Melaksanakan Persiapan Lahan Produksi Tanaman Buah Semusim bag 4
c. Langkah-langkah pengolahan lahan agribisnis buah semusim
Kegiatan persiapan lahan ini berbeda-beda tertgantung pada: jenis tanah yang akan diusahakan, system budidaya yang akan diterapkan serta produksi tanaman yang diinginkan. Seperti yang sudah disampaikan diatas bahwa pengolahan lahan disemangka termasuk menggunskan system Olah tanam minimum dan secara umum kegiatan persiapan lahannya meliputi kegiatan pembersihan lahan, pembedengan, dan pemupukan dasar.1) Pembersihan lahan
Lahan yang banyak sisa-sisa tanaman dari kegiatan produksi sebelumnya atau rerumputan dan semak yang tumbuh pada lahan tersebut, pertama kali haruslah dibersihkan untuk memudahkan kegiatan pengolahan tanah. Pembersihan lahan ini dapat dilakukan dengan pembabatan, penggunaan herbisida, dan pencabutan. Cara pembersihan lahan yang paling cepat untuk dilakukan adalah dengan cara membabat sisa tanaman, lalu tanaman tersebut dikumpulkan disuatu tempat untuk dijadikan kompos, dan kompos tersebut bisa dikembalikan ke lahan tersebut dalam bentuk pupuk. Kompos yang diberikan akan meningkatkan mutu tanah dengan meningkatnya kandungan bahan organik, maka bahaya kerusakan tanah dapat ditekan.
2) Pengukuran Lahan
Kegiatan pengukuran lahan ini bisa dilakukan sebelum kegiatan pembersihan lahan maupun sesudahnya. Tujuan dari kegiatan lahan ini adalah untuk memastikan seberapa luas lahan yang digunakan dalam kegiatan agribisnis tersebut. Dengan luas yang sudah diketahui maka dapat dibuat perencanaan sesuai peruntukannya antara lain: tempat gudang sarana produksi tanaman (Saprotan), tempat untuk keamanan, tempat pembibitan, yang lebih penting berapa luasan tanaman yang akan ditanam dapat segera diketahui sehingga perencanaan kebutuhan tenaga dan saprotannyadapat ditentukan.
3) Pembentukan Bedengan
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung didalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat.Pembentukan bedengan dalam budidaya tanaman dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti: sistem irigasi, kelembaban tanah, musim tanam, ketahanan akar tanaman terhadap kondisi jenuh air serta sifat tanah.
Untuk tanaman yang memiliki perakaran dangkal seperti semangka, timun suri, blewah pada tanah dengan tingkat atau laju perkolasi yang tinggi (tanah dengan tekstur berpasir) dan sistem irigasi leb (penggenangan) atau sistem irigasi alur (penggenangan pada parit), dimana air merembes pada ke daerah perakaran berdasarkan gravitasi dan penyebaran air secara horizontal maka tinggi bedengan yang dibuat perlu dipertimbangkan agar tanaman dapat memperoleh air yang cukup serta biaya pengairan dapat efisien.
Pengolahan tanah untuk didaerah tanah kering/tegalan bisa dilakukan pengolah pertama dan kedua dapat menggunakan bantuan mesin traktor maupun manual tetapi pengolahan tanah yang dilakukan di pesawahan cukup dengan menggunakan tenaga kerja atau menggunakan traktor tangan selebar 85-100 cm, pada tempat calon bedengan, kemudian dirapihkan sesuai ukuran yang dikehendaki.
a) Bedengan dengan penanaman tunggal
Bentuk penanaman tunggal artinya penanaman satu baris tanaman pada bedengan penanaman menuju ke satu arah.Ukuran bedengan sistem penanaman tunggal sebagai berikui:
Keuntungan dari model penanaman tunggal yaitu mudah dalam perawatan karena cabang-cabang atau batang tanaman mempunyai sedikit resiko untuk terinjak-injak pada saat pemeliharaan tanaman. Kerugiannya banyak tanah yang tidak terpakai untuk penanaman karena model ini memerlukan banyak parit. Akibatnya biaya yang diperlukan untuk tenaga kerja lebih banyak. Populasi tanamannya hanya mencapai 3.000 tanaman per hektar (termasuk semangka berbiji).
b) Bedengan ganda
Sistem penanaman ganda merupakan penanaman pada dua baris bedengan yang berhadap-hadapan. Percabangan antartanaman dapat saling bertemu karena penanamannya tidak searah. Keuntungan dari sistem penanaman ini adalah lebih efisien lahan karena jumlah parit praktis berkurang sehingga populasi tanaman pun dapat ditingkatkan sampai 3.500 tanaman/ha (termasuk semangka berbiji). Biaya pembentukan bedengan juga dapat ditekan dengan lebih sedikitnya parit. Kerugian sistem ini karena batang cabang antartanaman yang berhadapan bertemu mengakibatkan sering terinjak-injak pada saat pemeliharaan tanaman. Model lahan penanaman tempat menjalarnya percabangan dibuat agak miring ke dalam atau cekung, kemudian tepat di tengah-tengahnya dibuat parit kecil tempat pembuangan air bila ada hujan. Ukuran bedengan sistem penanaman ganda sebagai berikut.
4) Pengapuran
Kegiatan Yang tidak kalah penting sebelum dilakukan penanaman adalah mengukur pH calon tanah yang akan ditanami. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu: colorimetris dan electrometris. Alat yang sering digunakan secara praktis adalah pH tester dan universal indakator/kertas lakmus.
Tujuan kegiatan ini adalah dapat menentukan apakah tanah yang akan ditanami tersebut bersifat alkalis, netral, atau masam. Untuk pertumbuhan tanaman semangka membutuhkan pH tanah netral, namun tidak sedikit tanah-tanah dalam kondisi alkalis seperti pada lahan-lahan yang sering tergenang dan kemudian digunakan sebagai lahan pertanian, tetapi pada umumnya tanah yang sering digunakan untuk budidaya tanaman relatif kecil kemungkinannya kekurangan belerang. Yang sering menjadi masalah adalah tingkat kemasaman yang rendah sehingga kita harus perlakukan khusus dengan penambahan kapur.
Pengapuran bertujuan untuk menaikkan pH tanah yang semula masam menjadi mendekati netral. selain itu, pengapuran juga menambah unsur hara kalsium (Ca) maupun unsur magnesium (Mg) yang sangat diperlukan tanaman. Kapur pertanian yang beredar di Indonesia pada dasarnya terdiri dari kapur kalsit/kaptan (CaC03) dan dolomit (CaC03MgC03). Pemilihan kedua jenis kapur pertanian tersebut tergantung keperluan dan ketersediannya di suatu daerah. Apabila pH tanah sangat rendah maka pengapuran sebaiknya menggunakan kalsit/kaptan. Apabila pH tanah mendekati netral maka dapat dipakai dolomite. Brikut ini disajikan hubungan antara pH tanah, reaksi tanah, dosis penggunaan kapur karbonat/kalsit/kaptan, dan dolomit.
Penggunaan dolomit selain menambah unsur kalsium juga mengandung unsur magnesium yang fungsinya untuk pembentukan zat hijau daun (khlorofil) yang sangat penting dalam proses fotosintesis, sedangkan penggunaan kalsit hanya menambah unsur kalsium (Ca) saja. Waktu pemberian kapur/sulpur dapat dilakukan pada saat pengolahan tanah dengan maksud unsur hara tersebut tercampur secara homogen dengan tanah hasil olahan , juga dapat diberikan pada saat bersama-sama melakukan pembuatan bedengan atau sebelum pemupukan dasar.
5) Pemupukan Dasar
Pemupukan Dasar adalah pemberian pupuk pada saat sebelum tanam, tujuannya adalah memberi atau menyiapkan unsur hara atau cadangan unsur hara untuk pertumbuhan dan produksi tanaman semangka, biasanya dilakukan:
a) Pada saat atau bersama-sama kegiatan pengolahan tanah (apabila kegiatan budidaya dilakukan dilahan tegalan atau tanah non sawah, karena pengolahan pertama dan kedua dilakukan)
b) Pada saat pembuatan bedengan berlangsung atau setelah pembuatan bedengan secara kasar selesai, sehingga pada saat penghalusan bedengan pupuk sudah ditebarkan.
Penempatan pupuk selain ditebarkan juga bisa diberikan pada tempat calon tanaman, caranya membuat lubang selebar cangkul ± 20 cm, kedalaman ± 20 cm kemudian pupuk ditebarkan dilubang dan diaduk sampai tanah dan pupuk tercampur merata. Pemupukan dasar ini dapat dilakukan baik yang memakai ataupun yang tidak memakai mulsa plastik hitam perak (MPHP).
Dosis pemupukan dasar untuk tanaman semangka sangat bervariasi dari daerah satu dengan daerah yang lainnya, untuk yang menggunakan MPHP sebaiknya pemupukan dasar diberikan sebanyak ± 90 % dari total pupuk yang diberikan, dan sisanya diberikan pada pemupukan susulan. Untuk tanaman semangka yang tanpa MPHP diberikan secara bertahap.
Pupuk dasar yang dipakai adalah pupuk organik/kandang dan pupuk buatan. Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang berasal dari hewan sapi/kerbau/ayam dan dipilih pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk kandang berguna untuk membantu memulihkan kondisi tanah yang kurang subur. Pupuk buatan yang dipakai ZA, Urea, SP 36, KCl. Untuk dosis, dan frekuensi pemupukannya bisa dilihat dalam kompetensi dasarmelaksanakan pemeliharaan kesuburan tanah tanaman buah semusim
Apabila bedengan sudah dilakukan pemupukan dan lahan sudah dirapikan selanjutnya lahan siap dilakukan pemasangan mulsa plastik.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment