-->

Penyimpanan Bahan Baku Pakan Ternak Unggas


1) Tata cara penyimpanan
Penyimpanan bahan baku pakan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Cara-cara penyimpanan ini disesuaikan dengan jenis dan spesifikasi bahan pakan untuk mempermudah proses penyimpanan dan pembongkaran kembali bahan yang disimpan. Beberapa cara penyimpanan tersebut antara lain penyimpanan di dalam gudang dengan kemasan, penyimpanan di dalam gudang dalam bentuk curah di lantai gudang, penyimpanan dalam bentuk curah di dalam tangki dan penyimpanan dalam bentuk curah di dalam silo, dan cara penyimpanan lainnya.

  •  Penyimpanan dalam bentuk kemasan di dalam gudang

Bahan pakan disimpan di dalam gudang dalam bentuk kemasan. Sebelum disimpan di dalam gudang, bahan pakan terlebih dahulu harus dikemas di dalam karung. Jenis karung yang digunakan dapat berupa karung plastik maupun karung goni, atau kombinasi diantara keduanya. Untuk bahan pakan tertentu bahkan ada yang dikemas dalam kantong yang terbuat dari kertas.


  •  Penyimpanan dalam bentuk curah di dalam gudang

Penyimpanan dalam bentuk curah di dalam gudang artinya bahwa bahan pakan ditumpah di lantai gudang yang sudah diberi sekat atau tanpa sekat.

  •  Penyimpanan dalam bentuk curah di dalam silo

Penyimpanan dalam bentuk curah di dalam silo artinya bahwa bahan pakan disimpan dalam bentuk curah di lantai di dalam ruang penyimpanan khusus yang berbentuk silinder yang disebut dengan silo. Lantai gudang (lantai silo) membentuk kerucut dengan posisi yang runcing berada di bawah, sehingga bahan pakan akan mengumpul ke bawah. Proses penyimpanan dan pembongkarannya memerlukan bantuan sistem transport (conveyor) yang dijalankan secara otomatis dengan menggunakan tenaga listrik. Penyimpanan cara ini biasanya dilakukan untuk bahan pakan yang berbentuk biji-bijian, seperti jagung kuning.

  •  Penyimpanan dalam bentuk curah di dalam tangki

Penyimpanan cara ini digunakan untuk bahan pakan yang berbentuk cair. Seperti tetes (molasses) atau minyak nabati. Penyimpanan cara ini biasanya dilengkapi dengan pompa untuk mempermudah proses pengeluaran bahan yang akan digunakan dalam pembuatan pakan.

  •  Penyimpanan dalam bentuk lain

Bahan pakan tidak selamanya dalam bentuk kemasan karung, baik karung goni, karung plastik, maupun kantong (zak) yang terbuat dari kertas, ataupun dalam bentuk curah. Ada kalanya bahan pakan tersebut dikemas dengan menggunakan kardus, kaleng maupun drum. Bahan-bahan ini biasanya terdiri dari obat-obatan, vitamin dan asam amino. Untuk bahan –bahan ini sistem penyimpanannya sama seperti penyimpanan di dalam gudang, tetapi memerlukan persyaratan dan perlakuan khusus sesuai dengan karakteristik bahannya, misalnya harus di ruang ber AC.



Berbagai macam cara penyimpanan seperti disebutkan di atas tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini suatu perbandingan keuntungan dan kerugian antara sistem penyimpanan dalam karung dan penyimpanan dalam bentuk curah.
2) Prosedur penggudangan

  •  Tata letak penempatan

Untuk mendapatkan sistem penggudangan yang efektif, maka perlu dilakukan perencanaan tata letak penempatan bahan yang akan disimpan. Diantara tumpukan bahan terdapat lorong-lorong. Pengaturan lorong-lorong diantara tumpukan karung dimaksudkan untuk memperlancar pengaturan lalu lintas bahan di dalam gudang serta untuk peredaran udara yang memadai. Pengaturan tata letak penempatan bahan pakan atau pakan erat kaitannya dengan proses pemasukan untuk disimpan dan pengeluaran untuk digunakan atau didistribusikan, Pemasukan dan pengeluaran ini harus mengacu sistem FIFO (first in first out). Yang dimaksud sistem FIFO adalah bahan yang datang terlebih dahulu harus di keluarkan/digunakan terlebih dahulu. Pakan yang diproduksi dahulu harus didistribusikan dahulu. Perencanaan tata letak penempatan bahan pakan dapat digambarkan sebagai berikut :

  •  Cara penumpukan bahan

Untuk penyimpanan bahan pakan atau pakan dengan menggunakan karung, cara penumpukannya dapat dilakukan dengan sistem pallet atau staffel. Sistem pallet biasanya digunakan cara penumpukan dengan model kunci 5 (lima). Cara penumpukan ini dilakukan apabila sistem penyimpanan dan pembongkaran bahan atau pakan menggunakan alat bantu forklif. Khusus untuk pakan jadi, penumpukan dilakukan di tempat pengemasan (bagging) dilakukan oleh tenaaga manusia, selanjutnya di bawa ke tempat penyimpanan dengan bantuan alat (forklift). Pada saat akan didistribusikan, pakan deiambil dari tempat penyimpanan juga menggunakan alat bantu forklift.
Keterangan:
1. Tumpukan pakan
2. Palet terbuat dari kayu
3. Lantai semen / cor
Jika penumpukan dilakukan dengan cara staffel, maka pada saat penyimpanan dan pembongkaran lebih banyak menggunakan bantuan tenaga manusia (dilakukan penumpukan secara manual).

Syarat Penyimpanan

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam penyimpanan pakan / bahan pakan agar kualitasnya tetap stabil antara lain :

  • Jumlah pakan yang disimpan tidak melebihi kapasitas gudang penyimpanan
  • Kadar air pakan tidak lebih dari 14%
  • Pakan harus dikemas dengan karung plastik + inner, hal ini untuk menghindari terjadinya kontak langsung antara pakan dengan udara luar.
  • Pakan disimpan dalam ruangan yang sejuk, kering, tidak lembab, sirkulasi udara baik dan tidak terkena sinar matahari langsung.
  • Tumpukan pakan sebaiknya tidak terlalu tinggi, sebaiknya tidak langsung menyentuh lantai atau menggunakan alas berupa pallet terbuat dari kayu.
  • Jarak antara lantai dan tumpukan pakan sekitar 10 – 15 cm, untuk menjamin terjadinya sirkulasi udara di antara tumpukan pakan dan lantai sehingga tidak lembab.
  • Jika perlu lantai ditutup dahulu dengan plastik.
  • Penerapan manajemen penggunaan pakan dengan sistem fifo (first in first out), yaitu pakan yang datang pertama digunakan pertama kali.


3) Mencegah kerusakan bahan dalam penyimpanan
a) Jenis-jenis kerusakan
Bahan pakan dapat mengalami kerusakan pada waktu peyimpanan di gudang. Kerusakan yang terjadi mungkin dapat dilihat atau mungkin tidak dapat dilihat. Penyebabnya dapat bersifat unsur kesengajaan atau dapat timbul dengan sendirinya. Kerusakan yang dapat timbul terhadap pakan dan bahan pakan pada saat penyimpanan antara lain :

  •  Penyusutan atau kehilangan berat
  •  Perubahan ukuran dan bentuk
  •  Penurunan mutu dan perubahan jenis mutu
  •  Penurunan atau kehilangan nilai gizi.
  •  Kehilangan harga / penurunan nilai ekonomi

Berdasarkan faktor penyebabnya, secara umum kerusakan bahan pakan dan pakan digolongkan dalam 5 jenis. Jenis-jenis kerusakan tersebut adalah:

  •  Kerusakan fisik-mekanik (retak, belah)
  •  Kerusakan kimiawi (racun)
  •  Kerusakan fisiologik (enzim)
  •  Kerusakan mikribiologik (bakteri, cendawan, kapang)
  •  Kerusakan bilogik (serangga, tikus, burung)


b) Faktor-faktor penyebab kerusakan
Faktor penyebab kerusakan bahan pakan dan pakan dapat dibedakan menjadi faktor biotik dan faktor abiotik

  • Yang termasuk dalam faktor biotik adalah kerusakan yang disebabkan oleh jazad renik (mikriorganisme), serangga, tikus, burung, serta fisiologis. Jenis kerusakan yang terjadi digolongkan menjadi kerusakan mikrobiologik, kerusakan biologik dan kerusakan fisiologik. Tumbuhnya bakteri, jamur dan kapang di dalam bahan akan menyebabkan terjadinya perubahan mutu dan nilai gizi. Selain itu dapat juga menimbulkan bahaya keracunan. Serangga yang merupakan hama gudang terdiri dari dua golongan, yaitu golongan pijer (Lepidoptera) dan golongan kumbang dan tungau (Coleoptera).
  • Yang termasuk dalam faktor abiotik adalah kerusakan yang disebabkan oleh fisik-mekanik dan kimiawi. Jenis kerusakan yang terjadi dapat digolongkan menjadi kerusakan fisik-mekanik dan kerusakan kimiawi. Kerusakan fsik-mekanik dapat disebabkan oleh benturan,himpitan, gesekan, turun naiknya suhu dan kelembaban. Suhu dan kelembaban merupakan faktor lingkungan fisik yang terpenting, sebab kedua faktor ini mempengaruhi kadar air dan aktifitas air. Kadar air dan aktifitas air sangat menentukan perkembangbiakan serangga (terutama suhu) dan jasad renik (terutama kelembaban). Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya pengembunan sehingga mempermudah pertumbuhan jasad renik. Kerusakan kemik disebabkan akibat penggunaan bahan-bahan kimia seperti zat warna, racun dan sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan perubahan fisik, penurunan mutu dan kemungkinan dapat menimbulkan keracunan.


c) Tanda-tanda kerusakan
Penentuan jenis dan penyebab kerusakan bahan pakan dan pakan didalam gudang dapat dilakukan/diketahui apabila sebelumnya diketahui tanda-tandanya. Tanda-tanda kerusakan fisik-mekanik dapat diketahui apabila bahan pakan dan pakan menjadi memar, remuk, retak, pecah dan sebagainya.Demikian juga jika terjadi pengembunan pada beberapa bagian gudang dan bahan. Apabilaterjadiperuhanan warna, rasa aroma, tektur, kegiatanrespirasidan timbulnya berbagai macam gas H2O, CO2, amonia merupakan tanda-tanda kerusakan fisiologik. Terjadinya bau apek, tengik, atau bau tidak sedap lainnya, merupakan tanda-tanda kerusakan kemik. Didalam gudang kadang-kadang dijumpai bagian-bagian tertentu yang menjadi panas atau kenaikan suhu. Hal ini disebabkan karena adanya aktifitas mikroorganisme di dalam bahan, selain itu juga terjadi penggumpalan, perubahan warna dan dapat dilihat tumbuhnya jamur. Serangan hama tikus ditandai adanya lubang, kotoran atau sarang, dan bau urine tikus. Kerusakan bahan pakan dan pakan di dalam gudang dapat terjadi karena beberapa hal :

  • Tidak adanya pengaturan udara (ventilasi) yang baik,, menyebabkan timbulnya panas (kenaikan suhu) dan kenaikan kadar air yang memungkinkan terjadinya pengembunan pada tumpukan bahan pakan dan pakan. Keadaan ini mengundang serangan hama jasad renik maupun serangga.
  • Perlakuan yang kurang baik terhadap bahan pakan dan pakan sebelum digudangkan, seperti pengeringan, pembersihan dan pengemasan.
  • Tidak dilakukan fumigasi atau cara-cara pencegahan lainnya terhadap aktifitas hama.
  • Keadaan gudang yang kurang bersih dan kurang terawat menyebabkan banyaknya tikus dan berbagai hama lainnya.

Mengatasi kerusakan

Tindakan untuk mengatasi kerusakan bahan pakan dan pakan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan pemberantasan hama (kuratif). Secara umum untuk mengatasi kerusakan bahan pakan dan pakan dapat dilakukan dengan cara mengatur kondisi lingkungan serta penggunaan insektisida/fungisida, maupun rodentisida.

  • Mengatur kondisi lingkungan

Pengaturan kondisi lingkungan lebih bersifat pencegahan, dengan melakukan pengaturan terhadap kelembaban
udara, suhu udara serta kebersihan gudang dan lingkungannya. Kondisi di Indonesia suhu udara berkisar 22 - 34ºC, kelembaban 52 - 89%, dengn curah hujan yang tinggi. Sementara kondisi yang ideal untuk gudang penyimpanan adalahpada suhu18ºC dengan kelembaban 65%. Kondisi demikian tidak mudah mencegah pengaruhnya terhadap kerusakan bahan dalam penyimpanan, karena harus memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk membuat gudang dengan perlengkapan pengaturan kondisi suhu dan kelembaban ruang gudang. Hal yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan membuat ventilasi sehingga pengaruh buruk udaral uar dan sekitarnya dapat dikurangi. Letak atau lokasi gudang juga perlu diperhatikan. Lokasi gudang sebaiknya lebih tinggi dari tanah sekitar, dibuat sistem drainase yang baik serta bebas banjir. Demikian juga kebersihannya harus selalu dijaga agar tidak mengundang berbagai hama, terutama tikus.

  •  Penggunaan insektisida dan fungisida

Insektisida dan fungisida merupakan racun untuk memberantas hama serangga dan jamur. Racun yang digunakan dapat berupa racun kontak, racun pencernaan dan racun pernapasan atau fumigan. Beberapa jenis insektisida kontak antara lain Lindane, Dichlorvos, Benzene Hexachlorida, Dieldrin dan sebagainya. Beberapa jenis fumigan antara lain Phostoxin, Karbondisulfida (CS2), Metilbromida, Gas hidrosianida (HCN) dan sebagainya.

Sumber :
Direktorat Pembinaan SMK. Agribisnis Pakan Ternak Unggas Untuk Kelas 11 Semester 3. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2013



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment