Teknik Pengendalian Hama.
Keberhasilan
pestisida dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman tidak hanya
ditentukan oleh jenis pestisida, dosis dan konsentrasi saja tetapi juga
ditentukan oleh bagaimana cara menerapkan pestisida tersebut. Ada
beberapa cara penerapan pestisida yang sering dilakukan antara lain :
1)
Cara semprotan (high volume method ) Cara ini paling sering dilakukan
orang. Untuk keperluan ini dibutuhkan alat semprot. Bentuk pestisida
yang bisa digunakan
dengan cara
semprot adalah cairan ( EC ), tempung yang harus dibasahi ( WP), dan
tepung yang dilarutkan. Sebelum disemprotkan pestisida harus diencerkan
dulu dengan air sesuai dengan dosis yang ditentukan.
2) Cara
hembusan Cara ini dilakukan pada pestisida yang berbentuk tepung hembus (
dust=D). Alat yang digunakan adalah alat penghembus (duster), alat ini
biasanya menjadi satu dengan alat pengabut. Pestisida dengan formulasi
bentuk tepung memiliki daya ikat kurang dan mudah hilang bila tertiup
angin atau terkena hujan. Penghembusan sebaiknya dilakukan pada pagi
atau malam hari, pada saat tanaman dibasahi embun dan angin bertiup
sepoi-sepoi basah.
3) Pengabutan ( low volume method ) Cara ini
hampir sama dengan penyemprotan, bedanya pengabutan menggunakan volume
yang lebih rendah dibanding penyemprotan. Cairan semprot yang digunakan
bisa langsung berupa cairan tanpa harus diencerkan terlebih dahulu atau
diencerkan. Untuk yang diencerkan harus menggunakan konsentrasi tinggi,
bahkan kadangkadang 10 kali konsentrasi pada penyemprotan biasa.
4)
Penaburan granula Pestisida formulasi ini biasanya langsung disebar
diareal yang terserang hama tanpa harus menggunakan alat bantu.
Penaburan pestisida pada areal yang basah, dapat langsung ditebarkan,
sedang pada areal yang kering perlu dibuat lubang disekitar perakaran
tanaman. Dengan cara seperti ini akan meningkatkan efektifitas pestisida
dan mengurangi resiko keracunan.
5)
Pengocoran (drenching ) Cara ini biasanya digunakan untuk mengendalikan
nematoda. Larutan nematisida dikocorkan pada parit-parit yang telah
disiapkan, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
6) Penyuntikan
Cara ini dilakukan untuk mengendalikan nematoda. Tanah disuntik sedalam
20 cm disepanjang guludan atau keseluruh petakan. Nematisida yang
digunakan bersifat fumigan, sehingga lubang bekas suntikan ditutup
kembali dengan tanah agar tidak menguap keluar.
7) Pengumpanan
Cara ini biasanya dilakukan untuk mengendalikan hama tikus. Cara ini ada
dua cara yakni rodentisida dicampur terlebih dulu dengan umpan dan ada
yang langsung dapat diumpankan. Untuk mematikan hama tikus biasanya
diperlukan dosis yang cukup tinggi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas pestisida antara lain :
- Faktor kekebalan hama terhadap insektisida Ini dapat disebabkan oleh penggunaan pestisida sejenis secara terus menerus atau kurang manjurnya pestisida dalam pemberantasan hama.
- Faktor stadia perkembangan hidup hama Pada tingkat stadia tertentu hama terjadi kepekaan atau mudah mati akibat pengaruh pestisida, misalnya pada stadium larva atau nympha.
- Faktor kondisi lingkungan Faktor lingkungan yang cukup berpengaruh terhadap efektivitas penggunaan pestisida adalah angin , hujan dan kelembaban.
- Faktor kondisi tanaman Kondisi tanah yang cukup berpengaruh terhadap efektivitas penggunaan pestisida adalah permukaan tanaman licin atau adanya lapisan lilin dan berbulu.
0 komentar:
Post a Comment