Diagnosa Sistem Agroforestri
Metode D&D (diagnosis & design) Agroforestri mempunyai karakter yang sangat spesifik dengan adanya komponen pepohonan (tanaman tahunan) dalam sistem ini. Adanya komponen pepohonan menyebabkan sistem agroforestri tidak mudah diubah dan diganti dalam waktu yang singkat. Oleh sebab itu perencanaan agroforestri harus didasarkan pada pertimbangan yang mantap. Demikian pula perubahan atau perbaikan pada sistem agroforestri tidak dapat dilakukan secara sembarangan karena alasan yang sama. Kegagalan perbaikan dan perencanaan mengakibatkan kerugian yang sangat besar terhadap waktu, tenaga dan biaya.
Agroforestri tradisional dikembangkan oleh petani dalam waktu yang sangat lama melalui proses coba-coba (trial and error). Kesalahan dan kegagalan yang terjadi dalam proses pengembangan itu senantiasa diperbaiki sehingga menghasilkan sistem-sistem agroforestri tradisional
yang selaras dengan lingkungan biofisik dan sosial budaya setempat seperti dikenal di berbagai lokasi pada saat ini. Sistem-sistem agroforestri tradisional seperti itu dikembangkan melalui proses yang sangat lama. Proses pengembangan agroforestri tradisional seperti itu tidak bisa ditiru untuk pengembangan agroforestri modern. Tekanan penduduk dan tekanan ekonomi yang sangat besar tidak memberi waktu yang cukup untuk mencoba-coba supaya penggunaan lahan memberikan manfaat yang paling besar bagi masyarakat. Pengembangan sistem agroforestri modern memerlukan strategi dan cara yang dapat menekan kesalahan atau kegagalan sehingga tidak ada waktu yang terbuang percuma.
Di dunia kedokteran, orang sudah lama menerapkan pemeriksaan yang sangat teliti terhadap tubuh untuk mengenali gejala penyakit yang diderita pasien agar dapat diketahui penyebabnya (diagnosa), baru kemudian diikuti dengan upaya pengobatan (treatment). Seorang dokter tidak akan memberikan saran atau menuliskan resep sebelum dia mengetahui apa penyebab penyakit yang diderita pasiennya. Metode standar dalam dunia kedokteran ini banyak ditiru oleh berbagai kalangan profesi seperti montir mobil, reparasi alat elektronik, termasuk petani agroforestri. Keberhasilan memecahkan masalah dimulai dengan kemampuan melakukan pemeriksaan atau diagnosa guna mencari tahu masalah dan penyebabnya (akar masalah). Sama dengan bidang lainnya, untuk menyusun rencana pengembangan agroforestri perlu memahami permasalahan sistem yang ada dan dirumuskan secara jelas.
Dalam agroforestri telah dikembangkan cara pendekatan yang sangat spesifik untuk menganalisis dan mengenali permasalahan praktek-praktek agroforestri. Metode ini berkembang dari metodologi “farming system research and development” (FSR/D) yang sudah lebih dulu berkembang (Shanner et al., 1982). Diagnosa dilakukan dengan memandang sistem secara lebih luas dan terbuka. Untuk memahami permasalahan yang ada pada skala plot (mikro), orang juga harus memperhatikan sistem yang lebih tinggi, misalnya sistem usaha tani dan bahkan sistem penggunaan lahan. Pengembangan pendekatan FSR/D untuk sistem agroforestri menghasilkan metode yang dikenal dengan D&D (Diagnotic and Design Approach). D&D adalah suatu metodologi yang digunakan untuk mengungkap permasalahan penggunaan lahan serta untuk menyusun rancangan pemecahannya dalam sistem agroforestri (Raintree, 1990).
Metode ini dikembangkan untuk membantu peneliti dan petugas pengembangan lapangan dalam menyusun rencana penelitian dan proyek pembangunan agroforestri. Dengan berkembangnya paradigma baru pendekatan partisipatif, maka metode ini juga dapat diadopsi untuk membantu para pendamping masyarakat atau fasilitator lapangan dalam rangka pengembangan pertanian yang berkelanjutan. Setiap langkah dan prosedur dasar dalam metode D&D dapat dilakukan dengan cara partisipatif, mulai dari tahap pre-diagnosis sampai dengan tahap implementasi, misalnya penggalian masalah (diagnosa) dengan PRA (Participatory Rural Appraisal).
Metode D&D terdiri dari lima langkah dasar, yaitu: pre-diagnosa, diagnosa, rancangan & evaluasi, perencanaan dan implementasi. Masing-masing langkah dapat dibagi-bagi menjadi bagian-bagian langkah yang lebih rinci lagi. Prosedur ini tidak dimaksudkan untuk selesai dalam satu putaran saja, melainkan perlu diulang-ulang sepanjang siklus perkembangan atau selama proyek pembangunan berlangsung. Mekanisme yang bersifat iteratif ini memungkinkan selalu adanya penyempurnaan atau revisi yang terusmenerus sampai diperoleh rancangan yang optimal dan tidak perlu direvisi lagi.
D&D ini merupakan sebuah metodologi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan sistem agroforestri, yang dapat mengakomodasikan cara pemeriksaan secara menyeluruh terhadap permasalahan dalam sistem agroforestri dan diikuti dengan penyusunan rancangan pengembangan inovasi pemecahan dan implementasi yang tepat. Ciri-ciri D&D yang ditonjolkan oleh pengembangnya adalah:
1) Keluwesan (fleksibel): D&D dapat disesuaikan untuk beraneka kebutuhan dan pada berbagai kondisi sumber daya yang dipunyai oleh pengguna (landusers).
2) Kecepatan: D&D memungkinkan untuk menerapkan pemahaman cepat (rapid appraisal) pada tahap perencanaan yang diikuti oleh analisis yang mendalam (in-depth analysis) pada tahap implementasi.
3) Pengulangan (repetisi): D&D merupakan proses pembelajaran yang tidak berujung (open-ended). Penyempurnaan rancangan bisa dilakukan sejak dari awal sampai tidak lagi diperlukan adanya revisi.
Selain ketiga hal pokok tersebut, ada semacam hipotesis dalam D&D yaitu bahwa dengan adanya keterlibatan petani sejak dari tahap awal dalam suatu proses penelitian dan pengembangan maka rekomendasi atau intervensi dapat diadopsi dengan lebih mudah dan cepat.
D&D dapat diterapkan secara netral pada berbagai tingkatan hirarki sistem penggunaan lahan. Dengan sedikit modifikasi, pendekatan D&D ini dapat diterapkan pada tingkatan plot dan rumah tangga petani, tingkatan desa dan sub-DAS, serta tingkatan kawasan yang lebih luas. Pada tingkatan mikro, D&D dapat difokuskan pada pendekatan kebutuhan dasar untuk mengidentifikasi hambatan dan merancang pemecahan masalah. Kebutuhan dasar petani yang dianggap paling penting misalnya: pangan, bahan bakar, pakan ternak, papan (rumah), bahan baku untuk industri rumah tangga, dan uang tunai. Masalah yang dihadapi oleh petani dalam rangka memperoleh berbagai kebutuhan dasar tersebut harus diidentifikasi. Analisis permasalahan dengan mengajukan pertanyaan “apa yang menyebabkan masalah dan mengapa timbul masalah itu” menuntun kepada rumusan masalah. Dari setiap masalah yang muncul dapat dicari intervensi pemecahannya. Prosedur pendekatan D&D pada skala meso dan makro harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi. Hasil terbaik akan diperoleh jika alat ini tidak dipergunakan secara kaku melainkan harus kreatif dalam mengembangkan cara diagnosa yang peka dan menyusun rancangan. Agroforestry,
0 komentar:
Post a Comment