-->

Siklus Hidup Diatom


Diatom merupakan Phytoplankton yang termasuk dalam kelas Bacillariophyceae. Kelompok ini merupakan komponen Phytoplankton yang paling umum dijumpai di laut. Phytoplankton tersebut terdapat di mana saja, dari tepi pantai sampai ke tengah samudera. Diperkirakan di dunia ada sekitar 1400—1800 jenis diatom, tetapi tidak semua hidup sebagai plankton. Ada juga yang hidup sebagai bentos (di dasar laut), atau yang kehidupan normalnya di dasar laut tetapi oleh gerakan adukan air dapat membuatnya lepas dan dasar dan terbawa hanyut sebagai plankton (disebut sebagai tikoplankton).Diatom merupakan tumbuhan mikroskopis di laut yang merupakan tumpuan hidup (langsung atau tak langsung) bagi sebagian besar biota laut. Oleh sebab itu, berbagai julukan diberikan bagi diatom ini, misalnya diatom dipandang sebagai pembentuk utama “marine pasture” atau padang penggembalaan yang menghidupi jasad hidup lainnya. Atau sebagai komponen utama “invisible forest” yakni hutan belantara yang tak terlihat, karena banyaknya bahkan bisa ribuan hingga jutaan individu per liter dengan keanekaragaman yang tinggi, dan dengan kemampuan fotosintesis tidak kalah dengan hutan di darat.Diatom juga dijuluki sebagai “jewel of the sea” atau permata dari laut, karena selain kehadirannya yang sangat umum, kerangka dinding selnya mengandung silika, bahan bagaikan kaca, yang kaya dengan berbagai variasi bentuk yang menawan dengan simetri yang indah(Sachlan, 1982).

Diatom atau kelas Bacillariophyceae ini terbagi atas dua ordo yakni Centrales (Iebih populer disebut centric diatom) dan Pennales (pennate diatom). Diatom sentrik (centric) bercirikan bentuk sel yang mempunyai simetri radial atau konsentrik dengan satu titik pusat. Selnya bisa berbentuk bulat, lonjong, silindris, dengan penampang bulat, segitiga atau segi empat. Sebaliknya diatom penat (pennate) mempunyai simetri bilateral, yang bentuknya umumnya memanjang, atau berbentuk sigmoid seperti huruf”S”. Sepanjang median diatom penat ada jalur tengah yang disebut räfe (raphe) (Sachlan, 1982).

Struktur umum sel diatom dapat dijelaskan secara sederhana dengan model dan diatom sentrik. Sel dengan kerangka silikanya disebut frustul (frustule). Morfologi frustula terdiri dari dua valva (valve) setangkup, bagaikan cawan petri (petri dish), atau bagaikan kotak obat (pill box). Valva bagian atas disebut epiteka (epitheca) yang menutupi sebagian valva bagian bawah yang disebut hipoteka (hypotheca) . Bagian tumpang tindih yang melingkar pinggangnya disebut girdel (girdle). Seluruh permukaan valva boleh dikatakan penuh dengan berbagai ornamentasi yang simetris dan indah, dan pori–pori yang menghubungkan sitoplasma dalam dengan lingkungan di luarnya. Ciri ornamentasi pada valva ini merupakan hal penting untuk identifikasi jenis. Di dalam frustula terdapat sitoplasma yang mengandung inti sel dan vakuola yang besar. Di dalam sitoplasma terdapat
pula kromatofor (chromatophore) yang umumnya berwarna kuning-cokiat karena adanya pigmen karotenoid (Sachlan, 1982).

Reproduksi diatom dapat terjadi secara seksual atau aseksual, meskipun reproduksi aseksual / vegetatif adalah yang sangat umum. Reproduksi aseksual terjadi dengan pembelahan sitoplasma dalam frustul dimana epiteka induk akan menghasilkan hipoteka yang baru, sedangkan hipoteka yang lama akan menjadi epiteka yang menghasilkan hipoteka yang baru pula pada anakannya, dan seterusnya. Dengan demikian suksesi reproduksi aseksual ini akan menghasilkan ukuran sel yang semakin kecil. Suatu ketika ukurannya mencapai minimum yang selanjutkan akan dikompensasi dengan tumbuhnya auksospora berukuran besar yang akan membelah dan menghasilkan sel baru yang kembali berukuran besar. (Sachlan, 1982).

Diatom dapat hidup sebagai individu sel tunggal yang soliter, atau terhubung dengan sel lainnya membentuk koloni bagaikan rantai, dengan rangkaian antar selnya bervariasi menurut jenis. Hubungan antar sel ini dapat berupa benang tunggal dari mukus seperti pada Thalassiosira, atau dengan benang banyak seperti pada Chaetoceros dan Bacteriastrum. Gelombang laut yang kuat dapat membuat rantai yang semula panjang pecah menjadi rantai yang lebih pendek (Sachlan, 1982).

Ukuran diatom cukup beragam, dari yang kecil berukuran sekitar 5 mikron meter meter sampai yang relatif besar sampai sekitar 2 mm. Ditylummisalnya dapat berukuran sampai 100-150 mikron meter, sedangkan Rhizosolenia yang berbentuk pinsil panjang langsung bisa lebih dari 1 mm. Coscinodiscus yang berbentuk bundar dapat memiliki diameter lebih dari 400 mikron meter meter. Termasuk berukuran ekstrim adalah Ethmodiscus yang bisa mencapai 2 mm (Sachlan, 1982).

Distribusi plankton diatom bervariasi secara temporal (bergantung waktu) dan spasial (ruang), yang banyak ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Sebaran horizontal misalnya lebih banyak ditentukan oleh faktor suhu, salinitas, dan arus. Diperairan ugahari / temperat yang mengalami perubahan musim panas dan musim dingin yang nyata, variasi musiman suhu, unsur hara, dan cahaya akan mempengaruhi keberadaan dan suksesi plankton diatom (Sachlan, 1982).

Diatom (Kelas Bacillariophyceae) disebut juga golden-brown algae karena kandungan pigmen warna kuning lebih banyak daripada pigmen warna hijau sehinga perairan yang padat diatomnya akan terlihat agak coklat muda. Diatom merupakan anggota fitoplankton paling dominan di laut, terutama di laut terbuka dan ukurannya berkisar 0,01-1,00 mm. Bentuk diatom dapat berupa sel tunggal atau rangkaian sel panjang. Setiap sel dilindungi oleh silika dan menyerupai kotak.

Perkembangbiakan dilakukan dengan pembelahan sel sederhana (binary cell division). Beberapa jenis diatom yang hidup di pantai dapat membentuk spora. Pembentukan spora ini dilakukan apabila kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi kehidupannya. Kecepatan pembelahan sel diatom tergantung kepada kondisi lingkungan dan jenis diatomnya. Sel diatom di perairan tropis dapat lebih cepat melakukan pembelahan. Umur diatom sendiri tidak diketahui secara pasti, namun diatom akan mati karena beberapa hal seperti  perubahan musim, dimakan herbivor (misalnya zooplankton), kekurangan zat hara atau tenggelam ke bawah lapisan air yang tidak tertembus cahaya matahari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 29.

Diatom merupakan produsen primer terbanyak dan terdapat di semua bagian lautan, tetapi teramat melimpah di daerah permukaan massa air. Jenis diatom yang umum dijumpai di perairan lepas pantai Indonesia antara lain adalah Chaetoceros sp, Rhizosolenia sp, Thalassiothrix sp dan Bacteriastrum sp. Sedangkan di perairan pantai atau muara sungai biasanya banyak terdapat Skeletonema sp. dan kadang-kadang Coscinodiscus sp. Diduga kelimpahan Skeletonema ini dikarenakan ia dapat memanfaatkan kadar zat hara lebih cepat daripada diatom lainnya (Romimohtarto dan Sri Juwana. 2001).



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment