-->

Budidaya Chlorella

Menurut habitat hidupnya ada dua macam Chlorella, yaitu Chlorella yang hidup di air tawar danChlorellayang hidup di air laut. Contoh Chlorella yang hidup di air laut adalah C. minutissima, C. vulgaris, C. pyrenoidosa, C. Virginica. SedangkanChlorella yang hidup di air tawar belum diidentifikasi spesiesya sehingga untuk Chlorella air tawar cukup menuliskan Chlorella sp. 
Chlorella termasuk dalam phytoplankton, bentuknya bulat atau bulat telur, mempunyai kloroplas seperti cawan, dindingnya keras, padat dan garis tengahnya 5 mikron meter, perkembangbiakan terjadi secara aseksual  yaitu dengan pembelahan sel atau pemisahan autospora dari sel induknya.  Chlorella hidup pada tempat-tempat yang basah dan medianya mengandung cukup unsusr hara seperti N, P, K dan unsur mikro lainnya (Karbon, Nitrogen, Fosfor, Sulfur dan lain-lain).  Budidaya Chlorelladilakukan karena Chlorella berfungsi sebagai pakan alami Rotifera sehingga untuk dapat melakukan budidaya Rotifera maka terlebih dahulu stok Chlorella sebagai pakan alami Rotifera harus tersedia secara kontinu.  Sehingga pada saat ini budidaya Rotifera belum dapat dilakukan karena ketersediaan Chlorella belum terpenuhi.

Budidaya Chlorella sangat dibutuhkan untuk kebutuhan zooplankton yang nantinya akan dipergunakan untuk pakan ikan konsumsi atau ikan hias. Tahapan yang harus dilakukan untuk membudidayakan Chlorella ada beberapa tahap diantaranya adalah menyiapkan peralatan dan media budidaya, menyiapkan bibit Chlorella tersebut dan melakukan pemeliharaan serta pemanenan.   
Budidaya Chlorella dilakukan dengan terlebih dahulu mempersiapkan alat, bahan dan media budidaya.  Peralatan, bahan dan media budidaya Chlorella yang dibutuhkan sangat bergantung pada skala produksi yang akan dibuat. Untuk skala kecil alat dan bahan dapat dilihat pada Tabel 1. 
Dalam budidaya Chlorella skala Laboratorium digunakan wadah berupa erlenmeyer atau botol-botol kecil berukuran 1-2 liter.  Hasil budidaya pada skala laboratorium biasanya digunakan sebagai stok untuk budidaya skala massal.  Dalam budidaya Chlorella skala Laboratorium wadah yang digunakan harus dibersihkan dan disanitasi.  Umumnya pencucian dapat menggunakan deterjen dan dibilas sampai bersih kemudian dikeringkan.  Setelah kering kemudian wadah disanitasikan dengan cara direbus pada suhu 110 derajat Celcius.  Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya kontaminan yang mengganggu budidaya Chlorella.

Peralatan yang digunakan dalam budidaya Chlorellaskala massal terlebih dahulu dibersihkan dan disanitasi dengan dicuci bersih dengan deterjen kemudian dikeringkan, untuk peralatan yang kecil bisa disterilisasikan dengan cara direbus dengan air mendidih, sedangkan bak budidaya massal
setelah dicuci dan dibersihkan harus dikeringkan terpapar sinar matahari.  Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kontaminan terhadap media budidaya Chlorella.   Air yang digunakan sebagai media juga direbus sampai mendidih untuk mematikan jenis plankton yang hidup pada air tersebut yang akan menjadi kontaminan. Sedangkan air yang akan digunakan untuk budidaya massal adalah air tanah/air sumur atau air laut yang telah dilakukan penyaringan dengan plankton net.




Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment