Sampling Plankton Secara Kuantitatif
Pada umumnya pengumpulan plankton secara kuantitatif dapat dilakukan
dengan botol, jaring, atau pompa. Cara sampling seperti ini umumnya
dilakukan untuk mengetahui kepadatan plankton per satuan volume dengan
pasti.
Peralatan yang dipergunakan untuk melakukan sampling
plankton antara lain adalah botol Nansen atau Kemmerer, Van Dorn dan
botol biasa. Botol gelas bermulut lebar dan bertutup gelas dipasang pada
tali dan diturunkan sampai kedalaman yang ditentukan dan air dibiarkan
masuk ke dalamnya. Untuk mengumpulkan plankton secara vertikal pada
kedalaman tertentu dapat digunanakan botol Kemmerer atau Nensen. Botol
dikaitkan dengan tali dan diturunkan sampai kedalaman yang diinginkan.
Pemberat (mesenger) kemudian diturunkan sehingga melepaskan kait tutup
yang terbuat dari karet. Air yang tertampung dalam botol kemudian
disaring dengan jala plankton (Wardhana. 1997). Cara pengumpulan
plankton seperti ini memiliki kekurangan karena plankton motil dapat
menghindar masuk ke dalam botol. Sedangkan kelebihan alat ini antara
lain ialah volume air dan kedalaman pengambilan sampel dapat diketahui
dengan tepat.
a. Sampling menggunakan tabung/botol air (Water bottle).
Pengambilan sampel plankton menggunakan tabung atau botol gelap ini dapat dilakukan pada saat sampling dengan mengambil air tawar/air laut pada kedalaman tertentu, menggunakan botol 100 ml. Sampling pada perairan di wilayah pantai dimana kelimpahan plankton tinggi. Sampling untuk plankton berukuran kecil ( fito atau nannoplankton ). Sampling mendapatkan air sampel 1 – 50 liter.
b. Sampling menggunakan Van Dorn/ Nansen Bottle Sampler
Tabung Van Dorn atau Nansen Bottle Sampler terbuka diturunkan pada kedalaman tertentu. Tabung Van Dorn atau Nansen Bottle Sampler akan tertutup dengan meluncurkan ring atau besi pemberat sehingga bagian atas dan bawah akan tertutup.
c. Sampling menggunakan Pompa Hisap
Sampling dengan memompa air laut dari kedalaman tertentu sesuai dengan keinginan penguji. Ujung pompa hisap diturunkan sampai dengan kedalaman tujuan. Air sampel ditampung dan disaring. Keuntungannya volume dan kedalaman dapat ditentukan. Kekurangannya volume air dibatasi oleh diameter pipa penghisap. Tidak semua plankton dapat terhisap sesuai tujuan. Pompa yang cocok untuk mengambil fitoplankton umumnya yang menggunakan gerakan memutar. Air dari kedalaman tertentu dipompa melalui pipa yang telah diberi tanda. Pada ujung pipa perlu diberi pemberat agar tetap tegak lurus. Corong dipasangkan pada saluran masuk pipa untuk mencegah plankton motil menghindar. Garis tengah pipa perlu diseuaikan dengan daya hisap pompa. Air keluaran dari pompa disaring dengan jala plankton yang dibiarkan sebagian terendam dalam air untuk mencegah rusaknya plankton (Wardhana. 1997).
Kelebihan pengambilan dengan pompa adalah sama seperti pengambilan dengan botol yaitu volume air dan kedalaman pengambilan sampel dapat diketahui dengan tepat. Sedangkan kekurangannya adalah terbatasnya kedalaman yang dapat diambil karena kemampuan daya hisap pompa dan kemungkinan rusaknya plankton ketika melalui pompa.
d. Sampling menggunakan Plankton Net
Plankton Net untuk phytoplankton berukuran diameter 31 cm dengan mata jaring berukuran 30 – 60 mikron meter meter.Plankton Net untuk zooplankton berukuran diameter 45 cm dengan mata jaring berukuran 150 – 500 mikron meter meter. Plankton net atau disebut juga jaring plankton mula-mula diperkenalkan oleh Yohannes Miller (1846) yang dikenal dengan nama “jaring plankton tarik”. Banyak alat yang telah diciptakan untuk mengkoleksi plankton, tetapi yang banyak digunakan adalah alat berbentuk jaring. Penggunaan jaring ini selain sangat praktis juga sampel yang diperoleh cukup banyak. Jaring plankton umumnya berbentuk kerucut dengan berbagai ukuran tetapi biasanya panjang jaring sekitar 4-5 kali garis tengah mulutnya. Bahan jaring dibuat dari kain yang digunakan untuk menyaring berbagai ukuran butir (bolting silk cloth) atau nilon. Bolting silk terbuat dari benang sutera halus yang mata jaringnya dirancang untuk tidak mudah berubah.
Jaring berfungsi untuk menyaring air serta plankton yang berada di dalamnya. Oleh karena plankton yang tertangkap sangat tergantung pada ukuran mata jaring maka ukuran mata jaring yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis atau ukuran plankton yang akan diamati. Untuk perairan dangkal di daerah tropis, Wickstead (1965) menganjurkan untuk menggunakan mata jaring dengan ukuran 30-50 µm untuk fitoplankton dan zooplankton kecil. Apabila digunakan mata jaring kecil maka jaring harus ditarik lebih lambat agar air tersaring dapat keluar dengan lancar (Arinardi et al. 1997).Di bagian akhir ujung jaring terdapat alat untuk menampung plankton yang terkumpul. Alat penampung ini biasanya berbentuk tabung yang mudah dilepas dari jaring. Pada prinsipnya, tabung penampung harus memenuhi dua syarat yaitu, pertama dapat dengan cepat dan mudah dioperasikan di laut dan kedua tidak menampung air terlalu banyak. Tabung penampung plankton yang diciptakan oleh Z. Nakai (Jepang) cukup baik untuk sampel berukuran sedang.
Dalam keadaan tertentu, ada pula peneliti yang mengambil plankton dengan cara menciduk dengan ember atau gayung. Pengambilan sampel plankton dengan cara ini tidak dianjurkan karena terlampau bias. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Arinardi et al (1997) bahwa plankton tidak tersebar merata baik secara horizontal maupun vertikal dan plankton juga dapat melakukan migrasi harian. Dalam penelitian plankton untuk analisis kuantitatif (kelimpahan), diperlukan data tentang volume air yang tersaring melalui jaring sehingga plankton dapat dinyatakan dalam sel atau ekor per m3 air tersaring. Untuk keperluan ini digunakan alat pencatat masuknya air ke dalam jaring yang dikenal sebagai flowmeter (Asriyana et al. 2012).
Metode pengambilan sampel plankton diperairan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode antara lain adalah:
a. Pengambilan sampel air dengan sampling secara Horizontal
Metoda pengambilan plankton secara horizontal ini dimaksudkan untuk mengetahui sebaran plankton horizontal. Plankton net pada suatu titik di laut, ditarik kapal menuju ke titik lain.Jumlah air tersaring diperoleh dari angka pada flowmeter atau dengan mengalikan jarak diantara dua titik tersebut dengan diameter plankton net.
b. Pengambilan sampel air dengan sampling secara vertikal
Pengambilan sampel air secara vertikal dilakukan dengan cara meletakkan plankton net sampai ke dasar perairan, kemudian menariknya keatas. Kedalaman perairan sama dengan panjang tali yang terendam dalam air sebelum digunakan untuk menarik plankton net ke atas. Volume air tersaring adalah kedalaman air dikalikan dengan diameter mulut plankton net.Sampel plankton yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan pengawetan. Pengawetan sampel plankton dilakukan dengan cara menyimpan sampel plankton pada botol gelap yang telah mempunyai label, didalam botol tersebut ditambahkan bahan pengawet yaitu formalin 4%.
Sampel Plankton yang diperoleh harus dilengkapi data tentang:
1) Lokasi pengambilan sampel / stasiun
2) Tanggal dan jam
3) Kedalaman
4) Cuaca
5) Kecepatan arus
6) Beberapa parameter fisika dan kimia perairan lain
0 komentar:
Post a Comment