Zaman Sebelum Mengenal Tulisan
Di era modern ini, jika kalian menengok peralatan dapur masa kini di
beberapa daerah perdesaan mungkin masih menemukan peralatan masak yang
terbuat dari batu. Misalnya alat untuk menghaluskan bumbu masak. Di Jawa
disebut sebagai cobek mungkin di daerah lain mempunyai nama yang
berbeda-beda. Jadi meskipun kini kehidupan sudah modern ternyata masih
ada peralatan manusia pada masa praaksara yang masih bertahan sampai
sekarang. Untuk mengetahui apa, siapa, dan bagaimana kehidupan manusia
zaman praaksara kamu dapat mempelajari bacaan berikut ini.
Manusia purba tidak mengenal tulisan dalam kebudayaannya. Periode
kehidupan ini dikenal dengan zaman praaksara. Masa praaksara berlangsung
sangat lama jauh melebihi periode kehidupan manusia yang sudah mengenal
tulisan. Oleh karena itu, untuk dapat memahami perkembangan kehidupan
manusia pada zaman praaksara kita perlu mengenali tahapan-tahapannya.
Sebelum mengenali tahapan-tahapan atau pembabakan perkembangan kehidupan
dan kebudayaan zaman praaksara, perlu kamu ketahui lebih dalam yang
dimaksud zaman praaksara. Praaksara adalah istilah untuk menggantikan
istilah prasejarah.
Penggunaan istilah prasejarah untuk menggambarkan perkembangan kehidupan
dan budaya manusia saat belum mengenal tulisan kurang tepat. Pra
berarti sebelum dan sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lalu
yang berhubungan dengan aktivitas dan perilaku manusia, sehingga
prasejarah berarti sebelum ada sejarah. Sebelum ada sejarah berarti
sebelum ada aktivitas kehidupan manusia. Dalam kenyataannya sekalipun
belum mengenal tulisan, makhluk yang dinamakan manusia sudah memiliki
sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu, para ahli
mempopulerkan istilah praaksara untuk menggantikan istilah prasejarah.
Praaksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan
aksara yang berarti tulisan. Dengan demikian, zaman praaksara adalah
masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip
dengan istilah praaksara, yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan
leka berarti tulisan. Karena belum ada tulisan maka untuk mengetahui
sejarah dan hasil-hasil kebudayaan manusia adalah dengan melihat
beberapa sisa peninggalan yang dapat kita temukan. Kapan waktu
dimulainya zaman praaksara?
Kapan zaman praaksara itu berakhir? Zaman praaksara dimulai sudah tentu
sejak manusia ada. Itulah titik dimulainya masa praaksara. Zaman
praaksara berakhir setelah manusia mulai mengenal tulisan. Pertanyaan
yang sulit untuk dijawab adalah kapan tepatnya manusia itu mulai ada di
bumi ini sebagai pertanda dimulainya zaman praaksara? Sampai sekarang
para ahli belum dapat secara pasti menunjuk waktu kapan mulai ada
manusia di muka bumi ini. Untuk menjawab pertanyaan itu kamu perlu
memahami kronologi perjalanan kehidupan di permukaan bumi yang rentang
waktunya sangat panjang. Bumi yang kita huni sekarang diperkirakan mulai
terbentuk sekitar 2.500 juta tahun yang lalu.
Bagaimana kalau kita ingin melakukan kajian tentang kehidupan zaman
praaksara? Untuk menyelidiki zaman praaksara, para sejarawan harus
menggunakan metode penelitian ilmu arkeologi dan juga ilmu alam seperti
geologi dan biologi. Ilmu arkeologi adalah bidang ilmu yang mengkaji
bukti-bukti atau jejak tinggalan fisik, seperti lempeng artefak,
monumen, candi dan sebagainya. Berikutnya menggunakan ilmu geologi dan
percabangannya, terutama yang berkenaan dengan pengkajian usia lapisan
bumi, dan biologi berkenaan dengan kajian tentang ragam hayati
(biodiversitas) makhluk hidup.
Mengingat jauhnya jarak waktu masa praaksara dengan kita sekarang, maka
tidak jarang orang mempersoalkan apa perlunya kita belajar tentang zaman
praaksara yang sudah lama ditinggalkan oleh manusia modern. Pandangan
seperti ini sungguh menyesatkan, sebab tentu ada hubungannya dengan
kekinian kita. Beberapa di antaranya akan dikemukakan berikut ini.
Data etnografi yang menggambarkan kehidupan masyarakat praaksara
ternyata masih berlangsung sampai sekarang. Entah itu pola hunian, pola
pertanian subsistensi, teknologi tradisional dan konsepsi kepercayaan
tentang hubungan harmoni antara manusia dan alam, bahkan kebiasaan
memelihara hewan seperti anjing dan kucing di lingkungan manusia modern
perkotaan. Demikian pula kebiasaan bertani merambah hutan dengan motode
‘tebang lalu bakar’ (slash and burn) untuk memenuhi kebutuhan secukupnya
masih ada hingga kini. Namun, kebiasaan merambah hutan dan hidup
berpindah-pindah pada masa lampau tidak menimbulkan malapetaka asap yang
mengganggu penerbangan domestik. Selain itu, juga mengganggu bandara
negara tetangga Singapura dan Malaysia seperti yang sering terjadi
akhir-akhir ini. Teknologi manusia modernlah yang mampu melakukan
perambahan hutan secara besar-besaran, entah itu untuk perkebunan atau
pertambangan, dan permukiman real estate sehingga menimbulkan
malapetaka kabut asap dan kerusakan lingkungan.
Arti penting dari pembelajaran tentang sejarah kehidupan zaman praaksara
pertama-tama adalah kesadaran akan asal usul manusia. Tumbuhan memiliki
akar. Semakin tinggi tumbuhan itu, semakin dalam pula akarnya
menghunjam ke bumi hingga tidak mudah tumbang dari terpaan angin badai
atau bencana alam lainnya. Demikian pula halnya dengan manusia. Semakin
berbudaya seseorang atau kelompok masyarakat, semakin dalam pula
kesadaran kolektifnya tentang asal usul dan penghargaan terhadap
tradisi. Jika tidak demikian, manusia yang melupakan budaya bangsanya
akan mudah terombang-ambing oleh terpaan budaya asing yang lebih kuat,
sehingga dengan sendirinya kehilangan identitas diri. Jadi bangsa yang
gampang meninggalkan tradisi nenek moyangnya akan mudah didikte oleh
budaya dominan dari luar yang bukan miliknya.
Kita bisa belajar banyak dari keberhasilan dan capaian prestasi terbaik
dari pendahulu kita. Sebaliknya kita juga belajar dari kegagalan mereka
yang telah menimbulkan malapetaka bagi dirinya atau bagi banyak orang.
Untuk memetik pelajaran dari uraian ini, dapat kita katakan bahwa nilai
terpenting dalam pembelajaran sejarah tentang zaman praaksara, dan
sesudahnya ada dua yaitu sebagai inspirasi untuk pengembangan nalar
kehidupan dan sebagai peringatan. Selebihnya kecerdasan dan
pikiran-pikiran kritislah yang akan menerangi kehidupan masa kini dan
masa depan.
Sekarang muncul pertanyaan, sejak kapan zaman praaksara berakhir? Sudah
barang tentu zaman praaksara itu berakhir setelah kehidupan manusia
mulai mengenal tulisan. Terkait dengan masa berakhirnya zaman praaksara
masing-masing tempat akan berbeda. Penduduk di Kepulauan Indonesia baru
memasuki masa aksara sekitar abad ke-5 M. Hal ini jauh lebih terlambat
bila dibandingkan di tempat lain misalnya Mesir dan Mesopotamia yang
sudah mengenal tulisan sejak sekitar tahun 3000 SM. Fakta-fakta masa
aksara di Kepulauan Indonesia dihubungkan dengan temuan prasasti
peninggalan kerajaan tua seperti Kerajaan Kutai di Muara Kaman,
Kalimantan Timur.
0 komentar:
Post a Comment