-->

Pengukuran panjang batang per seksi

panjang batang yang akan diukur tergantung keperluan, apakah tinggi total, tinggi hingga diameter tertentu/10 cm atau 20 cm, serta tinggi bebas cabang.  Pengukuran panjang secara seksi sebenarnya memperhatikan bentuk (permukaan) batang, namun menyulitkan karena batas perubahan bentuk batang (bentuk bendabenda putar) satu dengan lainnya tidak begitu jelas. Untuk kemudahan dan kepraktisan di lapangan, maka panjang tiap seksi (section) dibuat suatu kesepakatan, yaitu panjang 1 meter tiap seksi diperuntukkan pohon-pohon jenis hutan tanaman dan panjang 2 meter tiap seksi diperuntukkan pohon-pohon jenis hutan rimba. Kesepakatan yang biasa dilakukan adalah :
1) Panjang seksi batang = 1 meter (hutan tanaman)
a. Bila sisa pembagian panjang seksi lebih kecil dari 0,5 meter (< 0,5 m); sisanya digabungkan dengan seksi sebelumnya.
b. Bila sisa pembagian panjang seksi 0,5 meter atau lebih besar ( 0,5 m); sisanya dijadikan 1 seksi.

2) Panjang seksi batang = 2 meter (hutan rimba)
a. Bila sisa pembagian panjang seksi lebih kecil dari 1,0 meter (< 1,0 m); sisanya digabungkan dengan seksi sebelumnya.
b. Bila sisa pembagian panjang seksi 1,0 meter atau lebih besar ( 1,0 m); sisanya dijadikan 1 seksi.

Ilustrasi pengukuran seksi batang dilakukan setelah batang tersebut ditebang dengan 2 cara, yaitu dengan pemberian tanda saat masih berdiri (belum ditebang) dan tanpa pemberian tanda. Penandaan biasanya dilakukan setinggi 1 atau 2 meter dari permukaan tanah. Cara ini (penandaan) dilakukan dengan maksud agar tidak kehilangan jejak saat pengukuran panjang seksi.

(1) Cara Pertama (dengan penandaan)
a. Persiapan
Lakukan penandaan pada batang setinggi 1 meter atau lebih dan telah diperkirakan letak penebangan (takik rebah dan takik balas) berada di bawah atau di atas batas tanda tersebut. Yang penting tanda tersebut tidak hilang setelah penebangan.




(2) Cara Kedua (tanpa penandaan)
a. Seksi 1 = (tg ± tx)  Panjang seksi 1 tetap sesuai dengan kesepakatan (1 meter atau 2 meter). Bila tinggi tunggak melebih panjang yang disepakati, maka seksi 1 adalah tinggi tunggak (tg) - tx. Sebaliknya bila kurang dari yang disepakati, maka seksi 1  adalah tinggi tunggak (tg) + tx.


b. Seksi 1 = (tg + tr) Tanpa penandaan dimaksud adalah penandaan tidak dibuat sebelum pohon di tebang. Penandaan dapat dilakukan dengan memperhatikan trimming atau tidak. Pada dasarnya cara pengukuran dan perhitungan kedua cara ini adalah sama. Jadi bedanya apakah trimimng diperhitungkan atau tidak.

i. Pengukuran
 ukur panjang tiap seksi sesuai kesepakatan :
o p1 = tunggak (+ trimming)
o p2 = ........ = p(n-1) = pn = L

ii. ukur diameter pangkal dan ujung tiap seksi :


(3) Cara Optis (Spiegel Relaskop)
A. Persiapan
a. Buat daftar pengukuran dan perhitungan seperti pada Tabel 19.




Penentuan Volume pohon berdiri secara optis
1) Persiapan
a. Buat daftar pengukuran dan perhitungan
b. Panjang seksi yang disepakati 1 meter, karena termasuk jenis hutan tanaman.
c. Tinggi mata (Tm) si pengukur setinggi 1,4 m.
d. Tinggi pohon 11,3 m dengan ukur jarak (Jd) sejauh 10 m.







(4) Cara Grafis.
Dasar kerjanya yaitu memindahkan (ploting) gambaran bentuk suatu benda ke dalam kertas milimeter (grafik). Parameter yang menggambarkan bentuk-bentuk benda tersebut berupa angka-angka ukuran diameter sebagai ordinat dan panjang sebagai absis dalam salib sumbu.

Angka-angka ukuran diameter dan tinggi dimaksud adalah ukuran diameter berbagai ketinggian dan jarak antara diameter tersebut dibuat sistematik (sama), misal 1 atau 2 meter. Bila angka-angka hasil ukuran diameter dikuadratkan atau dikonversi ke luas penampangnya, kemudian dipindahkan ke atas kertas grafik sesuai dengan ketinggiannya, maka akan menghasilkan grafik yang dinamakan kurva taper.

Penyajian dalam bentuk kurva ini berupa salib-sumbu pada kuadran pertama :
 diameter (d), diameter kuadrat (d2), konversi luas penampangnya sebagai unsur ordinat.
 tinggi untuk berbagai pengukuran diameter sebagai unsur absis.
Hasil perhitungannya (luas di bawah kurva) dapat dilakukan dua cara :
 menghitung jumlah kotak (dot-grid) yang terdapat dalam grafik.
 menggunakan metode Planimeter.

Penggunaan metode planimeter untuk mengukur luas grafik di bawah kurva, diubah ke dalam besaran volume berdasarkan rumus :



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment