-->

Konsep Pengunduhan/Pemanenan Benih Tanaman Hutan


Setelah Anda mengetahui prosedur tata usaha benih, kemudian saat ini Anda melakukan pembahasan tentang pelaksanaan pengunduhan atau pemanenan buah/ benih di pohon. Ada beberapa hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan metode pengunduhan buah/benih tanaman hutan  sebagaimana dijelaskan Arihidayanto, 2010  yaitu:

a) Kondisi  cuaca selama masa pengumpulan benih
Metode pengunduhan benih tanaman hutan perlu mempertimbangkan kondisi cuaca.  Benih tanaman hutan sudah masak umumnya  pada akhir musim kering atau awal musim hujan.
Pengunduhan/pemanenan benih dilakukan pada saat musim kemarau.
Pemanenan dilakukan pada musim kemarau dengan pertimbangan sebagai berikut:

  • Jalan lebih kering sehingga akses  menuju lokasi lebih mudah. 
  • Vegetasi tumbuhan bawah relatif lebih terbuka sehingga proses  pengumpulan buah yang jatuh ke lantai dasar hutan lebih mudah. 
  • Relatif lebih aman dalam menghindari hewan melata dan berbahaya.

b) Kerusakan pohon 
Metode pengunduhan benih harus mempertimbangkan kelangsungan hidup pohon induk yang akan dipanen. Jika pengunduhan benih tidak memperhatikan kerusakan pohon yang terjadi maka akan berakibat menurunnya produksi benih pada musim berikutnya. Bahkan dapat menyebabkan kematian pohon induk.

c) Aksesibilitas dan kelerengan lokasi 
Metode pengunduhan benih tanaman hutan perlu mempertimbangkan tingkat kemudahan jangkauan  lokasi sumber benih.  Kemudahan untuk menjangkau lokasi pohon yang akan diunduh/dipanen perlu diperhitungkan. Aksesibiltas ini erat kaitannya dengan efektifitas dan efisiensi pengunduhan benih. Efektifitas dan efisiensi pengunduhan benih rendah jika lokasi sumber benih jauh dari jalan sehingga membutuhkan banyak tenaga
kerja untuk mengangkut benih menuju kendaraan. Akibatnya, biaya produksi benih meningkat.
Tegakan pohon induk pada topografi miring, memiliki perakaran bersifat labil. Selain itu, pada lokasi sumber benih yang kelerengannya relatif tinggi (lebih dari 450) maka keselamatan kerja bagi pengumpul dilantai dasar hutan perlu diperhatikan. Demikian pula keselamatan kerja pemanjat pohon dalam mengelola keseimbangan harus diperhatikan.

d) Tipe buah dan benih
Metode pengunduhan benih tanaman hutan perlu mempertimbangkan tipe buah dan benih. Benih berukuran kecil, harus dipanen sebelum buah tersebut membuka. Sedabgkan benih berukuran besar dapat dikumpulkan dari tanah. Tergantung kebutuhan benih, jika dibutuhkan benih dalam skala besar maka perlu dilakukan tambahan teknik, seperti teknik penggoyangan pohon.

e) Tipe penyebaran benih
Metode pengunduhan benih tanaman hutan perlu mempertimbangkan tipe penyebarannya. Ada beberapa tipe penyebaran benih dengan berbagai perantara yaitu:
  • Angin (Anemokori) 
  • Hewan (Ornitokori=kelelawar, entomokori=serangga) 
  • Air (Hidrokori)
     
f) Masalah pohon khusus
Metode pengunduhan benih tanaman hutan perlu mempertimbangkan pohon induk yang memiliki karakteristik khusus seperti
1) batang/cabang yang berduri,
2) sering dijadikan sarang semut, lebah/tawon.

g) Identitas Pohon Induk
Metode pengunduhan benih tanaman hutan perlu mempertimbangkan identitas pohon induk. Untuk pemuliaan pohon induk, benih dari pohon induk tidak boleh tercampur dengan benih dari pohon lain. Pemanenan benih jenis pohon ini diperlukan metode yang tepat dan paling efisien.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment