-->

Pencemaran

Perubahan lingkungan memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur tangan manusia dan dapat pula karena faktor alam.Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia contohnya penebangan hutan, pembangunan pemukiman, dan penerapan intensifikasi pertanian. Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat lain adalah munculnya harimau, babi hutan, dan ular di tengah pemukiman manusia karena semakin sempitnya habitat hewanhewan tersebut. Pembangunan pemukiman pada daerah-daerah yang subur merupakan salah satu tuntutan kebutuhan akan papan. Semakin padat populasi manusia, lahan yang semula produktif menjadi tidak atau kurang produktif. Penerapan intensifikasi pertanian dengan cara panca usaha tani, di satu sisi meningkatkan produksi, sedangkan di sisi lain bersifat merugikan. Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida dapat menyebabkan pencemaran. Contoh lain pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu kawasan lahan hanya ditanami satu macam tanaman, disebut pertanian tipe monokultur, dapat mengurangi keanekaragaman hayati daerah tersebut sehingga keseimbangan ekosistem terganggu. Ekosistem menjadi dalam keadaan tidak stabil. Dampak yang lain akibat penerapan tipe ini adalah terjadinya ledakan hama. Perubahan lingkungan secara alami dapat disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut. Selain itu, terjadinya letusan gunung menjadikan kawasan di sekitarnya rusak.

1. Keseimbangan Lingkungan Definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan, termasuk manusia). Lingkungan hidup baik faktor biotik maupun abiotik berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Dalam kondisi alami, lingkungan dengan segala keragaman interaksi yang ada mampu untuk menyeimbangkan keadaannya. Namun tidak tertutup kemungkinan kondisi demikian dapat berubah oleh campur tangan manusia. Dalam ekosistem atau lingkungan yang seimbang terdapat dinamika rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida ekologi. Jumlah antara produsen, konsumen, dan pengurai ada dalam keseimbangan. Jumlah itu tidak tetap, melainkan mengalami fluktuasi. Misalnya di suatu ekosistem padang rumput terdapat rantai makanan yang terdiri dari rumput o rusa oharimau. Jika populasi rumput (produsen) meningkat, maka tersedia cukup banyak makanan untuk rusa (konsumen I) sehingga populasinya meningkat. Peningkatan populasi rusa mengen-dalikan populasi rumput sehingga pertumbuhannya menurun. Harimau memangsa rusa yang populasi meningkat,
sehingga jumlah rusa kembali menurun. Harimau sendiri secara alami mempunyai perkembangbiakan yang lambat dan terjadi persaingan sesamanya sehingga populasinya cenderung sedikit. Jumlah rusa yang menurun memberi kesempatan populasi rumput untuk berkembang. Rumput yang melimpah kembali menyediakan makanan yang melimpah bagi rusa. Demikianlah, dalam ekosistem yang seimbang terjadi fluktuasi jumlah komponennya. Kamu harus ingat bahwa semua ini hanya akan terjadi jika keadaan lingkungan di tempat ekosistem itu berada stabil. Bagaimana jika padang rumput mengalami kebakaran? Bagaimana jika ada pemburu yang menembak mati harimau? Tentu saja kerusakan lingkungan atau salah satu komponen rantai makanan akan menyebabkan keseimbangan ekosistem menjadi rusak. Pada ekosistem yang rusak, daur materi dan energi akan terganggu sehingga ada komponen yang kelebihan makanan dan ada komponen yang mengalami kekurangan makanan. Jika populasi harimau berkurang akibat dibunuh pemburu liar, populasi rusa tidak ada yang mengendalikan sehingga jumlahnya melebihi daya dukung lingkungan. Jumlah rumput yang tersedia tidak cukup untuk memberi makanan bagi rusa, sehingga rusa akan mencari makanan ke tempat lain seperti ladang pertanian, perkebunan, atau pemukiman penduduk. Tentu kamu tidak menginginkannya bukan? Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi telah mengancam kelestarian lingkungan. Penduduk yang besar menuntut disediakan makanan, perumahan, dan fasilitas hidup yang cukup. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk, didirikanlah berbagai macam industri, bahan tambang digali dengan liar, hutan ditebang untuk dijadikan perkebunan, lokasi pemukiman, kawasan industri, dan sebagainya. Kegiatan manusia ini berpotensi mengganggu keseimbangan alam secara langsung maupun tidak langsung.

2. Polusi Menurut Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, polusi atau pencemaran lingkungan diartikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Polutan dapat menyebabkan penyakit, diantaranya kanker,
gangguan kekebalan, alergi, dan asma. Suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup, jumlahnya melebihi jumlah normal, berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat. Contohnya kadar karbon dioksida normal adalah 0,033%, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak. Ada dua macam sifat polutan, yaitu sebagai berikut.
a. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi. Contohnya tumpahan minyak di laut dapat menyebabkan iritasi kulit dan ruam, tetapi setelah minyak mengalami degradasi maka menjadi tidak bersifat merusak.
b. Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya timbal yang masuk ke dalam tubuh tidak merusak apabila konsentrasinya rendah, akan tetapi apabila pemasukan timbal terjadi dalam jangka waktu yang lama, timbal dapat terakumulasi dalam tubuh dan bersifat racun. Adanya pencemaran di suatu daerah dapat diketahui dengan mengamati beberapa parameter pencemaran. Dengan demikian dapat diketahui apakah suatu lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Paramater-parameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut.
a. Parameter kimia, meliputi CO2, pH, alkalinitas, fosfor, logamlogam berat, dan sebagainya.
b. Parameter biokimia, meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu jumlah oksigen dalam air. Cara pengukurannya adalah dengan menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya selama 5 hari, kemudian kadar oksigen diukur lagi. BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemar organik. Kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.
c. Parameter fisik, meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, radioaktivitas, dan sebagainya.
d. Parameter biologi, meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya bakteri coli, virus, bentos, dan plankton. Menurut WHO (Word Health Organization), tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih.
b. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada fungsi fisiologis tubuh dan menyebabkan penyakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
c. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarannya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan penyakit atau kematian dalam lingkungan, misal pencemaran nuklir.Berkembangnya kemajuan teknologi dan aktivitas manusia menghasilkan berbagai macam polutan. Berdasarkan jenisnya, polutan atau bahan pencemar dapat dibedakan menjadi polutan kimiawi, biologi, dan fisik.

a. Polutan kimiawi, berupa zat logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, dan sebagainya), pupuk anorganik, pestisida, detergen, minyak, dan sebagainya.
b. Polutan biologi, dapat berupa mikroorganisme yang berada pada tempat yang tidak semestinya, misalnya Escherichia coli pada air sumur, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa pada air minum. c. Polutan fisik, misalnya berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, karet, dan radiasi. Saat ini pencemaran lingkungan telah terjadi pada tingkat yang mengkhawatirkan. Hampir semua lingkup kehidupan telah mengalami pemcemaran. Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.

a. Pencemaran Udara Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million). Beberapa contoh pencemaran adalah sebagai berikut.
1) Gas H2S, gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.
2) Gas CO dan CO2, karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar di ruang tertutup, misalnya pada mesin mobil, kendaraan, dan mesin industri. Gas CO yang terhirup pernapasan mengganggu pengikatan oksigen oleh hemoglobin. Afinitas hemoglobin terhadap CO lebih tinggi daripada afinitasnya terhadap O2, sehingga dapat menyebabkan kematian. Gas CO2 dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat mengganggu pernapasan. Selain itu, gas CO2 yang terlalu berlebihan di bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas. Pemanasan global di bumi akibat CO2 disebut juga sebagai efek rumah kaca.
3) Partikel SO2 dan NO2, kedua partikel ini bersama dengan partikel cair menghasilkan embun, kemudian membentuk awan dekat tanah yang dapat mengganggu pernapasan. Pembakaran batu bara yang mengandung sulfur akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida bersama dengan udara serta oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfat. Asam ini membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan, perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih.
4) Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan. Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup dalam taraf tertentu dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.

b. Pencemaran Air Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.
1) Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, misalnya sisa detergen mencemari air. Buangan industri yang mengandung Pb, Hg, Zn, dan Co dapat terakumulasi dan bersifat racun.
2) Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan kandungan O2 di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
3) Fosfat hasil dari pembusukan, deterjen, dan pupuk pertanian yang terakumulasi dapat menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang berlebihan di suatu perairan yang menyebabkan pertumbuhan alga yang sangat cepat (blooming alga). Pertumbuhan alga yang cepat segera menghabiskan kandungan oksigen dalam perairan, sehingga mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Beberapa jenis alga juga menghasilkan racun sehingga sering menyebabkan iritasi kulit dan membahayakan hewan yang minum di perairan itu. Salah satu bahan pencemar di laut adalah tumpahan minyak bumi akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal.

c. Pencemaran Tanah Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis zat pencemar misalnya sebagai berikut.
1) Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng.
2) Detergen yang bersifat nonbiodegradable (secara alami sulit diuraikan).
3) Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

d. Pencemaran Suara Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment