Cerita Rāmāyana BAG 16
Sundarakāṇḍa adalah kitab kelima Rāmāyana. Dalam kitab ini diceritakan bagaimana sang Hanumān datang ke Alengkapura mencari tahu akan keadaan Dewi Sītā dan membakar kota Alengkapura karena iseng. Inti dari kisah Rāmāyana adalah penculikan Sītā oleh Rāvaṇa raja Kerajaan Alengka yang ingin mengawininya. Penculikan ini berakibat dengan hancurnya Kerajaan Alengka oleh serangan Rāmā yang dibantu bangsa Wanara dari Kerajaan Kiskenda. Kemudian Hanumān melihat Rāvaṇa merayu Sītā. Setelah Rāvaṇa gagal dengan rayuannya dan pergi meninggalkan Sītā, Hanumān menghampiri Sītā dan menceritakan maksud kedatangannya. Mulanya Sītā curiga, namun kecurigaan Sītā hilang saat Hanumān menyerahkan cincin milik Rāmā.
Hanumān juga menjanjikan bantuan akan segera tiba. Hanumān menyarankan agar Sītā terbang bersamanya kehadapan Rāmā, namun Sītā menolak. Ia mengharapkan Rāmā datang sebagai ksatria sejati dan datang ke Alengka untuk menyelamatkan dirinya. Kemudian Hanumān mohon restu dan pamit dari hadapan Sītā. Sebelum pulang ia memporak-porandakan taman Asoka di istana Rāvaṇa. Ia membunuh ribuan tentara termasuk prajurit pilihan Rāvaṇa seperti Jambumali dan Aksha. Akhirnya ia dapat ditangkap Indrajit dengan senjata Brahma Astra. Senjata itu memilit tubuh Hanumān. Namun kesaktian Brahma Astra lenyap saat tentara raksasa menambahkan tali jerami. Indrajit marah bercampur kecewa karena Brahma Astra bisa dilepaskan Hanumān kapan saja, namun Hanumān belum bereaksi karena menunggu saat yang tepat.Ketika Rāvaṇa hendak memberikan hukuman mati kepada Hanumān, Vibhīsaṇa membela Hanumān agar hukumannya diringankan, mengingat Hanumān adalah seorang utusan. Kemudian Rāvaṇa menjatuhkan hukuman agar ekor Hanumān dibakar.
Melihat hal itu, Sītā berdo’a agar api yang membakar ekor Hanumān menjadi sejuk. Karena do’a Sītā kepada Dewa Agni terkabul, api yang membakar ekor Hanumān menjadi sejuk. Lalu ia memberontak dan melepaskan Brahma Astra yang mengikat dirinya. Dengan ekor menyala-nyala seperti obor, ia membakar kota Alengka. Kota Alengka pun menjadi lautan api. Setelah menimbulkan kebakaran besar, ia menceburkan diri ke laut agar api di ekornya padam. Penghuni surga memuji keberanian Hanumān dan berkata bahwa selain kediaman Sītā, kota Alengka dilalap api. Dengan membawa kabar gembira, Hanumān menghadap Rāmā dan menceritakan keadaan Sītā. Setelah itu, Rāmā menyiapkan pasukan wanara untuk menggempur Alengka. Yuddhakāṇḍa adalah kitab keenam epos Rāmāyana dan sekaligus klimaks epos ini. Dalam kitab ini diceritakan sang Rāmā dan sang raja kera Sugrivā mengerahkan bala tentara kera menyiapkan penyerangan Alengkapura.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment