Macam Perbanyakan Vegetatif BAG 4
(4) Stek pucuk (leafy cuttings)
Pembibitan dengan teknik stek pucuk umumnya dilakukan dalam rangka produksi bibit secara massal untuk keperluan operasional penanaman. Dengan teknik ini dapat dihasilkan bibit dalam jumlah besar. Bahan yang digunakan adalah bahan stek dari tunas/trubusan yang diperoleh dari kebun pangkas, media stek yang digunakan adalah pasir sungai, zat pengatur tumbuh, bak plastik/ember, label, fungisida, gunting stek/pisau cutter.Untuk kegiatan pembibitan dengan stek pucuk diperlukan beberapa fasilitas penunjang yaitu tempat pembibitan dapat dilakukan di rumah kaca atau bedengan persemaian yang ditutup dengan sungkup plastik. Untuk persemaian skala besar diperlukan peralatan lainnya antara lain pengaturan naungan, pengaturan suhu dan ventilasi, pengaturan penyiraman dan kelembaban udara yang dijalankan secara otomatis merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang keberhasilannya. Selain itu diperlukan sumber air yang tersedia sepanjang tahun, sumber bahan stek (kebun pangkas) dan tempat penyimpanan media stek.
Kebun pangkas perlu dibangun sebagai sumber bahan stek yang menghasilkan tunas secara terus menerus. Pembangunan kebun pangkas hendaknya dilakukan dengan menggunakan materi tanaman dari pohon plus sehingga bibit yang akan dihasilkan memiliki kualitas genetik yang baik/unggul. Materi tanaman yang dipergunakan untuk membangun kebun pangkas berasal dari benih hasil penyerbukan terkendali antara pohon-pohon plus dan klon hasil perbanyakan vegetatif dari pohon plus.
Pembuatan stek pucuk dilakukan dengan tahapan sebagai berikut (Adinugraha, 2003)
(a) Penyiapan media stek dalam polibag/kantong bibit/tabung bibit
(b) Pembuatan stek dengan cara memotong trubusan menjadi beberapa bagian. Satu stek terdiri atas 2 mata/nude. Tunas dipilih yang belum membentuk jaringan gabus kemudian direndam stek pada larutan fungisida.
(c) Sebelum ditanam bagian pangkal stek dicelupkan kedalam larutan ZPT, kemudian stek ditanam pada media yang telah diberi lubang tanam terlebih dahulu.
(d) Bedengan stek ditutup plastik sungkup untuk memelihara kelembaban udara tetap tinggi sekitar 90% dan perlu diberi naungan dengan intensitas cahaya 15-25 % untuk bedengan tanpa pengabutan dan intensitas cahaya 30-50% untuk bedengan dengan sistem pengabutan.
(e) Pemeliharaan rutin meliputi penyiraman, penyemprotan fungisida dan pembersihan gulma dan setelah stek berakar stek disapih ke media pertumbuhan agar bibit tumbuh baik sampai siap tanam. Biasanya bibit sudah siap tanam pada umur 4 bulan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan pembibitan dengan teknik stek pucuk adalah sebagai berikut:
(a) Semakin tinggi pemangkasan akan mempengaruhi tingkat keberhasilannya.
(b) Umur trubusan yang baik untuk bahan stek pucuk umunya sekitar 1 – 2 bulan. Bertambahnya umur tunas mengurangi daya perakaran stek. Untuk memudahkan dalam menentukan masa panen tunas dapat dilihat dari panjang tunas yaitu apabila telah mencapai panjang 30-40 cm
(c) Tipe pertumbuhan tunas harus diperhatikan dengan memilih tunas yang memiliki pertumbuhan ke arah vertikal (ortotropic). Tunas yang bersifat plagiotropic sebaiknya tidak digunakan karena akan menghasilkan bibit yang tumbuhnya tidak normal (mendatar seperti cabang).
(d) Posisi trubusan pada tonggak juga mempengaruhi kemampuan berakar stek. Semakin tinggi posisi tunas pada tonggak maka kemampuan berakarnya semakin rendah
(e) Pengepakan bahan tanaman harus diperhatikan terutama apabila bahan stek diambil dari lokasi yang jauh dari tempat pembibitan. Sebaiknya penyetekan segera dilakukan setelah bahan stek tiba di pembibitan. Cara pengepakan stek yang dapat dilakukan dengan membungkus bahan stek dengan kertas koran basah, kemudian dimasukkan ke dalam kotak es yang diisi es batu.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment