-->

Gandharwaveda

Renungan     

Kehidupan manusia dari zaman pra sejarah hingga era infromasi seperti saat ini tak dapat lepas dari eksistensi kesenian sebagai sebuah media keindahan, hiburan, hingga media komunikasi yang cukup efektif. Munculnya berbagai disiplin kesenian merupakan suatu cermin bagi perkembangan peradaban kebudayaan manusia, karena seni merupakan salah satu hasil budaya manusia. Kesenian pun lahir dengan beragam ketegori yang kesemuanya dapat dinikmati oleh tiap indera; seni gerak, seni musik, seni lukis, seni pahat, seni patung, seni peran, seni sastra, dsb. Dan kesemuanya memiliki fungsi dan peran yang berbeda bagi kehidupan manusia, namun juga memiliki sisi kesamaan. Ada pendapat dalam dunia filsafatseni bahwa manusia adalah makhluk pemuja keindahan. Melalui panca indra manusia menikmati keindahan dan setiap saat tak dapat berpisah dengannya, dan berupaya untuk dapat menikmatinya. Kalau tidak dapat memperolehnya manusia mencari kian kemari agar dapat menemukan dan memuaskan rasa dahaga akan keindahan.

Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indra manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan.

Memahami Teks    

Gandharwaveda sebagai kelompok Upaveda, menduduki tempat yang penting dan ada hubungannya dengan Sama Veda. Di dalam kitab Purāna kita jumpai pula keterangan mengenai Gandharwa Veda. Gandharwaveda juga mengajarkan tentang tari, musik atau seni suara. Adapun nama-nama buku yang tergolong Gandharwaveda tidak diberi nama Gandharwaveda, melainkan dengan nama lain. Penulis terkenal Sadasiwa, Brahma dan Bharata. Bharata menulis buku yang dikenal dengan Natyasāstra, dan sesuai menurut namanya, Natya berarti tari-tarian, karena itu isinya pun jelas menguraikan tentang seni tari dan musik. Sebagaimana diketahui musik, tari-tarian dan seni suara tidak dapat dipisahkan dari agama. Bahkan Siva terkenal sebagai Natarāja yaitu Dewa atas ilmu seni tari.

Dari kitab itu diperoleh keterangan tentang adanya tokoh penting lainnya, Wrddhabhārata dan Bhārata. Wrddhabhārata terkenal karena telah menyusun sebuah Gandharwaveda dengan nama Natyavedāgama atau dengan nama lain, Dwadasasahari. Natyasāstra itu sendiri juga dikenal dengan Satasahasri. Adapun Bhārata sendiri membahas tentang rasa dan mimik dalam drama. Dattila menulis kitab disebut Dattila juga yang isinya membahas tentang musik. Atas dasar kitab-kitab itu akhirnya berkembang luas penulisan Gandharwaveda antara lain Nātya  Śāstra, Rasarnawa , dan Rasarat Nasamucaya



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment