Sistem Rangka pada Ruminansia
Secara umum sistem rangka pada ternak terdiri atas dua macam tulang yaitu tulang rawan dan tulang keras. Tulang rawan bersifat lentur, terdiri atas sel-sel rawan yang dapat menghasilkan matriks berupa kondrin. Pada ternak yang masih muda tulang rawan banyak mengandung sel-sel tulang rawan sedangkan pada ternak yang dewasa banyak mengandung kondrin.
Pada ternak yang sudah dewasa tulang rawan hanya terdapat pada beberapa bagian saja, misalnya cuping hidung, telinga, antara tulang rusuk dan tulang dada serta pada sendi-sendi tulang. Tulang rawan pada ternak dewasa dibentuk oleh selaput tulang rawan yang mengandung sel-sel pembentuk tulang rawan.
Tulang keras atau osteon bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang keras tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut :
1. Osteoprogenator merupakan sel khusus, yaitu turunan dari mesenkim yang memiliki potensi mitosis dan mampu berdiferensiasi menjadi osteoblast.
2. Osteoblast, merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteoit.
3. Osteosit merupakan sel-sel tulang dewasa.
4. Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat disekitar permukaan tulang. Osteoklas ini berfungsi untuk perkembangan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan tulang.
Pembentukan tulang terjadi setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Kartilago ini dihasilkan oleh sel mesenkim. Setelah kartilago terbentuk bagian dalamnya akan berongga dan terisi osteoblas yang akan menempati seluruh rongga dan membentuk sel-sel tulang. Sel-sel tulang dibentuk dari arah dalam keluar atau bersifat konsentris. Setiap satuansatuan sel tulang mengelilingi pembuluh darah dan syaraf. Di sekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi matrik tulang. Proses penulangan disebut osifikasi.
Berdasarkan matriknya, jaringan tulang dibedakan atas :
a) Tulang kompak yang merupakan tulang dengan matrik yang padat dan rapat.
b) Tulang spons merupakan tulang yang matriksnya berongga, misalnya tulang pipih dan berongga.
Berdasarkan bentuk, tulang dapat dikategorikan sebagai berikut :
1) Tulang pipa, merupakan tulang berbentuk pipa dan umumnya berongga. Sebagai contoh adalah tulang betis, tulang kering, tulang pengumpil.
2) Tulang pipih merupakan tulang yang tersusun atas dua lempengan yaitu tulang spone dan tulang kompak.
3) Tulang Pendek
4) Merupakan tulang-tulang yang berbentuk kubus yang terdapat pada pangkal kaki, pangkal lengan dan ruas tulang belakang.
5) Tulang tak berbentuk, merupakan tulang yang tidak memiliki bentuk tertentu.
Seperti telah diketahui tulang mempunyai fungsi :
a) Sebagai pemberi bentuk tubuh.
b) Melindungi alat-alat yang vital.
c) Menahan dan menegakkan tubuh yang vital.
d) Tempat perlekatan otot
e) Tempat menyimpan mineral
f) Tempat pembentukan sel darah.
- Sistem Otot
Otot rangka memiliki kemampuan berkontraksi dengan cepat dengan masa istirahat berkali-kali. Berdasarkan cara melekatnya tendon/ urat otot dibedakan sebagi berikut :
a) Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi.
b) Insersio, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan yang berupa rangsangan yang berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan kedua, rangsangan kedua memperkuat rangsangan ketiga.
Sifat Kerja Otot Sifat kerja otot dibedakan atas antagonis maupun sinergis. Otot antagonis merupakan kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan. Sifat kerja sinergis merupakan otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
0 komentar:
Post a Comment