-->

TEMPAT KERJA YANG SESUAI DENGAN MANUSIA.


Sebelum membahas pasal ini secara Iebih mcndalam, kiranya kita pcrlu
mcngcnal apa yang dimaksud dengan lingkungan fisiko Lingkungan fisik
disini pcrarti scmua keadaan yang terdapat disckitar tcmpat kerja, yang
akan mcmpcngaruhi pada pekerja tersebut baik secara langsung ataupun
tidak langsung.

Secara umum lingkungan fisik bisa tcrjadi dalam dua katcgori, yaitu
lingkungan yang ~.!!&Jbcrhubungan dengan pckerja tersebut (seperti
sta$iun kerja, kursi, meja dan sebagainya) dan lingkungan I!!!:8~ atau
lingkungan umum (seperti: rumah, kantor, pabrik, sekolah, komunitas,
kola, sistem jalan raya, dan lain-lain). Katcgori ke-dua, yaitu lingkungan
perantara, dapat juga disebutl)-!!~~!.!:!.! ~ang mcmpcngaruhi kondisi
manusia misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara,
pcncahayaan, kcbisingan, gctaran mckanis, bau-bauan, warna dan lain
lain. !

Untuk bisa mcminimumkan pcngaruh lingkungan lisik tcrhadap pckerja,
maka langkah pcrtama kita harlLc; mcmpcl<ljari manusia baik mcngcnai
sifat dan tingkah lakunya maupun mcngcnai keadaan lisiknya; untuk
kcmudian digunakan sebagai dasar untuk merangsang lingkung<ln lisik
tersebut.

Khusus untuk mcrangsang .Iingkuhgan yang langsung berhubungan
dengan pckerja, pcrtama-tama kita pcrlu mcmpclajari apa yang discbut

Biomckanik dan anthropometri.
Biomekanik dan Anthrop<)mctri merupakan dua cabang ilmu yang
kcduanya mcmpunyai sasaran pcnyclidikan yang sarna, yaitu manusia,
hanya masing-masing mcninjau dari dua segi yang berbeda. Biomckanik
mcmpclajari manusia dari segi kcmampuan-kcmampuannya sepcrti:
kekuatan, daya tahan, kcccpatan dan kctelitian: sedangkan anthropometri
menyelidiki manusia dari segi kcadaan dan ciri-ciri lisinya, seperti: dimensi
liniar, volume dan berat. Suatu lingkungan yang baik merupakan hasil
pcnggabungan dari kcdua macam pcnyelidikan diatas.
Masalah-masalah yang berhubungan dengan Biomckanik telah dibahas
pada pasal 4.4. didepan, dan berikut ini akan diuraikan masalah-masalah
yang berhubungan dengan Anthropomctri.
Sudah dikatakan bahwa Anthropometri berhubungan dengan pengukuran
keadaan dan ciri-ciri lisik manusia, untuk ini terdapat dua cara melakukan
pengukuran, yaitu: Anthropometri statis dan Anthropometri danamis.
Anthropometri statis sehubungan dengan pengukurtan keadaan dan ciri
ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi yang dibakukan;
sedangkan anthropometri danamis sehubungan dengan pengukuran
keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau
memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja
tersebut melaksanakan kegiatannya.
Data-data dari hasil pengukuran, atau dapat juga disebut sebagai data
anthropometri, digunakan sebagai data untuk pcrancangan pcralatan.
Mengingat bahwa keadaan dan ciri fisik ~ngaruhi oleh banyak faktor
sehingga berbeda satu sarna lainnya maka terdapat tiga prinsip dalam
pemakaian daj:a tersebut, yaitu: perancangan fasilitas berdasarkan
individu yang ekstrim, perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan, dan
perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata pemakaiannya.
Perancangan berdasarkan individu ekstrim.

Prinsip ini digunakan apabila kira mengharapkan agar fasilitas yang
dirancang tersebut dapat
dipakai dengan enak dan nyaman oleh scbagian besar orang-orang yang
akan memakainnya (biasanya minimal oleh 95 % pemakai).
Berikut ini diberikan beberapa contoh dari pemakaian prinsip 1
Kelinggian konlrol maksimum Se5uai dengan jangkauan keatas dari orang
pendek
Penglihalan yang jetas sesuai dengan linggl mata orang pendek
Tinggl atap di atas tempat
duduk orang pendek
Ketinggian kontrol
minimum S8SUai denngan
buku jari dari orang tinggl
Tinggi lempal duduk
sesuai dengan panjang
kaki orang pendek
Lebar tempat duduk
sesuai dengan lebar
pinggul orang gemuk
Tinggi pintu sesuai
dengan orang tinggi
Jangkauan maksimum sesuai dengan orang pendek

Gambar 5.15 Contoh-contoh pemakaian prinsip perangsangan
berdasarkan individu ekstrim.
-Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas
tersebut bi~ menampung
atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua prang yang
mungkinmemerlukannya.
Kursi pcngcmudi mobil bisa diatur maju-mundur-dan kemiringan
sandarannya; dan tinggi

Gambar 5.16 Contoh prmakaian prinsip perancangan fasilitas yang bisa
disesuaikan.
kursi sekretaris atau tinggi permukaan mejanya, merupakan contoh
contoh dari pemakaian
prinsip ini dalam praktck. Gambar Berikut merupakan contoh pemakaian
prinsip ini.
Perancangan fasilitas bcrdasarkan harga rata-rata para pemakaiannya.
Prinsip ini hanya digunakan apabila perancangan berdasarkan harga
ekstrim tidak mungkin
dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan prinsip perancangan
fasilitas yang bisa
disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ckstrim tidak mungkin
dilaksanakan bila lebih banyak rugi daripada untungnya; artinya hanya
sebagian kccil dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika
mcnggunakan fasililas tersebut. Sedangkan jika fasilitas tersebut
dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan, tidak layak karena
mahal biayanya.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment