rate (liter/menit) pada tekanan pompa optimum (1 kg/cm2) (= C) Volume semprot (D) diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 
  



    • Peralatan dalam Pengendalian Bahan kimia Pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:  
      • Sprayer manual  
      • Sprayer tenaga mesin
    • Waktu Aplikasi Herbisida 
      • Waktu aplikasi herbisida pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut: 
        • Herbisida pra-tumbuh (pre-emergence herbicides), yakni herbisida yang diaplikasikan sebelum gulmanya tumbuh
        • Herbisida pasca-tumbuh (post-emergence herbicides), yakni herbisida yang diaplikasikan sesudah gulma tumbuh
        • Herbisida pasca tumbuh awal (early post emergence) yang diaplikasikan sebelum gulma tumbuh hingga awal pertumbuhan gulma (gulma berdaun 3 - 4 helai) 
        • Dilihat dari tanaman pokoknya, saat aplikasi herbisida antara lain sebagai berikut.
          • Disebut aplikasi pra-tanam (pre planting) apabila herbisida diaplikasikan sebelum penanaman dilakukan.  
          • Aplikasi pasca-tanam (post planting) apabila herbisida diaplikasikan di lahan yang sudah ada tanamannya.

g. Perencanaan Usaha Pengendalian gulma

Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembangan daripada tindakan yang paling paling baik/menguntungkan untuk mencapai tujuan. Tujuan dalam usaha pengendalian gulma adalah meminimalkan kondisi pertanaman buah semusim tidak terjadi persaingan dengan gulma sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman buah semusim diperoleh secara optimal, serta pelaksanaan pengendalian gulma dapat dilakukan secara efektif dan efiesien dalam menggunakan sumber daya sehingga secara ekonomis menguntungkan perusahaan dan secara umum berdapak positip kepada lingkungannya.

Perencanaan usaha pengendalian gulma meliputi beberapa kegiatan antara lain:
1) Merencanakan pengambilan dan pengumpulan data Kualitas dan  kuantitas serangan (seperti:jenis-jenis gulma yang dominan  dan berpotensi merugikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah semusim, dan jumlah serangan dari masing-masing jenis gulma).
2) Menginventarisasi, menganalisis dan menetapkan data/informasi tentang kualitas dan kuantitas serangan gulma
3) Menentukan cara, jumlah, waktu, dan metode pemberantasan gulma yang berpotensi merugikan bagi pertumbuhan dan produksi tanaman buah semusim. (format )
4) Merencanakan pelaksanaan pengendalian gulma dengan cara, jumlah, waktu,  dan metode pemberantasan gulma yang telah ditetapkan 
5) Memberikan perencanaan solusi-solusi apabila terjadi masalahmasalah.
6) Melakukan pelaporan hasil perencanaan pengendalian gulma (Format)
7) Mengevaluasi perencanaan yang telah dilakukan 

h. Pengendalian gulma/menyiang pada tanaman buah semusim

1) Pengendalian gulma pada tanaman semangka

Pengendalian gulma atau sering disebut menyiang pada budi daya semangka bisa dibedakan berdasarkan penggunaan MPHP dan tanpa penggunaan MPHP. Pengendalian gulma/penyiangan pada lahan yang menggunakan MPHP biasanya hanya dilakukan di sekitar lubang tanam, ak  sisi saluran pengairan, dan  dan lahan bagian percabangan  pada saat tanaman semangkanya belum dipenuhi oleh percabangan semangka, hanya apabila perakarannya mulai Nampak perlu ditutup kembali. Pengendalian gulma/penyiangan pada lahan yang tanpa menggunakan MPHP biasanya dilakukan dengan kegiatan pendangiran dengan tujuan menutup dengan tanah pada bagian perakaran akibat  dari  erosi  penyiraman dan hujan, selain meningkatkan tanah disekitar perakaran menjadi lebih gembur.Perlu diperhatikan jangan sampai melakukan pendangiran melukai akar tanaman karena dapat menyebabkan infeksi bibit penyakit.

Pengendalian gulma/penyiangan  dilakukanminimal 2 kali per musim tanam,untuk yang tanpa MPHP frekuensinya relatif lebih tinggi. Gulma yang biasa tumbuh antara lain: bayam duri (Amaranthtus  sp.),badotan (Ageratum conyzoides),krokot (Portulaca oleracea), rumput belulang (Eleusine indica), rumput grintingan (Cynodon dactilon), rumput pahit (Paspalum sp.), dan teki (Cyperus sp.). 

2) Pengendalian/penyiangan gulma pada tanaman stroberi 

Tumbuhan pengganggu/gulma selain bersaing dalam pengambilan hara dengan tanaman stroberi, bisa juga menjadi tempat bersembunyi hama seperti siput. Lingkungan yang banyak ditumbuhi gulma mudah menyebarkan hama dan penyakit ke tanaman stroberi. Dengan demikian, permukaan media tanam sebaiknya dijaga agar tetap bersih.

Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa ataupun dengan mulsa plastik.Mulsa yang berada di antara barisan/bedengan dicabut dan dibenamkan ke dalam tanah.Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan bersama pemupukan susulan.
Pada umumnya, gulma yang tumbuh di polibag tidak banyak sehingga penanganannya tidak terlalu sulit.  Untuk lantai green house dari tanah, penyiangan gulma perlu dilakukan untuk menjaga kebersihannya.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment