-->

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA.


Manusia, sebagal mahluk yang paling sempuma, tidak luput dari
kekurangan; dalam ani kata segala kcmampuanllya dipcngaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari pribadanya
(intren) atau mlingkin dari pengaruh luar (extren). Salah satu Caktor yang
datang dari luar dan akan dibahas dalam kesempatan ini ialah lingkungan
kerja dimana manusia mclak.c;anakaknc gialannya. Adalah suatu
kenyataanb ahwasanya lingkungan kerja berpengaruh terhadap hasil kerja
manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik,
sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang
oleh suatu kondisi lingkungan yang baik. Sebaliknya bisa dikatakan,
bahwa suatu kondisi lingkungan dikatakan baik apabila dalam kondisi
yang demikian manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal,
dengan sehal, aman dan sclamat. Ketidaberesan lingkungan kerja dapat
terlihat akibatnya dalam waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan
lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih
banyak yang tentunya tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem
kerja yang efisien dan produktif.
Sualu kondisi lingkungan yang baik tidak bisa ditemukan dengan begitu
saja, tetapi harus melalui tahapan-tahapan pcrcobaan, dimana setiap
kemungkinan dari kondisi tersebut diuji pengaruhnya tcrhadap
kemampuan manusia. Kemajuan teknologi sekarang memungkinkan untuk
melaksanakan pengujiaro semacam ini, dan tentu saja pengetahuan
tentang sifat dan tingkah laku manusia akan sangat mcmbanlu dalam
mencapai hasil dari pengujian ini.
Sebagaimana kila kelahui, terdapat banyak faktor mempangaruhi
terbentuknya sualu kondisi lingkungan kerja, dianlaranya: tcmperalur,
kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kcbisingan, gctaran mekanis,
dan bau-bauan.
Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor diatas sehubungan
dengan kemampuan manusia

a. Temperator.
Dalam keadaan normal, liar anggota tubuh manusia mempunyai
temperatur yang berbeda-beda, seperti dilunjukkan pada gambar sebagai
berikut:
Gambar 5.17 Temperatur disetiap anggota tubuh manusia dalam keadaan
norma/.
Tubuh manusia selalu bcrusaha untuk mempertahankan keadaan normal
ini dengan sesuatu sistem tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat
menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar
tubuhnya. Tetapi kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri inipun
ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan
dirinya dengan temperatllr luar jika perubahan temperatur luar tubuh ini
tidak melebihi!:1~ 
untuk kondisi panas dan  untuk kondisi dangin, semuannya dari keadaan
normal tubuh.
Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk
melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi
kekurangan atau kelebihan panasnya. Menurut penyelidikan apabila
temperatur udara lebih rendah dari 17°C, berarti temperatur udara ini ada
di bawah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri (35% dibawah
normal), maka tubuh manusia akan mengalami kedinginan, karena
hilangnya panas tubuh yang sebagian besar diakibatkan oleh konveksi
dan radiasi, juga sebagian kecil akibat penguapan. Sebaliknya apabila
temperatur udara terlampau panas dibandingkan temperatur normal
tubuh, maka akan menerima panas akibat konveksi dan radiasi yang jauh
lebih besar dari kemampuan tubuh untuk mendinginkan dirinya melalui
sistem penguapannya. lni menyebabkan temperatur tubuh menjadi ikut
naik dengan lebih tingginya temperatur udara. Sebagaimana kita ketahui
dan rasakan bahwa temperatur yang terlampau dangin akan
mengakibatkan gairah kerja yang menurun. Sedangkan temperatur udara
yang lebih panas, akan mengakibatkan cepat timbulnya kelelahan tubuh
dan dalam bekerja cenderung membuat banyak kesalahan.
Menurut penyelidikan, untuk berbagai tingkat temperatur akan
memberikan pengaruh yang berbeda-beda, seperti gambar berikut:
49°C Temperatur yang dapat
ditahan sekttar 1 jam
tetapl jauh diatas tlngkat
kemampuan fislk den mental
29,SOC Aktifitas mental & days tangkap menurun
dan mula! membuat kesalahan dalam
pekerjaan
Timbul kelelahan fisik
24°C Kondisl optimum
, 0
10 C Kekakuan fislk yang ekstrlm
mulal muncul
Gambar 5.18 Beberapa harga temperatur dan pengaruhnya terhadap
kondisi tubuh.
Ha~ga-harga diatas tidak mutlak berlaku untuk setiap orang karena
sebenarnya kemampuan beradaptasi tiap orang nyatanya berbeda,
tergantung didaerah bagaimana dia bisa hidup. Orang yang bisa hidup
didaerah panas berbeda kemampuan beradaptasinya dibandingkan
dengan mereka yang hidup didaerah dangin atau sedang. Tichauer telah
menyelidiki pengaruh temperatur terhadap produktivitas para pekerja
penenunan kapas, yang menyimpulkan bahwa tingkat produksi paling
tinggi dicapai pada kondisi temperatur antara 75 -~ 24 -270C).
temeerahlr ~jcnis lampu pijar .c
tempcratu r scjeni~ lampu pijar. OF
Gambar 5.19 Hubungan antara temperatur dengan performance para
penenun kapas.
Gambar Berikut mcmperhatikan antara temperatur efektif dengan jumlah
kesalahan rata-rata per-jam (gambar 5.20a) dan hubungan temperatur
efektif dengan kerja total yang dapat diselesaikan (gambar 55.20b).
24 ..7 30 :13 37 40
Temperatur efektif °G
(a)
6,11
Temperatur efektif °G
(b)
15 .~
Gambar 5.20 Gambar (a), hubungan antara temperatur efektif dengan
jumlah kesalahan rata-rata
perjam. Gambar (b), hubungan antara temperatur efektif dengan kerja
total.

b. Kelembaban.
Yang dimaksud kelembaban disini adalah banyaknya air yang terkandung
dalam udara,
biasa danyatokon dengan presentase. Kelembaban ini sangat
berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udaranya, dan memang
secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan
bergerak udara dan radiasi dari udara tersebut akan dipengaruhi keadaan
tubuh f'ada saat menerima atau melepaskan panas dari tub:uhnya.
Suatu keadaan dima~~_tem~ratur uadara sangat panas dan
kelembabannya"tinggi, akan menjmbulkan penguranganp anasd ari tubuh
secarab esar-beSarank, arena sistem penguapan;d aD pengaruh lain
ialah makin cepatnya denyutjantung karena makin aktifnya perec;larand
arah untuk
memenuhi kebutuhan akan oksigen. Sebagaimana kita ketahui, bahwa
tubuh manusia selalu berus?ha untuk mencapai keseimbangan antara
panas tubuhnya dengan suhu disekitarnya.
Kcscin.~angantersebut akan memenuhi rumus:
M+R+C-E=O
dimana: M = pana... yang diperoleh dari proses metabolisme
R = perubahan panas karena radiasi
C = Perubahan pana... karena konveksi 1/
E = bilangnya tenaga akibat penguapan
R dan C berharga (+) jika temperatur diluar tubuh lebih panas dibamdang
suhu tubuh, berarti tubuh menerima panasdari lingkungan~
dansebaliknya, Rdan Cberharga (-)apabilasuhu tubuh lebih panas
dibandingkan tcmperatur luar. Jika temparatur udara panas dan
kelembabannya tinggi, maka rumus keseimbanganakan menjadi: M + R +
C -E = O. Ini menunjukkan suatu dimana tubuh kebilangan tenaga akibat
penguapan, dan ini harus diimbangi terutama oleh akibat penguapan, dan
ini harus diimbangi terutama pada proses metabolisme yang untuk
berlangsungnya memerlukan banyak ok."igen; artinya; makin panas dan
makin lembab lingkungan, makin banyak oksigen diperlukan untuk
mctabolisme, dan makin cepat peredaran darah sehingga makin ccpat
pula denyutjantung. Kcadaan ini sangat berbahaya bagi orang-orang tua
atau mereka yang Icmah jantung.
Sirkulasi Udar-d.
Sebagaimana kita kctahui, udara sekitar kita mengandung 21 % O2, 78%
N2t 0,03% CO2
dan 0,97% gas lainnya (campuran). Oksigcn (O~ merupakan gas yang
sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup terutama untuk menjaga keangsungan hidup kita, yaitu
untuk proses metabolisme. Udara disl:kitar kita dikatakan kotor apabila
kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur
dengan gas-gas atau bau-bau yang berbahaya bagi kesehalan tubuh.
Kotornya udara disekitar kita dapat dirasakan dengan sesaknya
pemapasan kita, dan ini todak boleh dibiarkan bcrlangsung terlalu lama,
karena akan mempengaruhi kesehalan tubuh dan akan mempercepat
proses kelclahan.
Untuk menjaga agar udara disekitar tempat kerja tetap sehal dalam ani
kata kita cukup mengandung oksigen dan bebas dari zat-zat yang bisa
mengganggu kesehalan, harus dipikirkan tentang sirkulasi udara yang
baik, sehingga udara kotor bisa diganti dengan udara segar dan bersih,
yang biasanya dilakukan melalui ventilasi. Contoh ventilasi sederhana
ialah jendela rumah, dimana melaluijendela inilah udara bersih dan
segardidalam rumah bisa dijamin ada selamanya, karena akan terjadi
sirkulasi udara dengan sendirinya.
Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar
tempat kerja. Pada siang ban, dimana biasanya manusia melakukan
sebagian besardari kegiatannya, pohon-pohonan merupakan penghasil
oksigen yang dibutuhkan oleh pernapasan kita. Dengan cukupnya oksigen
disekitar kita, ditambah dengan pcngaruh secara spikologis akibat adanya
tanaman-tanaman disekitar tempat kerja, k~duanya akan memberikan
kesejukan dan kesegaran pada jasmani kita.
Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan sangat membantu untuk
mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.

c. Pencahayaan.
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manu.."ia untuk melihal
obyek secara jelas, cepat, tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan
akan pencahayaan yang baik, akan makin diperlukan apabila kita
mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian karena
penglihatan. Pencahayaan yang terlalu suram, mengakibatkan mata
pekerja rnakin cepat lelah karena mata akan berusaha untuk bisa melihat,
di maba lelahnya mata mengakibatkan kelelahan ment lebih jauh lagi
keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa
menyilaukan.
Kemampuan mata untuk dapat melihal obyek dengan jelas ditentukan
oleh: ukuran obyek, derajat kontras diantara obyek dan selilingnya,
luminensi (brightness) dan lamanya melihat. Yang dimaksud dengan
derajat kontras adalah perbedaan derajat terang relatif antara obyek yang
selilingnya, sedangkan luminensi berarti arus cahaya yang dipantulkan
oleh obyek.
Salah satu contoh yang sederhana, apabila kita membaca buku atau
meletokon benda-benda putih, maka warna atas untuk buku sebaiknya
relatif sarna dengan warna kertas dari buku tersebut agar huruf-huruf dari
buku mempunyai derajat kontras yang tinggi dibandingkan buku dan
atasnya; begitu pula dengan benda-benda putih, agar derajat kontrasnya
tinggi harus
diletakkanpada atas yang berwarna gelap (Iihat gambar berikut).

d. KONTRAS 
Berikut ini adalah salah satu kcmungkinan mata akan mcnjadi silau karena
letak dan sumber
cahaya. Dan gambar tersebut terlihat bahwa efektifitras mata untuk bisa
melihal obyeknya adalah
salah satunya ditentukall oleh Ictak sumber cahaya tersebut. Sebaliknya
mata tidak langsung
mcncrima cahaya dari sumbcrnya, tctapi cahaya tersebut harus mcngenal
obyek yang akan dilihat,
yang kemudian dipantulkan oleh obyek tersebut ke mata kita, sehingga
obyek tersebut dapat
dilihat.
Pengurangan
efektifitas
penglihalan
14 .Jf
Mata
Gambar 5.22 Pengaruh dari cahaya yang menyilaukan terhadap efektifitas
penglihalan.
fc=pengukuran penerangan.

e. Kebisingan.
Kemajuan teknologi temyata banyak menimbulkan masalah
masalahseperti diantaranya
yang dikatakan sebagai polusi, dimana keadaan ini tidak terjadi dimasa
lampau. Salah satu polusi
yang sekarang menyibukkan para ahli untuk mengatasinya ialah
kebisingan, yaitu bunyi-bunyian yang tidak dikchendaki oleh telinga kita.
Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi-bunyian
tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran,
dan dapat menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut
penyelidikan, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian.
Efektifitas
penglihalan
Ada tiga aspek yang menetukan kwalitas suatu bunyi yang bisa
menentukan ting\t.at gangguan terhadap manusia, yaitu: lama, intensitas,
dan frekwensinya. Makin lama telinga kita mendengarkan kebisingan,
makin buruk akibatnya bagi kita, diantaranya pendengaran yang makin
kurang.
lntensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukkan
besamya arus energy pcrsatuan luas. Berikut ini skata intcnsitas yang
bias:! terjadi di suatu tempat atau akibat suatu alat/keadaan:
Tabel 5.3 Skata Intensitas Kebisingan.
Frekwensi menunjukkall jumlah dari gelombang-gelombang suara yang
sampai ketelinga kita setiap detik, danyatokon dalam jumlah getaran
perdetik atau Herz (Hz).
Lamanya telinga kita menerima kebisingan akan mempengaruhi tingkat
pendengaran kita. Tiffin, telah menyetidiki hal itu, dan menyimpulkan
dalam bentuk gambar sebagai berikut:
Gambar 5.23 Kebilangan sebagian pendengaran akibat kebisingan
setelah jangka waktu tertentu.

f. Getaran Mekanis.
Sesuai dengan namanya, getaran mekanis dapat diartikan sebagai
getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mckanis, yang sebagian
dari getaran ini sampai ketubuh kita dan menimbulkan akibat-akibat yang
tidak diinginkan pada tubuh kita.
Besarnya getaran ini ditemtukan oleh intensitas (meter/detik) dan
frekwensi getarnya (getar/detik); getaran mekanis pada umumnya sangat
mengganggu tubuh karena ketidak tcraturannya, baik tidak teratur dalam
intcnsitas ataupun frekwensinya. Sedangkan alat-alat yang ada dalam
tubuh kitapun mempunyai frekwensi alami, dimana alat yang satu berbeda
frekwensi alaminya dengan alat yang lain. Gangguan tcrbesar
terhadapsuatu alat dalam tubuh terjadi apabila frekwensi alam ini
ber~onansi dengan frekwensi dari getaran mekanis. Secara umum
getaran mekanis ini dapat mengganggu tubuh dalam hal:
-mempengaruhi konsentrasi bekerja
-mempercepat datangnya kelelahan
-dan menyebabkan timIJulnya beberapa penyakit, diantaranya karena
gangguan terhadap: mata,
syaraf, percdaran darah, otot-otot, tulang-tulang dan lain-lain.
Ban-hanan.
Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapai dianggap sebagai
pencemaran, apalagi
katau bau-bauan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat mengganggu
konsentrasi bekerja, dan secara lebih jauh bau-bauan nyang terjadi terus
menerus bisa mempengaruhi kepekaan penciuman.
Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor yang mempengaruhi
kepekaan penciuman.
Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor lingkungan yang
mempengaruhi tingkat ketajaman penciuman seseorang. Oleh karena itu
pemakaian "air conditioning" yang tepat merupakan salah satu cara yang
bisa digunakan untuk mengbilangkan bau-bauan yang mengganggu
disekitar ternpat kerja.

g. Warna.
Yang dimaksud disini ialah warna tcmbok ruangan tcmpat kerja, dimana
warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk mclihal
obyek, juga warna disekitar tempat kerja berpengaruh secara psikologis
bagi para pekerja. Menurut penyelidikan, tiap warna itu memberikan
pengaruh secara psikologis yang berbcda-bcda terhadap manusia.
Diantaranya: warna mcrah bcrsifat merangsang; warna kuning
memberikan kesan yang luas atau leg,a; warna hijau atau biru
memberikan kesan yang sejuk, aman dan menyegarkan; warna gelap
memberikan kesan sempit dan warna terang memberikan kesan Ieluasa.
Dalam keadaan dimana ruangan terasa sempit, warna yang sesuai dapat
mengbilangkan warna tersebut, hal ini secara psikologis menguntungkan
karena kesan sempit cenderung menimbulkan ketegangan.
Dengan adanya sifat-sifat itulah, maka pengaturan warna ruangan tempat
kerja perlu diperhatikan; dalam arti luas harus disesuaikan dengan
kegiatan kerjanya.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment