-->

Komponen-Komponen Darah

Apabila darah kita tempatkan dalam tabung reaksi lalu kita diamkan untuk beberapa saat, tinggallah cairan yang berwarna kekuningan, sedangkan warna merah akan mengendap seperti pada gambar disamping.

a. Plasma Darah
Plasma darah merupakan bagian cair yang berwarna kekuningan, terdiri atas:
1) hampir 90% air yang di dalamnya terlarut berbagai macam zat, sari makanan, garam mineral, hormon, enzim, protein, dan zat sisa metabolisme;
2) garam-garam mineral, misalnya NaCl, KCl dan garam-garam fosfat. Adanya garam menyebabkan tekanan darah dalam pembuluh darah kapiler lebih besar daripada tekanan darah dalam jaringan sehingga darah yang terdapat di dalam pembuluh kapiler dapat masuk dalam jaringan. Sebaliknya tekanan darah dalam jaringan lebih besar daripada tekanan darah pada vena sehingga darah dari jaringan dapat masuk ke vena. Hal ini menyebabkan adanya keseimbangan pada tekanan darah;
3) protein plasma.

Protein tidak hanya terdapat pada sel-sel darah, tetapi juga pada plasma darah yang terdiri atas:
a) globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi dan protrombin;
b) fibrinogen berfungsi dalam proses pembelahan;
c) albumin berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik darah, yaitu dengan adanya albumin di dalam plasma maka tekanan osmotik di dalam sel darah dengan plasma darah kira-kira sama sehingga cairan plasma tidak dapat ke dalam sel darah.
d) serum plasma darah yang tidak mengandung fibrinogen dan berisi antibodi.
e) antitoksin, berfungsi menetralkan racun;
f) opisimin berfungsi memacu sifat fagosit pada leukosit.

b. Sel-Sel Darah
Sel darah adalah sel-sel yang hidup, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah pembeku (trombosit).

1) Sel darah merah (eritrosit) Pada vertebrata umumnya sel darah merah berbentuk lonjong, bikonvek, dengan inti lonjong kecuali pada mamalia berbentuk bundar bikonkaf (cekung di kedua sisi), tidak berinti dan warnanya merah karena mengandung hemoglobin (Hb), yaitu protein rangkap yang mengandung Fe terdiri atas hemin dan globin, berdiameter 7–8 mm. Setiap 1 mm3 darah mengandung 4-6 juta, banyaknya sel darah merah pada laki-laki dewasa 5 juta/mm3, sedangkan wanita dewasa 4,5 juta mm3. Orang-orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya memiliki eritrosit lebih banyak, contoh orang hidup di Peru, pada ketinggian 6.000 m dari permukaan laut memiliki sel darah merah kurang lebih 8 juta/mm3.
Kadar hemoglobin pada laki-laki sehat 14-16%, sedangkan pada wanita sehat 12-14%. Jika kadar Hb seseorang 14%, artinya dalam 100 mm3 darah terdapat 14gr Hb. Kadar hemoglobin ini dapat diukur dengan alat spektrofotometer. Kadar hemoglobin seseorang dapat berkurang dan disebut anemia. Hal ini terjadi karena seseorang menderita panyakit, antara lain malaria, cacing tambang, kanker darah, TBC yang kronis atau karena kecelakaan. Hemoglobin berfungsi mengangkut O2 ke seluruh tubuh dan mengangkut CO2 dari sel-sel tubuh ke paru. Hemoglobin mengangkut O2 dalam bentuk oksihemoglobin dan mengikat CO2 dalam bentuk karboksihemoglobin. Hb + O2 HbO2 (oksihemoglobin) Hb + CO2 HbCO2 (karboksihemoglobin) Eritrosit pada orang dewasa dibentuk di dalam sumsum merah tulang, sedangkan pada embrio dibentuk di dalam hati dan limpa. Usia eristrosit ± 120 hari, sel yang sudah tua akan mati dan dirombak di dalam hati dan limpa oleh sel-sel histiosit. Hemoglobin dilepas, Fe diambil dan disimpan di hati selanjutnya dikirim ke sumsum merah tulang untuk membentuk hemoglobin kembali. Globin digunakan lagi untuk membentuk hemoglobin baru. Hemin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin (zat warna empedu) kemudian dikeluarkan di usus, seterusnya keluar tubuh bersama feses.

2) Sel darah putih (leukosit) Leukosit berukuran lebih besar daripada eritrosit, bentuknya tidak tetap (ameboid). Besarnya bervariasi 8-15 μ, jumlahnya 6.000-11.000 tiap mm3 serta memiliki inti sel. Leukosit dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

a) Granulosit Jumlahnya hampir 75% dari seluruh leukosit, plasmanya mengandung granula (butir-butir halus), dibuat di dalam sumsum merah oleh jaringan retikulo endotelium. Granulosit merupakan sel fagosit, memakan benda asing, terutama bakteri. Oleh karena itu, granulosit dapat menembus dinding kapiler, disebut diapedesis serta masuk ke jaringan-jaringan. Apabila terjadi luka, granulosit akan berkumpul pada luka untuk memakan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Granulosit yang mati akan berkumpul berupa nanah. Granulosit dibedakan berdasarkan reaksi granulanya terhadap zat pewarna, yaitu :
1) eosinofil, menyerap zat warna yang bersifat asam (eosin) granulanya berwarna merah jumlahnya ± 4%;
2) basofil, menyerap zat warna yang bersifat busa (methylen biru) granulanya berwarna biru, jumlahnya ± 1%;
3) neutrofil, menyerap zat warna baik yang bersifat asam maupun basa, granulanya berwarna merah kebiruan, jumlahnya ± 70% merupakan fagosit.

b) Agranulosit Plasma agranulosit tidak mengandung granula (butiran), intinya relatif besar, jumlahnya ± 25%. Agranulosit dibedakan menjadi dua yaitu:
(1) Limfosit, jumlahnya ± 23%. Dibentuk dalam sumsum merah, limpa, dan kelenjar limfa. Fungsi limfosit tidak sebagai fagosit tetapi untuk membentuk antibodi. Terdapat dua bentuk utama limfosit, yaitu T limfosit dan B limfosit. T limfosit akan bergerak menuju kelenjar timus, sedangkan B limfosit tetap pada sumsum tulang.
(2) Monosit, ukuran selnya besar ± 9-12 μm dan jumlahnya hanya sedikit. Dibentuk di hati dan limpa. Fungsi monosit sama dengan granulosit, memakan bakteri dan benda asing lainnya. Monosit dapat berpindah dari aliran darah ke jaringan. Pada jaringan, monosit membesar dan bersifat fagosit menjadi makrofag. Makrofag dan netrofil merupakan fagosit utama paling efektif. Berbagai bentuk sel darah perhatikan Gambar 4.2.
 

 3) Keping darah pembeku (Trombosit) Trombosit bentuknya tidak beraturan, berukuran kecil ± 3 μ dan tidak memiliki inti. Jumlahnya ± 200.000 - 450.000/mm3 darah. Trombosit dibuat dalam sumsum merah dari megakariosit. Megakariosit merupakan trombosit yang sangat besar dalam sumsum tulang. Trombosit berfungsi dalam proses pembekuan darah jika terjadi luka. Sifatnya rapuh, jika terkena benturan pada bidang yang besar atau berhubungan dengan udara akan pecah dan akan mengeluarkan zat yang disebut trombokinase atau tromboplastin. Apabila terjadi luka dan darah keluar, trombosit akan bersentuhan dengan permukaan luka yang kasar, akan pecah dan mengeluarkan tromboplastin/trombokinase. Trombokinase bersama-sama ion Ca++ akan mengubah protrombin menjadi trombin. Protombin adalah senyawa globulin yang larut dalam plasma darah. Protrombin dibuat di dalam hati dengan bantuan vitamin K.
Trombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang akan menghalangi keluarnya sel-sel darah hingga terjadi pembekuan darah dalam waktu ± 5 menit. Agar lebih mengerti pelajari bagan pembekuan darah berikut ini.

Dari uraian tersebut, secara ringkas dapat disimpulkan bahwa untuk proses pembekuan darah diperlukan tromboplastin, Ca++, vitamin K, protrombin. Jika salah satu komponen tidak ada, proses pembekuan darah akan terhambat. Hemofili merupakan penyakit bawaan, yaitu seseorang tidak mampu menghasilkan zat antihemofili, sehingga darahnya sukar membeku jka terjadi luka. Penyakit itu merupakan warisan yang diturunkan dari kedua orang tua. Sebaliknya pada pengambilan darah, agar pembekuan darah dapat dicegah dilakukan hal-hal berikut. 1) Memberikan garam natrium sitrat atau natrium oksalat, dengan tujuan mengikat ion Ca++ hingga pembentukan trombin terhambat. 2) Mencegah terjadinya luka yang besar, misalnya menggunakan jarum yang tajam. 3) Darah yang sudah diambil disimpan di tempat yang dingin, pada suhu 0ºC, hingga enzim pembekuan tidak aktif. 4) Memberikan bahan antikoagulasi, seperti hirudin, heparin yang menghalangi reaksi fibrinogen dengan trombin.







Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment