-->

Sudut Elevasi Antena

Pada dasarnya, hanya ada satu alasan untuk memilih antena dengan benar, yaitu supaya sinyal merambat melalui lintasan yang kita harapkan, dan sampai ke penerima dengan mode propagasi terbaik yang mungkin dilakukan. Pemilihan antena bervariasi sesuai kebutuhan. Satu antena mungkin ideal untuk satu kondisi tetapi hampir tidak mungkin digunakan untuk kondisi lainnya. Dalam komunikasi radio HF, jenis antena yang paling umum digunakan adalah antena dipole setengah panjang gelombang (½ λ). Gambaran sederhana antena dipole ½ λ adalah sebagai berikut :

Sebelum memasang antena, pertama-tama harus dipelajari geometri sirkit komuni-kasinya, terutama sudut elevasi, yang biasanya diasumsikan sama pada sisi pemancar maupun penerima. Sudut elevasi dapat dihitung secara sederhana menggunakan rumus segitiga, dengan menganggap permukaan bumi dan . Kalau sudut elevasi adalah A, jarak antara pemancar dan penerima d, dan ketinggian lapisan ionosfer h, maka :

tg A = 2h/d

Untuk pemantulan oleh lapisan E, pada umumnya digunakan h=100 km, dan untuk lapisan F, h = 300 km.

Setelah kita mendapatkan sudut elevasi untuk mode yang kita harapkan, kita dapat memilih antena dengan pola radiasi dimana maksimumnya berada pada sudut elevasi yang sesuai. Pola radiasi adalah gambaran distribusi energi gelombang radio yang dikeluarkan dari antena. Energi terbesar gelombang radio akan dipancarkan dari arah puncak lengkungan pola. Ketika antena dipole ½ λ dipasang di atas tiang/menara, karena pengaruh permukaan bumi, pola radiasinya berbeda untuk ketinggian yang berbeda. Gambar dibawah memberikan contoh pola radiasi antena dipole ½ λ untuk ketinggian ½ λ ; ¼ λ; dan 1/8 λ.

Sebagai contoh, untuk komunikasi dengan jarak kurang dari 200 km (sudut elevasi 60° – 90°), antena dipole ½ λ sebaiknya dipasang pada ketinggian ¼ λ, sedangkan untuk jarak 500 – 1000 km (sudut elevasi 25° – 50°), ketinggian antena yang baik adalah ½ λ, supaya energi gelombang radio yang sampai pada penerima maksimal (MC Namara, 1991). Antena dipole dengan ketinggian 1/8 λ, akan memancarkan energi terbesarnya tegak lurus ke atas, sehingga tidak akan efektif untuk digunakan dalam komunikasi radio, kecuali untuk jarak yang sangat dekat, yang biasanya masih dapat dijangkau oleh gelombang permukaan (gelombang radio yang merambat di dekat permukaan bumi)



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Our Akuntansi


0 komentar:

Post a Comment