-->

Pengukuran dan Perhitungan Pohon Rebah

Pada dasarnya alat pengukuran pohon rebah tidak berbeda dengan pengukuran pohon berdiri. Namun, jenis alat yang digunakan dalam pengukuran pohon rebah tidak sebanyak dalam pengukuran pohon berdiri. Sebagai contoh, alat ukur diameter pohon berdiri terdiri dari 5 jenis seperti yang telah diuraikan dalam buku teks siswa jilid I, alat ukur diameter pada pohon rebah umumnya menggunakan phi band dan atau kaliper. Sedangkan alat ukur tinggi pohon berdiri terdiri dari 6 jenis seperti yang telah diuraikan dalam buku teks siswa jilid I, alat ukur panjang pohon rebah menggunakan alat ukur panjang atau phi band. Mengapa dapat terjadi perbedaan banyak jenis alat ukur dimensi pohon tersebut?

Pohon yang masih berdiri di dalam hutan memberikan kesempatan kepada pengukur untuk memilih alat ukur dimensi pohon yang biasa digunakan olehnya. Dasar pemilihan alat dilakukan atas kemudahan bagi pengukur di dalam melakukan pengukuran dimensi pohon. Tetapi, pohon
yang sudah rebah tidak memberikan kesempatan kepada pengukur untuk memilih alat ukur dimensi pohon karena pada pohon rebah alat ukur dimensi pohon yang dapat digunakan terbatas kepada yang telah disebutkan di atas, yaitu alat ukur diameter pada pohon rebah umumnya menggunakan phi band dan atau kaliper, dan alat ukur panjang pohon rebah menggunakan alat ukur panjang atau phi band, serta pada pohon rebah terdapat aturan-aturan di dalam pengukuran dimensi pohonnya. 

Selanjutnya mungkin akan timbul pertanyaan, apakah pemilihan alat ukur dimensi pohon yang berdasarkan kemudahan bagi pengukur tidak akan memberikan bias (perbedaan) terhadap hasil pengukuran dimensi pohonnya? Jawabnya tentu saja  bias (perbedaan) hasil pengukuran dimensi pohon dapat terjadi. Namun, Anda tentu belum lupa bahwa di dalam buku teks siswa jilid I telah dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketelitian pengukuran bukan? Selain itu juga, tentu Anda masih ingat di dalam buku teks siswa jilid I disebutkan bahwa bahwa fakta di lapangan pengukur diameter pohon (salah satu dimensi pohon yang diukur) seringkali membagi 3 besaran keliling pohon guna memperoleh besaran diameter pohonnya. Cara memperoleh besaran diameter pohon berdiri di dalam hutan dengan membagi 3 besaran keliling pohon tentu saja akan memberikan dampak bias (perbedaan) nyata terhadap besaran diameter pohon sesungguhnya.  Dengan demikian, ternyata bias (perbedaan) terhadap hasil pengukuran dimensi pohon tidak saja dipengaruhi oleh pemilihan jenis alat ukur dimensi pohon, tetapi dapat juga dpengaruhi oleh cara perhitungan untuk memperoleh besaran dimensi pohonnya. Oleh sebab bias (perbedaan) hasil pengukuran dimensi pohon dapat terjadi kapan saja, dengan tidak saja diakibatkan oleh alat ukur dimensi pohon maka sampai saat ini, pemilihan jenis alat ukur dimensi pohon yang digunakan di lapangan sangat bergantung dari kebiasaan pengukur dimensi pohon. Bahkan di lapangan dapat terjadi pengukur dimensi pohon tidak menggunakan alat ukur dimensi pohon
yang tersedia, tetapi pengukur dimensi pohon yang telah terampil dan berpengalaman dapat menerka ukuran diameter dan tinggi pohon dengan tepat.    



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment