Pengawetan Tanah
Kondisi
topografi areal yang bergelombang mengharuskan dibangunnya bangunan
konservasi tanah/air yang memadai. Selain bermanfaat sebagai alat
konversi tanah/air, bangunan ini juga mempunyai peranan penting dalam
kelancaran kegiatan pemeliharaan dan panen. Ketiadaan bangunan
konservasi tanah/air sering menjadi penyebab rusaknya struktur tanah,
drainase terhambat dan kurang efektifnya pemupukan dan perawatan
tanaman, tidak terlaksananya panen secara benar, serta sulitnya
pengawasan.
Pengawetan tanah meliputi pengawetan tanah secara
fisik, kimia maupun biologi. Pada umumnya pengawetan tanah secara kimia
tidak banyak dilakukan karena memerlukan biaya tinggi.
a) Pengawetan Tanah Secara Fisik
Konservasi lahan merupakan upaya penggunaan setiap bidang tanah dengan cara sesuai kemampuan tanah tersebut dan memperlakukan nya sesuai syarat-syarat yang diperlukan sehingga lahan dapat digunakan secara lestari.Konservasi lahan diperlukan dalam budidaya tanaman perkebunan karena curah hujan tidak dapat seluruhnya masuk ke dalam tanah. Namun, sebagian air hujan justru mengalir di atas permukaan tanah dan menyebabkan erosi.
Erosi adalah pemindahan atau pengangkutan tanah dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih rendah melalui media air atau angin . Di daerah tropis basah, media penyebab erosi yang umum adalah air.
Erosi dianggap sebagai penyebab kerusakan tanah yang utama karena melalui proses ini kerusakan tanah dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat, bergantung pada besar dan kekuatan media pengang kut tanah. Erosi yang terjadi di areal perkebunan, dapat menyebab kan hilangnya lapisan tanah permukaan yang subur dan diganti dengan munculnya lapisan tanah bawah yang relatif kurang subur.
Kurang suburnya tanah di lapisan bawah antara lain disebabkan oleh tanah lebih mampat, kadar bahan organik sangat rendah, hara tanah yang berasal dari hasil penguraian seresah tanaman adalah rendah.
Karena itu, erosi merupakan faktor utama penyebab terjadinya proses degradasi/ kerusakan lahan pertanian /perkebunan di daerah tropika basah. Akibat erosi, daya dukung tanah untuk pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal atau bahkan berakibat kematian pada tanaman.
Pertanaman dengan tajuk yang rapat dan ditumbuhi tanaman penutup tanah, tingkat erosinya relatif kecil karena jatuhnya curah hujan tertahan oleh tajuk tanaman dan tanaman penutup tanah. Akibatnya, agregat tanah permuka an tidak hancur dan terangkut oleh aliran permukaan.
Disamping itu, adanya penutupan lahan bisa menambah suplai bahan organik yang berasal dari seresah tanaman dan dekomposisi bagian tanaman yang telah mati. Sistem perakaran yang telah mati dan terdekomposisi bisa meninggalkan saluran-saluran air di dalam tanah. Adanya saluran air ini akan meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.
Tujuan konservasi lahan adalah :
- Mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan aliran permukaan sekaligus memelihara sumber air dan kelestarian fungsinya.
- Memperbaiki tanah rusak atau kritis.
- Memulihkan dan mempertahan kan kesuburan tanah.
- Mengamankan dan memelihara produktivitas tanah agar tercapai produksi yang setinggi-tingginya dalam waktu yang tidak terbatas (lestari)
- Mempertahankan kemampuan daya dukung lahan dan lingkungannya dalam fungsi ling kungan hidup.
- Meningkatkan produktivitas lahan usahatani sehingga menunjang peningkatan produksi dan pendapatan.
Ada beberapa metode dalam penanganan konservasi lahan seperti:
Secara agronomi yaitu meliputi metode TOT (tanpa olah tanah), pengolahan tanah minimum (minimum tillage), penanaman berdasarkan kontur, penggunaan mulsa, pergiliran tanaman (crop rotation), pengelolaan residu tanaman .
Secara vegetatif yaitu berupa agroforestry, alley cropping, penanaman tanaman penutup tanah (kacang-kacangan/rumput).
Secara struktur/ konstruksi yaitu bangunan konservasi seperti teras, tanggul, cek dam.
Pembahasan metode konservasi akan dibatasi pada pembuatan teras dan penanaman tanaman penutup tanah, karena kegiatan ini banyak dilakukan di lahan perkebunan.
Konservasi dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah secara mekanis. Tindakan pengawetan tanah secara mekanis dilakukan di areal dengan bentuk wilayah berombak sampai berbukit dengan kemiringan lereng 8 - 30 % yaitu dengan pembutan teras kontour, teras individu (tapak kuda) dan rorak. Penentuan cara pengawetan tanah didasarkan atas kemiringan lereng :
- Datar-berombak, kemiringan lereng: < < 8 %
- Berombak-bergelombang, kemiringan lereng: 8 – 15 %
- Bergelombang – berbukit, kemiringan lereng: 15 – 30 %
- Berbukit-bergunung, kemiringan lereng: >> 30 %
b) Pembuatan Teras
Teras merupakan tanggul yang ber kesinambungan yang memotong lereng bukit dan dibangun sepanjang kontur. Teras dibangun untuk menyediakan tempat penanaman yang baik, memudahkan akses untuk memelihara dan melakukan panen.Ada tiga jenis teras yang selama ini dikenal yaitu teras bangku, teras gulud, dan teras individu. Teras tersebut dibuat searah dengan garis kontur, agar aliran air di dalam teras tidak deras.
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik lokasi atau tempat yang memiliki ketinggian sama. Jenis teras yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi lahan, kemiringan lahan, kedalaman efektif tanah, dan kepekaan tanah terhadap erosi.
Di lahan miring, pergerakan air akan semakin cepat, volume air mengalir di atas permukaan tanah semakin besar sehingga kekuatan merusak semakin besar. Akibatnya, sering terjadi erosi. Untuk mengatasi keadaan ini, sebaiknya lahan dibuat teras yang secara efektif mampu menekan kecepatan aliran air sekaligus memberikan peluang peresapan air hujan ke dalam tanah.
Bentuk teras yang tahan terhadap kecepatan aliran yang deras dan memperbesar peresapan air ke dalam tanah adalah teras bangku, kemudian disusul teras gulud dan teras individu.
Manfaat teras adalah :
- Memperpendek panjang lereng dan menurunkan kemiringan lereng.
- Memperlambat laju aliran per mukaan dan menyalurkannya dengan kekuatan yang tidak merusak.
- Meningkatkan laju infiltrasi air ke dalam tanah.
- Mencegah akumulasi air hujan dan aliran permukaan yang dapat mengalir dengan kekuatan yang merusak.
- Mempermudah penglolaan tanah dan pertanaman.
- Teras seharusnya tidak dibuat pada areal yang sangat curam (>40°) karena :
- Teras akan rentan terhadap longsor dan erosi.
- Pemeliharaan dan panen sulit dilakukan.
- Kerapatan yang tepat akan sulit sekali dicapai.
- Pemeliharaan jalan dan ja ringan drainase akan sangat mahal.
- Pengelolaan dan pengawas an akan menjadi sulit.
Teras Bangku
Teras bangku adalah teras yang dibuat memotong lereng dan meratakan tanah dibagian bawah, sehingga membentuk susunan seperti tangga. Teras bangku tidak dianjurkan untuk tanah-tanah yang mudah longsor, jeluk tanahnya dangkal, atau lapisan tanah bawah mengandung unsur yang tersedia berlebihan dan dapat meracuni tanaman. Teras bangku perlu dibuat sedikit miring ke dalam sehingga bibir teras sedikit lebih tinggi daripada dalam teras. Tujuannya, agar aliran permukaan memiliki peluang lebih besar untuk meresap kedalam tanah.Tebing teras dapat diperkuat dengan rerumputan atau tanaman merambat lain. Bibir teras juga dapat ditanami dengan tanaman penguat teras untuk memperkuat teras dari kemungkinan longsor. Saluran drainase di lahan dengan teras bangku dibuat bukan di pinggir teras, tepat di bawah tebing teras di atasnya. Gambar 36.
Teras Gulud
Teras gulud dibuat dengan me motong lereng sesuai dengan kontur dan dilengkapi dengan saluran pembuangan air. Teras gulud sebaik nya dibuat di lahan yang kedalaman tanahnya dangkal dan kemiringan lahan kurang dari 15 persen. Kondisi lahan dengan kedalaman tanahnya dangkal, tidak mungkin dibuat teras bangku karena teras bangku cenderung akan memper dangkal kedalaman efektif tanah. Akibatnya, daerah perakaran minimal yang diperlukan tanaman utama untuk tumbuh normal tidak terpenuhi. Kedalaman efektif minimal untuk tanaman utama dewasa adalah 60 cm. Saluran drainase di lahan dengan teras gulud dibuat di pinggir teras, di sebelah dalam guludan. Lihat Gambar 37.Teras Individu
Teras individu adalah teras yang dibuat dengan meratakan tanah di sekitar pokok tanaman dengan garis tengah 1-1,5 meter. Contoh di areal kelapa sawit, teras tapak kuda adalah teras individu yang memotong lereng. Teras individu menyediakan tempat penanaman yang baik tetapi tidak bersambung, dan memudahkan akses pemeliharaan dan panen pada lahan miring dengan ukuran mi nimum 3 x 3 meter.Teras individu merupakan satu-satunya teras yang dapat dibuat di lahan yang kemiringannya lebih dari 40 persen. Piringan teras perlu dibuat sedikit miring ke dalam seperti pada teras bangku.Pemilihan bentuk teras harus tetap memperhatikan kesesuaian jeluk efektif yang tersisa bagi tanaman utama. Pembuatan teras dilahan yang tanahnya peka terhadap erosi mempertimbangkan efektivitasnya dalam menekan volume dan ke cepatan aliran air permukaan. Selain membuat teras, aliran per mukaan di lahan yang agregat tanahnya mudah hancur bisa di perkecil dengan menanam tanaman penutup tanah. Adanya tanaman penutup tanah bisa menyebabkan agregat tanah menjadi lebih stabil, tidak mudah hancur, serta tidak mudah terangkut aliran air di atas permukaan tanah. Lihat Gambar 38.Rorak/Benteng Rorak dibuat setiap 12 – 24 meter untuk kemiringan lereng 8 – 30 %. Rorak dibuat dengan ukuran lebar 50 cm dan kedalaman 60 cm. Masing-masing rorak mempunyai panjang 4 m yang disambung satu sama lain dengan penyekat antar galian sepanjang 30 cm.
Sebelum pembuatan, areal yang akan dibuat rorak/benteng terlebih dahulu dipancang sehingga seluruh rorak yang akan dibuat berada pada titik ketinggian yang sama (water pass). Benteng dibuat dengan jarak 10 cm dari bibir rorak. Ukuran benteng lebar 40 cm dan tinggi 30 cm berbentuk trapesium. Benteng harus dipadatkan dengan alat yang terbuat dari kayu balok atau papan tebal.
Pembuatan Parit Drainase
Parit drainase dibuat pada lahan yang memiliki kemiringan lereng datar sampai berombak (<< 8 %) atau lahan yang memiliki drainse terhambat sampai tergenang. Parit drainse ini berperan untuk :- Mencegah supaya air tidak tergenang di lapangan.
- Menurunkan permukaan air tanah sehingga perkembangan akar tanaman tidak terganggu.
- Mencegah pencucian pupuk.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment