Dasar Berkomunikasi Lisan yang Efektif
Dasar komunikasi lisan adalah berbiara dan mendengar sebagai komunikan. Atau sebaliknya, pendengar bisa menjadi pembicara dan pembicara bisa menjadi pendengar. Tujuan berbicara adalah agar pendengar mengerti dan yakin tentang apa yang diucapkan, kemudian dapat memberi tanggapan sehingga pembicaraan dapat lebih hidup.
Ucapan kata-kata dalam kalimat dengan suara yang jelas dan nada yang enak didengar. Suara yang terlalu lemah maupun yang terlalu keras akan mengganggu pembicaraan terutama bagi pihak pendengar. Dalam suatu pertemuan, seperti tukar pendapat pada rapat, seminar, kongres, dan lain-lain, setiap peserta hendaknya ikut aktif dalam pembicaraan dan janganlah memborong pembicaraan sehingga ada yang tidak kebagian bicara karena tidak cukup waktu. Rahasia pandai bercakap-cakap adalah pandai berbicara, pandai bertanya, dan pandai mendengar.
Pada umumnya, orang lebih seneng berbicara, dari pada mendengarkan pembicaraan orang lain. Keterampilan mendengarkan pembicaraan orang lain merupakan suatu seni tersendiri. Orang lain yang sedang berbicara hendaklah didengarkan dengan cermat dan seksama, disaring, lalu dipilih, dan ditarik kesimpulan tentang pokok masalah yang dibicarakan.
Seorang yang pandai mendengarkan pembicaraan orang lain disebut pendengar yang baik. Praktek komunikasi lisan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a) Komunikasi antar perorangan, yaitu praktek berbicara perorangan, baik secara resmi (formal) maupun yang tidak resmi (informal).
b) Komunikasi kelompok, yaitu praktek penyampaian dalam kelompok, misalnya diskusi, seminar, kongres, ceramah, berpidato, dan lain-lain.
c) Komunikasi masa, yaitu hubungan masyarakat yang menjalankan fungsi dan tugas penerangan di dalam bidang dan jajaran masing- masing, misalnya kampanye, rapat akbar, dan lain-lain.
0 komentar:
Post a Comment