-->

Ketentuan Metode Inventarisasi Flora bag 2 [end]

b) Petak Ganda
Di dalam metode ini pengambilan contoh vegetasi dilakukan dengan menggunakan banyak petak contoh yang letaknya tersebar merata. Peletakan petak contoh sebaiknyasecara sistematis. Ukuran tiap petak contoh disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan bentuk tumbuhannya.  Menurut Kusmana (1997), ukuran petak contoh untuk pohon dewasa adalah 20 m x 20 m, fase tiang adalah 10 m x 10 m,  fase pancang adalah 5 m x 5 m, dan untuk fase semai serta tumbuhan bawah menggunakan petak contoh 1 m x 1 m atau 2 m x 2 m. Sebagai illustrasi padaGambar 29disajikan cara peletakan petak contoh pada metode petak ganda


Pada metode petakgAnda semua parameter kuantitatif dapat dihitung menggunakan rumus-rumus seperti yang telah diuraikan di atas.

2) Metode Jalur 

Metode ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut kondisi tanah, topografi dan elevasi. Jalur-jalur contoh ini harus dibuat memotong garis-garis topografi, misal tegak lurus garis pantai, memotong sungai, dan menaik atau menurun lereng gunung.  Untuk lebih jelasnya, contoh petak sampling berbentuk jalur ini dapat dilihat pada Gambar 30.


Pada metode jalur seperti itu, semua parameter kuantitatif dapat dihitung menggunakan rumus-rumus seperti yang telah diuraikan di atas.

3) Metode Garis berpetak
Metode ini dapat dianggap sebagai modifikasi metode petak ganda atau metode jalur,yakni dengan cara melompati satu atau lebih petak-petak dalam jalur sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang sama. Semua parameter kuantitatif dapat dihitung menggunakan rumus-rumus seperti yang telah diuraikan di atasdan cara penghitungan semua parameter kuantitatif sama dengan cara pada petak ganda maupun pada cara jalur. Bentuk dan ukuran petak-petak pengamatan serta peletakannya pada setiap garis rintis dapat dilihat pada Gambar 31 berikut ini :


4) Metode Kombinasi
Metode kombinasi yang dimaksudkan adalah kombinasi antara metode jalur dan garis berpetak. Di dalam metode tersebut, risalah pohon dilakukan dengan metode jalur, yaitu pada jalur-jalur yang lebarnya 20 m, sedangkan untuk fase permudaan (fase poles, sapling, dan seedling) serta tumbuhan bawah digunakan metode garis berpetak.  Untuk lebih jelasnya, bentuk dan ukuran petak-petak pengamatan, serta peletakannya pada setiap garis rintis dapat dilihat pada Gambar 32. berikut ini:

5) Metode Titik Pusat Kuadran (Point Centered Quartered Method)
Metode titik pusat kuadran umumnya dipergunakan untuk pengambilan contoh vegetasi tumbuhan jika hanya vegetasi pohon yang menjadi objekkajiannya.  Metode itu mudah dikerjakan, dan lebih cepat jika akan dipergunakan untuk mengetahui komposisi jenis, tingkat dominansi, dan menaksir volume pohon.  Syarat penerapan metode kuadran adalah distribusi pohon yang akan diteliti atau diamati harus acak.  Dengan kata lain, bahwa metode ini kurang tepat dipergunakan jika populasi pohon berdistribusi mengelompok ataupun seragam (Soegianto, 1994).

Metode kuadran atau metode titik pusat kuadran merupakan metode sampling tanpa petak contoh yang dapat dilakukan secara efisien karena dalam pelaksanaannya di lapangan tidak memerlukan waktu lama dan mudah dikerjakan (Kusmana, 1997). Di dalam metode ini di setiap titik pengukuran dibuat garis absis dan ordinat khayalan, sehingga di setiap titik pengukuran terdapat empat buah quadran. Pilih satu pohon di setiap quadran yang letaknya paling dekat dengan titik pengukuran dan ukur jarak dari masing-masing pohon tersebut ke titik pengukuran. Perlu diperhatikan bahwa pengukuran dimensi pohon hanya dilakukan terhadap keempat pohon yang terpilih pada tiap-tiap kuadran.  Desain titik pengukuran dapat dilihat pada Gambar 33.


Prosedur metode ini dalam pelaksanaan di lapangan adalah:

a)Peletakan sejumlah titik contoh secara acak dalam komunitas tumbuhan. Berdasarkan pengalaman di lapangan, sebaiknya dibuat suatu seri garis arah kompas (garis rintis) dalam komunitas tumbuhan yang akan diteliti, kemudian sejumlah titik contoh dipilih secara acak atau secara teratur sepanjang garis rintis tersebut. Cottam dan Curtis (1956) menyarankan paling sedikit 20 titik contoh harus dipilih untuk meningkatkan ketelitian sampling dengan teknik ini.

b) Pembagian areal sekitar titik contoh menjadi empat kuadran yang berukuran sama (seperti Gambar 7). Hal ini dapat dilakukan dengan kompas atau bila suatu seri garis rintis digunakan kuadrankuadran tersebut dapat dibentuk dengan menggunakan garis rintis itu sendiri dan suatu garis yang tegak lurus terhadap garis rintis tersebut melatui titik contoh.

Perhitungan besaran nilai kuantitatif parameter vegetasi adalah sebagai berikut:



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment