-->

Budidaya Skeletonema costatum

Skeletonema costatum merupakan phytoplankton dari jenis diatomae yang bersel tunggal dan ukuran sel berkisar antara 4-6 µm. Sel diatomae memiliki ciri khas yaitu dinding selnya terdiri dari dua bagian seperti cawan petri. Dinding sel atas yang disebut epiteka saling menutupi dinding sel bagian bawah yang disebut hipoteka pada masing-masing tepinya. Pada setiap sel dipenuhi oleh sitoplasma. Dinding sel Skeletonema costatum memiliki frustula yang dapat menghasilkan skeletal eksternal yang berbentuk silindris (cembung) dan mempunyai duri-duri yang berfungsi sebagai penghubung pada frustula yang satu dengan yang lain sehingga membentuk filamen.  Dinding sel Skeletonema costatum mengandung pigmen yang terdiri dari klorofil-a, ß-karoten dan fukosantin. Pigmen yang dominan adalah karotenoid dan diatomin. Adanya pigmen karoten menyebabkan dinding sel berwarna coklat keemasan. 
Skeletonema costatum yang berada di pantai memiliki panjang rata-rata 9,7 µm dengan diameter rata-rata 5,8 µm.Skeletonema costatum merupakan diatom yang bersifat eurythermal yaitu mampu tumbuh pada kisaran suhu 3-30oC dan suhu optimal adalah 25-27 oC serta bersifat euryhalin yaitu mampu tumbuh pada kisaran salinitas yang luas yaitu 15-35 ppt. 

Budidaya Skeletonema costatum dapat dilakukan mulai dari kultur murni, semi massal atau intermediet dan kultur massal. Proses budidayanya sama persis dengan kultur phytoplankton yang sudah dijelaskan sebelumnya, dimana dimulai dari menyiapkan wadah dan media kultur, menyiapkan bibit, melakukan inokulasi bibit, memelihara pakan alami dan melakukan pemanenan. Skeletonema costatum hanya dapat dibudidayakan menggunakan air laut dengan salinitas yang optimal untuk tumbuh dan berkembangbiak adalah 28-34 permill. 

Proses penyiapan wadah dan media adalah sama dengan proses penyiapan wadah dan media pada budidaya Tetraselmis chuii.  Pada bahasan kali ini akan didiskusikan bagaimana melakukan kultur murni Skeletonema costatum, kultur semi massal dan kultur massal. 

Kultur Skeletonema costatum dalam gelas erlemeyer 1 liter (kultur murni) 
1. Gelas erlemeyer, selang dan batu aerasi dibersihkan dengan cara dicuci bersih dengan deterjent kemudian dibilas dengan Chlorin 150 ppm (150 ml chlorine dalam 1000 liter air)

2. Siapkan larutan pupuk A,B,C dan D. Larutan pupuk A adalah campuran antara 20,2 g KNO3 dengan 100 cc aquadest. Larutan pupuk B adalah campuran antara 2,0 g Na2HPO4 dengan 100 cc aqudest. Larutan pupuk C adalah campuran antara 1,0 g Na2SiO3 dengan 100 cc aqudest. Larutan D adalah 1,0 g FeCl3 dengan 20 cc aquadest.

3. Perbandingan antara air laut dengan pupuk adalah 1 liter air laut diberi larutan A, B, dan C masing-masing 1 cc dan 4 tetes larutan D.

4. Masukkan air laut yang telah disterilisasi dan dicampur dengan pupuk ke dalam wadah sebanyak 300 – 500 cc dan ukur kadar garamnya, kadar garam (salinitas) yang baik untuk kulturSkeletonema costatum adalah 28 – 35 ppt

5. Tebar bibit Skeletonema costatum dengan padat penebaran (N2) sekitar 70.000 sel per cc. Volume Skeletonema costatum yang dibutuhkan untuk penebaran (V1) dapat dihitung dengan rumus :  

Makin tinggi jumlah N2 makin cepat kultur ini mencapai kepadatan maksimal , oleh karena itu dalam menentukan besarnya N2 harus perlu dipertimbangkan pemanfaatannya. Dengan kepadatan awal 70.000 sel diharapkan dalam waktu 3 – 4 hari sudah mencapai puncaknya dan siap dipanen.

6. Aerasi  dipasangkan ke dalam wadah budidaya yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan Oksigen  yang diperlukan dalam proses metabolisme dan mencegah pengendapan plankton.

7. Botol kultur diletakkan dibawah cahaya lampu neon (TL) sebagai sumber energi untuk fotosintesa.

8. Dalam waktu 3 – 4 hari perkembangan diatom mencapai puncaknya yaitu 6 – 7 juta sel per cc    dan siap untuk dipanen dan dapat digunakan sebagai bibit pada budidaya skala semi massal  



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment