Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Jadi rasio likuiditas mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang sering digunakan adalah Current ratio (CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR).
Current Ratio
Current ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, dan merupakan ukuran yang paling sering digunakan.
Current ratio Alpha Products 2003 adalah 3.22 X ($2,000 juta dibagi $620 juta), artinya setiap $1 hutang jangka pendek dijamin oleh $3.22 harta lancar. Makin tinggi Current ratio makin baik bagi perusahaan.
Current ratio = 2,0 dapat dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan public utility tetapi tidak baik bagi industri manufaktur.
Quick (Acid-Test) Ratio
Quick (Acid-Test) Ratio adalah ukuran yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan kredit/tidak tunai).
Quick Ratio untuk Alpha Products 2003 adalah 1.2 X ($2,000 juta dikurangi $1,230 juta, hasilnya dibagi dengan $ 620 juta).
Quick Ratio = 1,0 atau lebih pada umumnya baik bagi perusahaan, walaupun tergantung pada industrinya.
Leverage
Rasio yang dipergunakan untuk menghitung leverage perusahaan adalah DER (Debt to Equity Ratio), yaitu perbandingan antara total kewajiban (total hutang) dengan total modal sendiri (equity). Rasio ini menunjukkan jaminan yang diberikan modal sendiri atas utang yang diterima perusahaan. Rasio rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemillik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan.
DER=Total KewajibanModal Sendiri x 1 kali
Contoh :
Total kewajiban = Rp 4.948
Modal sendiri = Rp 7.323
DER=Rp 4.948Rp 7.323 x 1 kali=0,68 kali
Artinya, pihak luar (kreditor) menempatkan dana Rp 0,68 atas setiap Rp 1 modal yang dikeluarkan oleh pemilik perusahaan. Dengan kata lain, bisnis ini lebih banyak dibiayai oleh modal sendiri dibandingkan dengan utang.
Secara umum dapat dikatakan bahwa, semakin tinggi rasio ini semakin besar risiko kreditor (termasuk bank). DER lebih besar dari 1 (satu) menunjukkan bahwa sumber pembiayaan aktiva perusahaan lebih banyak berasal dari utang dibandingkan dengan modal sendiri. Untuk mengetahui perbandingan leverage antara utang jangka panjang dangan utang jangka pendek dapat dipergunakan rasio long term leverage.
Long term leverage=Kewajiban jangka panjangModal Sendiri x 1 kali
Short term leverage=DER-Long term leverage
Bila long term leverage lebih kecil daripada short term leverage, sebagian besar kewajiban (utang) adalah kewajiban jangka pendek. Bila sebaliknya, maka sebagian besar utang adalah jangka panjang.
0 komentar:
Post a Comment