-->

Melaksanakan Pengendalian Penyakit Tanaman Buah Semusim bag 2

a. Jenis Penyakit, Gejala Kerusakan, dan Cara Pengendalian 

Berbagai jenis hama yang menyerang tanaman buah semusim, dan berbagai kerusakan yang diakibatkan serangan serta cara pengendalian yang dilakukan akan disajikan berikut ini:

1) Penyakit pada tanaman semangka 

a) Layu fusarium 
Layu fusarium merupakan penyakit yang sering menyerang tanaman famili timun-timunan seperti pada buah semusim. Penyebabnya adalah Fusarium oxysporum f. sp. lagenariae Matsuo et Yamamoto).Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, namun beberapa jenis terdapat hanya pada lokasi tertentu saja. Tanaman yang terserang bisa terjadi pada berbagai tahap pertumbuhan. Mulai dari bibit, tanaman dewasa hingga tanaman tua. serangan penyakit ini dapat meyebabkan layu yang akhirnya mati. Tandanya dapat dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin-mesin pertanian, seresah daun yang telah terserang, maupun air irigasi. Suhu tanah yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini. Cara pengendalian: Pengendalian penyakit layu Fusarium antara lain:
  • Dapat dilakukan dengan menggunakan varietas yang tahan misalnya varietas semangka non-biji Quality dan varietas semangka berbiji New Dragon. Cara lain yang sudah lazim dilakukan di Jepang dan Taiwan adalah menyambung bibit tanaman semangka dengan menggunakan batang bawah dari labu lokal.
  • Pengapuran lahan dengan dosis 50-75 g/tanaman untuk meningkatkan pH tanah karena patogen Fusarium berkembang biak pada pH masam 4,5-5,8. Hindari pemupukan nitrogen (ZA atau Urea) yang berlebihan karena akan mengasamkan tanah.
  • Secara khemis dapat dilakukan dengan perlakuan benih menggunakan fungisida Derosal 500 SC ( carbendazim ). Saat berbunga, setiap 14 hari sekali tanaman disiram dengan larutan fungisida Derosal 500 SC.
  • Hindari penanaman buah semusim/semangka pada lahan yang telah diketahui mengandung penyakit ini. 
b) Rebah Batang
Penyakit rebah batang (damping off)disebabkan oleh Pythium sp. dan atauRhizoctonia solanidapat menyerang mulai dari benih belum muncul ke permukaan tanah (pre-emergence damping off)  sampai bibit tanaman umur 2 minggu setelah tanam (post-emergence damping off). Ciri bibit atau tanaman muda yang terserang yaitu terdapat bercak kebasah-basahan pada pangkal batang, lalu tiba-tiba bibit tanaman rebah dan mati.Penyakit ini banyak terjadi pada kondisi lahan terlalu lembap atau hujanmasih sering turun.Cara pengendalian: Penyakit rebah batang ini dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut.
  • Gunakan media semai atau pupuk kandang yang dipanaskan sampai 70⁰ C selama 30 menit sehingga semua pathogen mati. 
  • Apabila lingkungan lembap, kurangi kelembapan di sekitar tanaman dengan cara hanya menyiram bibit atau tanaman muda sekali sehari. 
  • Perlakuan benih dengan kaptan 400 dan thiram 50 wp   
  • Pada saat bibit berumur 6 hari setelah semai dan 2-3 sebelum pindah tanam, bibit tanaman disemprot dengan fungisida, Previcur N.
c) Antraknosa
Antraknose pada tanaman buah semusim/semangka disebabkan oleh jamur Colletotrichum orbiculare (Berk. & Mont.) Arx (Syn C. legenarium (Pass.) Ellis & Halst.). Patogen ini hidup pada sisa tanaman terinfeksi atau pada inang sementara dan terikut dalam benih yang buahnya terserang. Spora jamur ini penyebarannya dibantu oleh angin, hujan dan aktivitas pekerja. Untuk perkecambahan dan pertumbuhan spora memerlukan suhu optimum 22-27⁰C dan kelembaban 100% selama 24 jam. Penetrasi jamur ke inang dengan cara membentuk “infection peg” semacam kaki-kaki yang bisa men-cengkeram pada bidang permukaan terinfeksi. Serangan terjadi 72 jam setelah spora membentuk infection peg dan selanjutnya gejala terlihat 96 jam setelah infeksi, dimana sel-sel sudah dipenuhi mycelium jamur tersebut. Gejala serangan antraknose di semangka akan tampak pada bibit, daun, tangkai daun, batang dan buah. Gejala di daun adalah dengan adanya luka berwarna coklat sampai hitam dengan tepi tidak beraturan dan mengelompok di sekitar tulang daun. Pada tangkai daun dan batang terdapat luka cekung dangkal berbentuk lonjong dan pada buah gejalanya terdapat spot berwarna kehitaman busuk kering.
Cara pengendalian: Pengendalian penyakit dapat dilakukan antara lain.
  • Dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan sefamili dan pengaturan jarak tanam yang tidak terlalu rapat agar lingkungan pertanaman tidak terlalu lembap dan sirkulasi udara lancar. 
  • Apabila Serangan belum parah, daun dan buah yang terse-rang dibersihkan dan dimusnahkan.
  • Pengendalian secara kimia dengan penyemprotan fungisida protektan dan eradikan yang berbahan aktif copper hydroxide, penyemprotan dilakukan segera apabila terjadi perubahan kondisi cuaca dan diulang tiap minggu tergantung perkembangan penyakitnya dan jangan menggunakan larutan semprot (air) yang pHnya kurang dari 6.5, bila terjadi akan mengakibatkan phytotoxic. Bahan aktif yang lain adalah Benomyl yang diaplikasikan saat gejala pertama muncul dan diulang tiap 7 hari. Untuk penggunaan bahan aktif ini tidak boleh dicampur dengan benzimidazole atau methyl thiophanate.
d) Penyakit kresek 
Penyakit ini menurut beberapa literatur Taiwan dan Jepang disebabkan oleh cendawan Mycosphaerella melonis (Passerine)Chiu et Walker., sedangkan literatur dari Eropa lebih condong penyebab penyakit ini adalah cendawan Didymella bryoniae (Auersw.) Rehm.Penyakit ini apabila menyerang daun menyebabkan daun mengering bila diremas, seperti kerupuk.Daun tersebut berbunyi kresek-kresek bila diterpa angin.Oleh karena itu, di beberapa daerah penyakit ini disebut sebagai penyakit kresek. Serangan pada batang biasanya dimulai dari pangkal batang.Pangkal batang mula-mula seperti tercelup minyak, kemudian keluar lendir berwarna merah cokelat.Tahap berikutnya tanaman layu dan mati.
Cara pengendalian: Pengendalian penyakit ini antara lain dapat dilakukan dengan cara berikut.
  • Sebaiknya menggunakan mulsa plastik hitam perak agar di sekitar pangkal batang tidak terlalu lembap.
  • Gulma yang tumbuh di sekitar perakaran harus dibersihkan. 
  • Daun-daun tanaman terserang dibersihkan (dirompes), kemudian tanaman disemprot dengan fungisida Derosal 500 SC. Pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph).
e) Layu Bakteri  
Penyakit layu bakteri akhir-akhir ini mulai banyak menye rang tanaman semangka. Gejala serangan ditandai dengan daun tanaman layu satu persatu meskipun warnanya tetap hijau, akhirnya tanaman layu secara keseluruhan. Apabila pangkal batang tanaman yang layu dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket, bahkan dapat ditarik seperti benang. Penyakit layu bakteri ditularkan oleh hama kumbang daunantara lain: oteng-oteng (Aulacophora femoralis) dan kumbang mentimun bergaris.
Cara pengendalian: Pengendalian penyakit layu bakteri antara lain sebagai berikut:.
  • Tanaman terserang dicbut dan dimusnahkan agar tidak menular ke tanaman lain. Dijaga jangan sampai air pengairan mengalir dari tanah bekas tanaman sakit ke tanaman sehat. 
  • Pengendalian hama kumbang daun secara kultur teknis kimia, dan fisik  seperti telah diulas di depan. 
  • Apabila masih dalam tahap awal, tanaman terserang dantanaman di sekitarnya dicegah dengan penyiraman danpenyemprotan bakterisida Agrimycin atau Agrept.
f) Busuk Buah phytophthora 
Di beberapa negara, penyakit busuk buah ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora nicotianae B.de Haan var. parasitica (Dast.) Waterh., sedangkan beberapa literatur menyebutkan bahwa penyebabnya adalah Phytophthora capsici Leonian.Gejalaserangan pada buah ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi cokelat kehitaman dan lunak. Makin lama bercak menjadi berkerut dan mengendap.  Pada ujung tangkai buah diselimuti kumpulan cendawan putih.

Cara pengendalian: Pengendalian penyakit ini antara lain:
  • Mengurangi kelembapan di sekitar tanaman dengan pemangkasan daun atau cabang yang berlebihan. 
  • Rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan sefamili. 
  • Secara kimia dengan penyemprotan fungisida sistemik Previcur N dengan  yang diselingi dengan fungisida kontak seperti Vitigran Blue, Dithane, Trineb, dan Antracol.
g) Downy mildew 
Penyakit downy mildew atau false mildew (tepung palsu) disebabkan oleh cendawan Pseudoperenospora cubensis (Berkely et Curtis) Rostowzew. Gejala serangan dimulai dengan adanya bercak-bercak berwarna kuning muda yang dibatasi oleh urat-urat daun (gambar ). Semakin lama bercak ini berubah warna menjadi kecokelat-cokelatan. Apabila daun dibalik, akan terlihat kumpulan cendawan berwarna kelabu. Cara Pengendalian: Pengendalian penyakit ini antara lain:
  • Mengurangi kelembapan di sekitar tanaman dengan pemangkasan daun atau cabang yang berlebihan.
  • Rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan sefamili. 
  • Secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
h) Powdery mildew
Penyakit tepung ini disebabkan oleh cendawan Spaerotheca fuliqinea Schlech. Meskipun penyakit ini kurang tersebar merata di seluruh Indonesia, tetapi tetap perlu diwaspadai. Gejala diawali dengan bercak bulat kecil berwarna keputihan pada permukaan bagian bawah daun. Kemudian bercak akan menyatu dan berkembang ke permukaan daun bagian atas sehingga daun seperti diselimuti tepung.

Cara pengendalian yang dapat dilakukan sebagai berikut.
  • Lokasi penanaman sebaiknya jauh dari tanaman inang terutama waluh dan mentimun. 
  • Secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
i) Penyakit virus
Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau.Gejala serangan umumnya ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan.Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alatalat pertanian maupun tangan terutama pada saat pemangkasan.

Cara pengendalian: Penyakit yang disebabkan karena virus ini tidak ada penangkalnya. Namun demikian, dapat dicegah penyebarannya dengan cara-cara antara lain: 
  • Membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus), 
  • Mengendalikan hama/serangga penular virus,  
  • Memusnahkan tanaman yang sudah terserang virus,  
  • Kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman

2) Penyakit pada tanaman stroberi 

a) Kapang kelabu (Botrytis cinerea)
Gejala: bagian buah membusuk dan berwarna coklat lalu mengering.Pengendalian: dengan fungisida Benlate atau Grosid.

b) Busuk buah matang (Colletotrichum fragariaeBrooks) 
Gejala: bah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buahdipenuhi massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian:dengan fungisidaberbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB 21.

c) Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer).
Gejala: (1) buah busuk, berair, berwarna coklat muda dan bila ditekan akanmengeluarkan cairan keruh; (2) di tempat  penyimpanan, buah yang terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora hitam. Pengendalian:membuang buah yang sakit, pasca panen yang baik dan budidaya dengan mulsaplastik.

d) Empulur merah (Phytophthora fragariaeHickman) 
 Gejala: jamur menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tidak segar,kadang-kadang layu terutama siang hari.

e) Embun tepung (Sphaetotheca mascularis atauUncinula necator).
Gejala: bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis sepertitepung, bunga akan mengering dan gugur.  Pengendalian: dengan fungisidaBenlate atau Rubigan 120 EC.

f) Daun gosong (Diplocarpon earlianaatau Marssonina fragariae)
Gejala: Daun berbercak bulat telur sampai bersudut tidak teratur, berwarna ungutua. Pengendaliankimia dengan fungisida Dithane M45 atau Antracol 70 WP.

g) Bercak daun
Penyebab: (1) Ramularia tulasniiatau Mycosphaerella fragariae, Gejala: bercakkecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna coklat yang akan berubahmenjadi putih; (2) Pestalotiopsis disseminata, Gejala: bercak bulat pada daun.Pusat bercak berwarna coklat fua dikelilingi bagian tepi berwarna coklatkemerahan atau kekuningan, daun mudah gugur; (3) Rhizoctonia solani, Gejala:bercak coklat-hitam besar pada daun. Pengendaliankimia dengan fungisida

h) Busuk daun (Phomopsis obscurans).
Gejala: noda bula berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu, kemudiannoda membentuk luka mirip huruf V. Pengendalian:dengan Dithane M-45,Antracol 70 WP atau Daconil 75 WP.

i) Layu vertisillium (Verticillium dahliae)
Gejala: daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan hingga coklat, layu dantanaman mati. Pengendalian:melalui fumigasi gas dengan Basamid-G.

j) Virus  Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau. 
Gejala: terjadi perubahan warnadaun dari hijau menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang daun atau totol-totol(motle), daun jadi keriput, kaku, tanaman kerdil. Pengendalian:menggunakanbibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, menyemprot pestisidauntuk mengendalikan serangga pembawa virus.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment