-->

Mengefrais lurus, miring, radius, kantong, lubang dan lubang presisi

a) G00- Pengaturan Posisi Pisau Frais dengan Gerak Cepat Kemungkinan gerak cepat yang dapat dilakukan adalah
(1) Pisau bergerak dalam arah X
(2) Pisau bergerak dalam arah Y
(3) Pisau bergerak dalam arah Z
(4) Pisau bergerak dalam arah X dan Y
(5) Pisau bergerak dalam arah X dan Z
(6) Pisau bergerak dalam arah Y dan Z Sebelum melakukan pemrogran terlebih dahulu direncanakan posisi letak pisau frais terhadap benda kerja, letak pisau frais perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk pemasangan dan pelepasan pisau frais begitu juga pemasangan dan pembukaan benda kerja. 

b) G01- Interpolasi Linear Interpolasi linear berarti memasukan harga asutan pada gerakan lurus. Gerakan lurus dapat terletak pada sudut tertentu. G01-Pengefraisan lurus dan miring. Pengfraisan lurus dan miring dapat digunakan untuk melakukan berbagai macam pekerjaan pengefraisan. Pekerjaan pengefraisan tersebut diantaranya meliputi :
(1) Pengefraisan alur
(a) Pengefraisan alur tembus Pengefraisan alur dapat berupa alur tembus dan alur tidak tembus.
(b) Pengefraisan alur tidak tembus Sedangkan pengefraisan tidak tembus seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini.Gerakan pisau untuk pengefraisan tidak tembus lebih rumit, karena untuk melakukan pemakanan harus terlebih dahulu melalui gerak pemakan untuk menembus kedalaman alur.
(c) Pengefraisan alur miring atau alur silang Pada pengefraisan alur miring gerakan pemakanan dilaksanakan oleh dua sumbu secara bersamaan.
(2) Pengefraisan permukaan rata Pengefraisan permukaan rata dapat dilakukan dengan beberapa kemungkinan. Apabila diameter pisau frais lebih besar dari permukaan benda kerja, maka pengefraisan dapat dilakukan sekali jalan saja. Akan tetapi bila diameter pisau lebih kecil dari permukaan benda kerja, maka pengefraisan harus  dilakukan beberapa kali pemakanan. Pemakanan bergeser dan saling menutup, besarnya pergeseran tergantung dari ukuran diameter pisau. 
(3) Pengefraisan permukaan bertingkat Apabila kita akan melukukan pengefraisan balok bertingkat, terlebih dahulu kita harus mengetahui ukuran diameter pisau yang akan  digunakan. Dengan demikian kita dapat membuat gambar dengan garis bantu lintasan pisau untuk memudahkan dalam pembuatan program.  
(4) Pengefraisan Kantong Pengefraisan kantong seperti pada gambar di bawah ini, dapat dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut antara lain
 Ukurlah diameter pisau frais yang akan digunakan.
 Gambarlah kantong yang akan dibuat dengan ukuran skala yang jelas..
 Buatlah garis bantu lintasan pisau untuk pemakanan finising.
(5) Pengefraisan Segi Banyak
Setiap ukuran yang ada pada gambar kerja selalu dapat langsung ditentukan titik koordinatnya, kecuali ukuran yang berbentuk sudut dan ukuran miring. Ukuran sudut dan miring dapat ditentukan titik koordinatnya dengan menggunakan perhitungan geometri. Begitu juga ukuran diameter pisau selalu akan mempengaruhi perhitungan titik koordinat. Mengefrais bentuk segi enam disamping menghitung koordinat titik sudut, kita juga harus memperhitungkan koordinat titik bantu yang disesuaikan dengan ukuran jari-jari pisau frais. 

c) Pemrograman geometri Setiap kita mengefrais kontur (bentuk) selalu harus memperhitungkan diameter pisau frais untuk menentukan pemrograman lintasan pisau frais.  Jika kita membuat kontur parallel dengan sumbu, maka lintasan pisau frais harus ditambahkan atau dikurangkan dari ukuran konturnya. Sedangkan untuk kontur tidak parallel dengan sumbu, maka titik bantu lintasan pisau frais harus dihitung dengan menggunakan fungsi trigonometri segi tiga siku-siku. Dalam hal tertentu titik koordinat juga perlu dihitung, sebab titik tersebut ditunjukan dengan ukuran sudut. Koordinat yang belum diketahui dihitung dengan fungsi trigono metri. Data titik koordinat yang kurang dapat dihitung menggunakan fungsi trigonometri sederhana.

d) Mengefrais Radius Pada mesin perkakas konvensional untuk membuat busur lingkaran hanya dapat dibuat menggunakan perlengkapan bantu meja putar. Namun pada mesin CNC tidak diperlukan alat bantu tersebut, gerakan dapat dilakukan melalui pemrograman G02 dan G03. G02- Interpolasi melingkar arah kanan (searah jarum jam) G03- Interpolasi melingkar arah kiri (berlawanan arah jarum jam) Untuk mengetahui yang dimaksud dengan gerakan searah dan berlawanan arah jarum jam, tergantung dari mana kita melihatnya. 
(1) Gerakan melingkar searah jarum jam yang bergerak pada bidang XY, dilihatnya dari sebelah atas atau dari arah Z+ kea rah Z-.
(2) Gerakan melingkar searah jarum jam yang bergerak pada bidang YZ, dilihatnya dari sebelah kanan atau dari arah X+ kea rah X-.
(3) Gerakan melingkar searah jarum jam yang bergerak pada bidang XZ, dilihatnya dari sebelah depan atau dari arah Y+ kea rah Y-. Pemrograman seperempat busur lingkaran pada bidang XY. Pada pemrograman absolut, koordinat titik akhir seperempat lingkaran diukur dari titik referen (W). Penentuan titik referen dapat dibuat beberapa alternatif 
(1) Alternatif pertama kita buat titik referensinya berada pada pojok benda kerja.
(2) Alternatif yang ke dua titik referen berada di tengah benda kerja. Ada beberapa macam pemrograman pada mesin CNC
(1) Pemrograman lingkaran penuh. Pada pemrograman ini mesin dapat melaksanakan satu lingkaran penuh 360º dapat diprogram dalam satu blok.
(2) Pemrograman kuadran
Pada pemrograman ini satu lingkaran dibagi menjadi empat kwadran, sehingga dalam satu blok hanya dapat melaksanakan gerakan maksimum 90º. Untuk melengkapi pemrograman ini pada blok berikutnya menggunakan M99. Kode M99 merupakan pemrograman koordinat titik pusat lingkaran. Koordinat titik pusat lingkaran selalu dinyatakan dalam inkrimental yang diukur dari titik awal ingkaran. Penulisan koordinat titi pusat lingkaran menggunakan adres I, J, K. I adalah jarak dari titik awal ke titik pusat lingkaran searah sumbu X J adalah jarak dari titik awal ke titik pusat lingkaran searah sumbu Y K adalah jarak dari titik awal ke titik pusat lingkaran searah sumbu Z I, J, K deprogram tanpa tanda + dan -. Suatu busur lingkaran ditentukan oleh titik awal, titik tujuan dan titik pusat lingkaran. Penentuan titik-titik tersebut sering sekali tidak tepat, untuk itu pada pemrograman ini diberi toleransi ±0,08 mm (±0,003 sampai ±0,002)

e) Kompensasi Radius Pisau Frais Sejajar Sumbu Setiap kali kita membuat program selalu mengarahkan gerakan pisau frais berpedoman pada titik pusat pisau frais, sehingga ketika kita mengerjakan benda kerja harus menambahkan atau mengurangi ukuran sebesar radius pisau. pekerjaan menghitung untuk gerakan sejajar sumbu dapat diambil alih oleh computer bila diberi informasi besarnya jari-jari pisau pada gerakan G45, G46, G47, G48 adalah fungsi modal /tetap berlaku. Kode ini dapat dihapus atau dibatalkan oleh G40 atau M30. Kode G45 dapat digantikan oleh G46/ G47/ G48 atau sebaliknya. Sebelum melakukan pmrograman G45/ G46/ G47/ G48, terlebih dahulu kita harus memasukan data alat potong dengan M06.
(1) G45 Penambahan Radius Pisau Frais. Apabila kita akan mengefrais bagian dalam kontur (membuat kantong), maka pisau dari titik awal digerakan sejauh L ditambah radius pisau. Hal ini dapat diatasi oleh computer dengan penambahan otomatis satu radius pisau.
(2) G46 Pengurangan Radius Pisau Frais Apabila kita akan mengefrais bagian luar kontur, maka gerakan pisau frais dikurangi satu radius pisau. Gerakan tersebut dapat menggunakan G46.
(3) G47 Penambahan Dua Kali Radius Pisau Jika kita akan mengefrais kontur bagian luar, maka perlu ada penambahan gerakan sebesar dua kali radius pisau, penambahan tersebut dapat diatasi menggunakan G47 (4) G48 Pengurangan Dua Kali Radius Pisau Jika kita akan mengefrais kontur bagian dalam, maka perlu ada pengurangan gerakan sebesar dua kali radius pisau, penguranagan tersebut dapat diatasi menggunakan G48

f) G72- Siklus Pengefraisan Kantong Pengefraisan bentuk kantong dapat dilakukan dengan memrogram beberapa blok, namun pada siklus pengefraisan kantong cukup diprogram dalam satu blok saja. Nilai X merupakan ukuran panjang kontong dalam arah X. Nilai Y merupakan ukuran lebar kantong dalam arah Y Nilai Z merupakan ukuran kedalaman kantong dalam arah Z Sedangkan F adalah kecepatan asutan. Dalam pemrograman ini kompensasi radius pisau harus dimasukan terlebih dahulu menggunakan M06, sehingga computer dapat menghitung gerakan yang efektif untuk membuat kantong. Pada perangkat lunak yang baru, untuk pengefraisan kantong telah diprogram secara otomatis titik awal dan titik akhir berada pada titik yang sama. Kecepatan asutan pada waktu pisau masuk kedalam  besarnya setengah dari kecepatan asutan normal dan penarikan pisau menggunakan gerakan cepat.

g) G73 – Siklus pemboran dengan pemutusan tatal. Pembuatan lubang menggunakan bor, perlu dilakukan pemutusan tatal, agar tatal tidak melilit pada batang bor, terutama pada bahan yang liat atau sulit dipotong.

h) G81- Siklus Pemboran Siklus ini lebih tepat jika dipakai membor bahan yang tatalnya mudah putus dan lubang tembus tidak dalam. Pada siklus ini penarikan dilakukan secara
otomatis.

i) G82 – Siklus Pemboran Dengan Tinggal Diam Siklus ini lebih tepat jika dipakai membor bahan yang tatalnya mudah putus dan lubang tidak  tembus kedalaman mengah. Untuk membersihkan pada bagian ujung lubang maka bila kedalaman lubang telah dicapai bor berputar tanpa asutan selama 0,5 detik. Pada siklus ini penarikan dilakukan secara otomatis.

j) G83 – Siklus Pemboran Dengan Penarikan Pada pemboran lubang yang dalam, sering sekali terjai pengeluaran tatal tidak lancar. Oleh karena itu perlu ada penarikan bor keluar, dengan maksud untuk mengeluarkan tatal. Gerakan ini dapat dilakukan oleh siklus G83. .

k) G85 – Siklus Pereameran  Untuk mendapatkan lubang berkualitas tinggi, perlu dilakukan pereameran. Pada proses pereameran pemasukan dan penarikan menggunakan kecepatan asutan.

l) G89 – Siklus Pereameran Dengan Tinggal Diam Pada siklus ini apabila reamer telah mencapai kedalaman, reamer tinggal diam selama 0,5 detik.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment