Pemeliharaan Pohon Induk
Pohon induk sebagi sumber bahan perbanyakan secara vegetatif harus selalu berada dalam kondisi pertumbuhan yang optimum untuk memperoleh bibit yang unggul. Maka pemeliharaan rutin pada pohon induk perlu dilakukan. Beberapa pemeliharan rutin yang dilakukan yaitu pemangkasan, pemupukan, penyiraman, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).
1) Pemangkasan
Pemangkasan atau pruning adalah tindakan pembuangan bagian-bagian tanaman, seperti cabang/ranting dengan mendapatkan bentuk tertentu sehingga dicapai tingkat efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaatan cahaya matahari, mempermudah pengendalian hama/penyakit, serta mempermudah pemanenan. Pemangkasan juga adakalanya berguna untuk mengurangi beban buah yang terlampau lebat sehingga didapat buah-buah dengan kualitas dan kuantitas yang baik.Dalam pelaksanaannya, terdapat dua dasar pemangkasan yaitu : pemancungan (heading back) dan penipisan (thinning out). Pemancungan merupakan pembuangan/pemotongan bagian ujung suatu cabang sampai tinggal satu tunas. Karena pemancungan dapat memecahkan dominansi apikal, maka setelah pemancungan biasanya terjadi pertumbuhan vegetatif yang lebat sebagai akibat dari tumbuhnya tunas-tunas lateral. Oleh karena itu, pemancungan cenderung menghasilkan pertumbuhan tanaman dengan pola menyemak dan kompak. Apabila pemancungan dilakukan terhadap tanaman yang tengah aktif tumbuh, maka diistilahkan sebagai perompesan atau pinching.
Sedangkan penipisan adalah pembuangan cabang-cabang dengan meninggalkan hanya cabang lateral atau batang utama. Penipisan memiliki pengaruh yang berlawanan dengan pemancungan, yakni meningkatkan pemanjangan dari cabang-cabang terminal yang ditinggalkan. Sebagai hasil akhirnya adalah pertumbuhan cabangcabang lateral menjadi berkurang (tertekan). Dengan penipisan, pohonpohon yang tumbuhnya lemah dapat menjadi lebih terbuka sehingga menghasilkan suatu bentuk tanaman yang lebih besar (tetapi bukan lebat). Penipisan juga dapat ditujukan untuk meremajakan pohonpohon tua sehingga merangsang pertumbuhan titik-titik tumbuh yang ditinggalkan. Penipisan terhadap pohon yang sedang aktif tumbuh dinamakan perompesan tunas atau deshooting.
Pemangkasan yang dilakukan terhadap pohon induk umumnya adalah pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan bentuk. Pemangkasan untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman yang berlebihan berkaitan erat dengan kekuatan struktural individu tanaman tersebut. Kekuatan struktural ini dapat diperoleh dengan membuang cabangcabang yang membentuk sudut yang tajam sehingga menyisakan cabang-cabang dengan sudut yang tumpul (lebar). Percabangan dengan sudut yang yang tajam (sempit) cenderung mudah patah bila mendapat tekanan karena tidak adanya kambium yang sinambung dan adanya kulit kayu (parenkim) yang terjepit pada ketiak batang.
Pengendalian bentuk tanaman dapat berpengaruh pada peningkatan kualitas hasil karena adanya distribusi cahaya matahari yang lebih baik. Selain itu, dengan terbukanya pohon, maka pengendalian terhadap hama dan penyakit akan lebih efektif karena dapat mengurangi kelembaban, yang memungkinkan penyebaran penyemprotan pestisida yang lebih baik.
Dalam melakukan pemangkasan hendaknya menggunakan alat pemangkasan yang sesuai. Terdapat banyak jenis peralatan pemangkasan mulai dari yang berukuran kecil seperti gunting stek sampai pisau besar dan gergaji mesin. Pemilihan jenis alat pemangkasan harus mempertimbangkan ukuran batang atau cabang yang akan dipotong, tinggi pohon dari tanah, dan tujuan pemangkasan.
Prosedur pelaksanan dalam pemangkasan pemeliharaan adalah :
- Pemangkasan pada cabang atau tunas liar yang tumbuh tidak pada tempatnya;
- Pemangkasan pada cabang yang bersudut kecil (kemiringan 45o), cabang yang terserang hama penyakit, tunas air;
- Pemangkasan dahan dan ranting yang rapat, bersilangan atau tersembunyi.
2) Pemupukan
Salah satu kegiatan pemeliharaan pohon induk yang perlu dilakukan adalah pemupukan, sehingga kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat terpenuhi. Waktu pemupukan, jenis pupuk, dosis pupuk ditentukan dan disesuaikan menurut jenis komoditas dari pohon induk yang diusahakan. Di samping itu kebersihan dan kerapihan lingkungan pohon induk perlu dipelihara. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar pohon induk dapat tumbuh dan berkembang dalam kondisi lingkungan yang sehat sehingga gangguan hama dan penyakit dapat diminimalkan. Pupuk merupakan bahan yang dapat menyediakan unsur hara pada tanaman. Pupuk dapat berbentuk pupuk organik (pupuk alam) ataupun pupuk anorganik (buatan) Pupuk sangat dibutuhkan oleh tanaman, karena ketersediaan unsur hara di tanah tidak selamanya cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalamjumlah besar adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N),phosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S).Unsur-unsur C, H dan O dapat dipenuhi dari udaara dan air. Unsur-unsur N, P dan K merupakan hara primer, unsurunsur Ca, Mg dan S merupakan unsurhara sekunder. Selain itu tanaman membutuhkan unsur-unsur hara mikro, yaitu unsurunsur penting lainnya yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi menentukan perkembangan tanaman, yakni boron (B), khlor (Cl), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), molybdenum (Mo) dan seng (Zn). Pupuk adalah senyawa yang mengandung unsur hara yang akan diberikan pada tanaman kemudian digunakan oleh tanaman untuk melakukan proses metabolisma sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.Cara memupuk pada pohon induk tergantung pada jenis komoditas dari pohon induk. Contohnya pada tanaman durian, pemupukan dilakukan dengan membuat selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.
Prosedur dalam pemupukan pohon induk disesuaikan dengan jenis pohon induk. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan dalam pemupukan pohon induk mangga :
- Menghitung jumlah pupuk berdasarkan jumlah tanaman Menyediakan bahan/pupuk yang akan digunakan sesuai kebutuhan
- Dosis pemupukan sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil analisis tanah dan daun
- Pupuk organik diberikan 1 kali setahun pada akhir musim hujan sebanyak 20-30 kg per pohon
- Pupuk buatan diberikan 2 kali setahun diberikan pada akhir musim hujan
3) Penyiraman
Ada beberapa cara pemberian air yang dapat dilakukan pada pohon induk, misalnya dengan sistem tetes menggunakan selang atau sprinkler, dengan penyiraman langsung menggunakan gembor/ember/gayung, dll. Pemberian air dilaksanakan hingga tanahdisekitar batang pohon induk tetap lembab, tetapi tidak boleh terlalu basah. Penyiraman manual cocok diterapkan di semua lahan. Keuntungan lain, penyiraman manual juga sangat gampang dilakukan, meskipun membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Sayangnya, sistem penyiraman ini, royal dalam pemakaian air. Bahkan kalau tidak dikontrol, penyiraman yang dilakukan malah sia-sia lantaran terjadinya run-off (aliran permukaan).
Untuk menghindari terjadinya aliran permukaan perlu dibuatkan semacam piringan di bawah lingkaran tajuk tanaman. Piringan tersebut bisa berupa gundukan tanah mengelilingi tajuk atau dibuat sedikit galian, sehingga piringan berada sedikit di bawah permukaan lahan. Jika lahan dipenuhi rumput, piringan cukup dibuat dengan membersihkan rumput di bawah tajuk tanaman. Pada piringan itulah air penyiraman diguyurkan. Penyiraman di kebun skala luas diperlukan sumber air yang cukup melimpah dan tersedia terus menerus. Sumber air dapat berupa waduk, sungai, mata air, galian sumur, maupun sumur bor.Posisi sumber air sebaiknya berada di dalam areal kebun atau setidaknya berada pada jarak yang tidak terlalu jauh dari areal kebun. Cara mengalirkan ke lokasi kebun tergantung pada tinggi permukaan sumber air terhadap permukaan lahan, macam sumber air dan dana yang tersedia.
Bila sumber air tersedia berupa sungai dan posisi permukaan airnya lebih tinggi dari permukaan lahan, pengaliran dapat dilakukan dengan menggunakan pipa atau saluran ke lokasi penampungan di dalam kebun. Sementara jika permukaan airnya berapa lebih rendah daripada permukaan lahan, pengaliran ke lokasi penampungan dapat dilakukan dengan sistem pompa atau diangkut menggunakan mobil tangki ke lokasi kebun. Cara pengaliran ini juga bisa diterapkan kalau sumber airnya berupa sumur atau sumur bor
Prosedur pelaksanaan dalam pengairan antara lain :
a) Sistem irigasi semimanual menggunakan pipa lateral atau selang plastik Sistem irigasi permukaan dengan sistem basin, border dan Furrow/alur Sistem irigasi micro springkle
b) Diberikan sesuai dengan kebutuhan dan dihindari pemberian air yang berlebihan sejak pemangkasan ranting sampai pembentukan tunas pucuk,kebutuhan pengairan harus cukup
c) Dua minggu sebelum panen tunas pucuk pengairan dikurangi secara perlahan-lahan; Setelah panen tunas pucuk, pohon perlu banyak air untuk memulihkan diri dari keadaan stres supaya keadaan normal. Pelaksanaannya diikuti dengan pemupukan berkadar N dan K tinggi
d) Sebaiknya pemberian air dilakukan pada sore hari.
4) Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Organisme pengganggu tanamanadalah semua makhluk hidup yang merusak tanaman, baik itu dari kelompok virus, bakteri, jamur, serangga, burung dan mamalia. Pengganggu dapat dikelompokkan dalam beberapa istilah yang lebih luas, yaitu patogen, sebagai penyebab penyakit tanaman, hama, organisme yang merusak tanaman, dan gulma, adalah tumbuhan yang merusak tanaman budidaya.Prosedur pelaksanaan dalam pengendalian OPT adalah :
a) Lakukan pengamatan terhadap OPT secara berkala (seminggu sekali);
b) Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT dan musuh alami;
c) Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan;
d) Tetapkan alternatif pengendalian untuk hama dan penyakit (pengendalian hayati/biologis, perbaikan teknik budidaya, mekanis dan atau penggunaan pestisida).
Prosedur pelaksanaan dalam penyiangan antara lain:
a) Pengamatan tingginya populasi rumput/gulma disekitar tanaman.
b) Penyiangan dilakukan dengan mencabut atau memotong rumput serta mencangkul dan membalik tanah dimana gulma tumbuh;
c) Gulma yang tumbuh di bawah tajuk pohon dibersihkan/dicabut; Diluar kanopi, gulma tidak perlu dibuang habis, cukup dipotong pendek.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi
0 komentar:
Post a Comment