Faktor Eksternal pertumbuhan
Faktor internal dan faktor eksternal membentuk suatu interaksi dalam hal memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Faktor eksternal (faktor lingkungan) yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan meliputi faktor iklim, edafi k, dan biologis.
a. Faktor iklim
Yang termasuk faktor iklim yaitu cahaya, suhu, air, panjang hari, angin, dan gas (CO2, N2, SO2, O2, dan nitrogen oksida). Pada bab ini tidak semua faktor dibahas tetapi hanya membahas sebagian faktor saja. Untuk faktor iklim misalnya, akan dibahas faktor cahaya atau sinar, suhu udara, oksigen, kelembaban, dan air.
Pertumbuhan batang kecambah di tempat gelap lebih cepat (lebih panjang) dibandingkan di tempat terang. Pertumbuhan yang cepat di tempat gelap ini disebut etiolasi.
Lama penyinaran matahari memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Banyak penelitian melaporkan bahwa lama penyinaran ini berpengaruh pada fase pembungaan tumbuhan. Lama penyinaran (panjang hari) diterjemahkan sebagai waktu dari matahari terbit sampai dengan matahari terbenam. Di daerah katulistiwa, panjang hari kurang lebih 12,1 jam. Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari) disebut fotoperiodisme. Berdasarkan lamanya siang, tumbuhan dibedakan menjadi :
a) Tumbuhan hari pendek Tumbuhan hari pendek adalah tumbuhan yang berbunga pada saat lamanya siang kurang dari 12 jam (lamanya siang lebih pendek dibanding lamanya malam). Contoh: ubi jalar, krisan, aster, mangga (Gambar 1.14a), dan apokat.
b) Tumbuhan hari panjang Tumbuhan ini berbunga pada saat lama siang lebih dari 12 jam (lamanya siang lebih panjang dari lamanya malam). Contoh: kentang, slada (Gambar 1.14b), gandum, dan ba yam.
c) Tumbuhan hari netral Tumbuhan ini berbunga hampir sepanjang musim, tidak tergantung lamanya siang hari. Contoh: kapas, mawar (Gambar 1.14c), tumbuhan sepatu, tomat, cabe, dan bunga matahari.
d) Tumbuhan hari sedang Tumbuhan ini berbunga pada saat lama siang sekitar 12 jam. Contoh: tebu (Gambar 1.14d) dan kacang. Tumbuhan memiliki zat yang berfungsi mengontrol respon tumbuhan terhadap penyinaran yang disebut pigmen fi tokrom. Pigmen ini sebenarnya adalah suatu protein yang mampu menyerap cahaya merah dan infra merah dari sinar matahari.
2) Oksigen Oksigen diperlukan oleh semua tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Oksigen diperlukan oleh tanaman baik pada bagian tanaman yang ada di permukaan tanah maupun bagian yang ada di dalam tanah, misalnya akar. Aerasi tanah yang cukup, memberikan kesempatan sel-sel akar untuk melakukan respirasi sehingga peredaran unsur-unsur hara dapat meningkat. Oleh karena itu, para petani sering melakukan upaya-upaya penggemburan tanah. De ngan adanya oksigen dalam tanah, organisme-organisme aerob mampu hidup sehingga proses penyediaan unsur-unsur hara tumbuhan lebih meningkat.
3) Suhu udara Beberapa proses yang terjadi di dalam tumbuhan sangat tergantung kerja enzim. Enzim bekerja dipengaruhi oleh suhu. Proses respirasi, transpirasi, dan fotosintesis dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang terlalu tinggi menyebabk an tumbuhan tidak tumbuh, bahkan mati. Suhu yang tinggi menyebabkan ketersediaan O2 untuk respirasi rendah, dan CO2 dalam sel tinggi, sehingga menghambat res pirasi selanjutnya. Suhu yang tinggi juga menyebabkan transpirasi tumbuhan meningkat. Pengaruh suhu pada fotosintesis lebih ban yak pada kerja enzim-enzim fotosintetik. Perhatikan Gambar 1.16.
4) Kelembaban Kelembaban tanah dan kelembaban udara memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang kaya humus mampu menyimpan air lebih banyak, sehingga tanaman tumbuh lebih baik. Tanaman yang tumbuh dengan baik menghasilkan seresah lebih banyak dan meningkatkan bahan organik tanah. Udara mampu menyimpan air. Kadar air yang ada di udara disebut kelembaban udara. Kadar air di udara yang tinggi, berpeluang untuk menjadi awan dan hujan. Air hujan masuk ke dalam tanah dan akan disimpan dalam tanah, menjamin ketersediaan air bagi tumbuhan. Kalian telah belajar tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan serta faktor-faktor luar yang memengaruhinya, bahkan telah melakukan percobaan tentang pengaruh lama perendaman biji kacang tanah terhadap perkecambahannya. Di akhir kegiatan tersebut kalian diminta untuk membuat rancangan percobaan dengan judul tertunjuk (telah disediakan oleh gurumu).
b. Faktor Edafi k (Tanah)
Faktor edafi k meliputi struktur, tekstur, bahan organik, pH dan ketersediaan nutrisi. Pada bab ini hanya dibahas faktor nutrisi saja. Ilmu nutrisi tanaman telah diterapkan sejak 160 tahun yang lalu berdasar eksperimen klasik Liebig, Lauwes, dan Gilbert.
Ada banyak unsur yang diperlukan oleh tumbuhan. Seperti halnya makhluk hidup yang lain, tumbuhan memerlukan nutrisi atau makanan untuk hidupnya. Tumbuhan hijau mengambil nutrisi dari udara, air, dan dari dalam media tumbuhnya. Misalnya dari dalam tanah, nutrisi diambil dalam bentuk ion. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (makronutrien) dan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (mikronutrien). Sumber-sumber nutrisi bagi tumbuhan berupa zat-zat organik dan zat-zat anorganik. Perbaikan kesuburan tanah secara alami dengan pemupukan, baik menggunakan pupuk alami maupun pupuk buatan banyak dilakukan oleh para petani. Disamping penambahan zat-zat organik dan zat-zat anorganik, nutrisi yang ada dalam tanah berasal dari hasil pelapukan mineral anorganik dan hasil biodegradasi bahan organik. Unsur-unsur yang telah tersedia dalam media tanam (misalnya tanah) tidak segera dapat dipergunakan oleh tumbuhan apabila faktorfaktor lain tidak terpenuhi, misalnya adanya mikrobia dalam tanah. Unsur makro terdiri dari: C (karbon), H (hidrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (sulfur), P (fosfor), K (kalium), Mg (magnesium), dan Ca (kalsium). Unsur mikro terdiri dari: Cl (klor), Fe (besi), B (boron), Mn (mangaan), Zn (seng), Co (koper), dan Mo (molibdeum). Tumbuhan yang kekurangan nutrien pada media tanamnya akan mengalami defi siensi. Apabila hal ini terjadi, maka pertumbuhan dan perkembangannya tidak sempurna. Berikut adalah tabel fungsi unsur dan penyakit tumbuhan akibat kekurangan unsur.
Tabel 1.1. Unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan, fungsi, dan penyakit akibat kekurangan unsur (defi siensi)
Unsur-unsur tersebut dapat segera digunakan oleh tanaman apabila didukung oleh faktor pH tanah yang sesuai. Pada umumnya pH yang baik untuk banyak tanaman adalah 6,0 - 7,0. Tanaman kentang, ubi jalar cocok pada pH 4,5 - 5,5 sedangkan seledri, kubis pada pH 6,5 - 7,5. Dari manakah unsur-unsur tersebut diperoleh? Di depan telah disebut bahwa unsur-unsur tersebut ada yang diambil dari tanah, ada pula yang diambil dari udara dan air seperti C, H dan O.
Apakah kalian pernah melihat para petani membiarkan batang padinya berada di sawah setelah selesai dipanen? Batang-batang padi tersebut dapat berfungsi sebagai pupuk organik. Semua bagian tubuh tumbuhan dapat dipakai sebagai pupuk organik. Bahkan beberapa tumbuhan dari jenis tumbuhan polong-polongan, selain sebagai sumber pupuk organik, akar tumbuhan tersebut memiliki bintil-bintil akar yang kaya mikroorganisme Rhizobium yang dapat mengikat N dari udara. Pupuk organik yang lain, berasal dari kotoran hewan atau bangkai hewan (hewan yang telah mati). Kotoran hewan meliputi kotoran sapi, kotoran domba, kambing, kuda, dan kerbau. Pupuk organik diguna kan sebagai pupuk dasar. Rekombinasi penggunaan pupuk kandang untuk tanaman dan kandungan unsur N, P, dan K pada pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan 1.3.
Tanah yang cukup mengandung pupuk organik, mampu mengikat air lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan tumbuhan. Beberapa mikrofauna dan mikrofl ora yang ada dalam tanah berperan dalam penyedia unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhannya. Mikroorganisme tersebut adalah bakteri nitrifi kasi, bakteri Rhizobium, Azotobakter, Nitrosomonas, dan Nitrosococcus. Tumbuhan paku air Azolla pinata dan ganggang hijau biru dapat mengikat N dari udara. Cendawan merupak an organ isme pembusuk bahan organik. Beberapa hewan kecil penyedia unsur adalah dari kelompok insekta (semut, rayap), dan cacing tanah. Mikrofauna dan mikrofl ora tersebut dapat hidup di dalam tanah apabila syaratsyarat hidupnya terpenuhi seperti aerasi dalam tanah, kelembaban tanah, temperatur tanah, ketersediaan bahan organik, dan pH tanah.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment